"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Jawaban singkat dari Ken tak membuat Retha mudah percaya begitu saja.
"Pacar lo ya?" tebak Retha seketika mendapat gelengan kepala dari Ken.
"Jangan asal nebak, bocah" ucap Ken sembari menyentil kening mulus dan bening Retha dengan pelan.
Retha mengaduh dan mengekori Ken yang berjalan ke arah taman yang tak jauh dari pasar malam.
Kedua nya duduk di kursi taman dengan boneka sebagai pembatas duduk mereka.
"Tadi lo manggil gue apa? Bocah? Hey hey! Kita cuma beda setahun ya, gue ngga sebocah itu" sungut Retha kembali teringat panggilan dari Ken.
Ken terkekeh. "Rimba yang ngomong begitu, gue cuma ngikut aja" balas Ken sembari melahap corndog dengan isi sosis besar.
"Lo tadi corndog yang mana?" tanya Ken mengalihkan pembicaraan nya.
"Mozarella" jawab Retha sembari memperlihatkan keju yang lumer dan panjang.
"Nyoba dong, lo boleh nyoba punya gue yang isi sosis jumbo" ucap Ken di angguki Retha.
Padahal kedua nya termasuk orang yang tak mau berbagi soal makanan, entah kenapa jika berdua kedua nya bisa berbagi makanan.
"Enak sih, tapi kurang pedas punya lo" Ken berkomentar setelah merasakan corndog isi mozarella.
"Gue ngga suka pedas yang pedas banget, kayak punya lo tuh" sahut Retha ikut berkomentar, bahkan usai berkomentar ia langsung minum, untung nya mereka sudah membeli minuman dingin.
"Pedas banget ya, sorry-sorry" ucap Ken melihat air di botol milik Retha tinggal setengah.
"Padahal gue icip dikit aja, tapi kenapa pedas banget ya" ujar Retha melirik ke arah corndog yang ada di tangan Ken.
Ken mengerdik bahu dan kembali menggigit corndog hingga mulut nya penuh.
Retha tertawa pelan. "Gue ngga akan minta kok, udah di icip juga jadi aman" ucap Retha melihat cara makan Ken yang begitu rakus.
"Coba lo tanyain saos deh Ta, enak sumpah" usul Ken melihat Retha tak menggunakan saos sachet yang di berikan penjual corndog.
"Masa sih?" Retha dengan ragu mengoleskan saos sachetan yang baru di buka oleh Ken. Dengan perlahan ia melahap dengan mulut kecil nya hingga bibir pinggir nya terlihat terkena saos.
"Gimana? Enak?" tanya Ken sembari mengelap saos yang ada di pinggir bibir Retha dan mengecup jempol nya sendiri.
Deg
Retha terdiam menatap ke arah Ken mencoba mencerna apa yang di lakukan oleh Ken barusan.
"Kenapa? Ngga suka? Jangan di paksa nanti beli baru lagi yang tanpa saos" tanya Ken melihat wajah tegang Retha.
"Tadi.. Lo ngapain?" tanya Retha dengan suara serak, ia sampai lupa mengunyah saking kaget nya.
"Gue? Gue ngga ngapa-ngapain" jawab Ken, ia seakan tak sadar melakukan hal itu tadi.
"Ih serius! Lo tadi ngelap bibir gue! Terus.. Lo.." pekik Retha tak melanjutkan ucapan nya yang menurut nya begitu memalukan, apalagi mereka baru bertemu hari ini.
Ken memiringkan wajah nya mencoba menatap wajah Retha yang menunduk pasrah.
"Gue bikin salah ya sama lo?" tanya Ken membuat Retha menghela nafas pelan dan mendongak menatap Ken.
Tatapan kedua nya bertemu hingga beberapa detik, sampai Retha memutuskan tatapan itu, jika tidak akan membuat jantung nya berdebar lebih kencang.
Kok bisa deg-degan sih? Dia kan bukan James yang playboy itu. Retha membatin dan kembali menundukkan kepala nya.
"Ta.." panggil Ken hendak memegang pundak Retha saat merasa Retha tak menyahut.
"Ayo pulang" ujar Retha segera berdiri dan melenggang tanpa membawa apapun, yang ia pegang hanya corndog milik nya.
Kalau soal saos, Retha akhirnya mencoba hal baru dan ia terlihat puas, tapi perlakuan Ken membuat nya gelisah tak karuan.
Ken menyusul setelah membawa tas selempang, hp, serta boneka milik Retha. Untung nya corndog nya sudah habis dan siap di buang ke tempat sampah.
"Dia kenapa ya?" gumam Ken terheran-heran dan memilih untuk berjalan lebih cepat mengejar Retha yang nampak menghindar.
Di jalan pulang, Retha mulai berani memeluk Ken. Bukan karena apa-apa, tapi mata nya sudah mulai berat, jadi lebih baik memeluk Ken agar ia tetap selamat daripada harus tidur terbaring di jalan atau lebih parah nya ke rumah sakit.
Dengan mata sayu Retha menatap kaca yang mengarah langsung pada wajah Ken. Sedangkan Ken fokus berkendara.
"Ken!" seru Retha mendapat sahutan dari Ken.
"Lo bukan sodara James kan?" cetus Retha samar terdengar oleh Ken karena suara motor nya sendiri sekaligus karena Retha yang bersandar di pundak Ken dengan mata tertutup.
"Hah? Kenapa Ta?" Ken meminta Retha mengulangi pertanyaan nya, karena bising suara motor nya membuat pertanyaan Retha tak terlalu terdengar.
Retha terdiam sejenak. Tidak mungkin kedua nya saudara, bahkan kenal saja tidak. "Ngga papa!" jawab Retha memilih memeluk erat Ken agar ia bisa memejamkan mata nya lagi.
Ken nampak tersenyum tipis melihat Retha yang memeluk nya, ini pertama kali dalam hidup Ken membonceng gadis. Bahkan Jessi pun tak pernah ia bonceng.