Devan Ganendra pergi dari rumah, karena iri dengan saudara kembarnya yang menikah dengan Dara. Karena dia juga menyukai Dara yang cantik.
Ia pergi jauh ke Jogja untuk sekedar menghilangkan penat di rumah budhe Watik.
Namun dalam perjalanan ia kecelakaan dan harus menikahi seorang wanita bernama Ceisya Lafatunnisa atau biasa dipanggil Nisa
Nisa seorang janda tanpa anak. Ia bercerai mati sebelum malam pertama.
Lika-liku kehidupan Devan di uji. Ia harus jadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama Nisa.
Bagaimana penyelesaian hubungan keluarga dengan mantan suaminya yang telah meninggal?
Atau bagaimana Devan memperjuangkan Nisa?
Lalu apakah Devan menerima dengan ikhlas kehadiran Dara sebagai iparnya?
ikuti kisah Devan Ganendra
cusss...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah Ulang Sederhana
Pagi harinya, Pak Sabar akhirnya sudah di ruang perawatan. Sementara Juanti saat ini yang menunggu.
Juanti sampai keheranan karena suaminya di rawat di ruang VVIP. Bahkan dirinya juga ikut di layani oleh pihak rumah sakit.
Sementara saat ini Nisa sedang libur karena mertuanya datang. Ia ijin cuti untuk hari ini. Semalam kedua mertuanya menginap di motel terdekat.
Sementara Mas Hasan juga ikut libur karena kedatangan tamu special, orang tuanya Devan.
Nisa dan mbak Jannah menyiapkan hidangan untuk mertuanya itu dengan ala kadarnya. Karena dadakan dan tidak tahu makanan kesukaan dari mertuanya.
"Jangan kasih tahu yang lain lho Bun!, yah?" ucap Devan kepada bunda dan ayahnya.
"Kenapa?"
"Gapapa sih. Pingin menyendiri dulu di sini!"
"Orang Davin sudah tahu kalau kamu di daerah sini. Beberapa hari lalu sama Dara mencari mu sampai ke daerah ini lho. Cuma ponselmu yang di temukan!"
"Hah!, serius Bun?" Tanya Devan.
Daniella mengangguk, kemudian memberikan ponselnya yang sudah rusak. Hanya pecah sih. Tapi masih bisa di aktifkan.
"Berarti kemarin Nisa salah paham itu kali ya?" tanyanya kemudian.
"Emang lihat?"
"Iya katanya lihat aku sama cewek. padahal hari itu aku sama mas Hasan kerja!" Sahutnya.
"Kerja?, kamu kerja apa Van?" Tanya ayahnya Devan.
"Kuli bangunan!!"
Hahahahaha.....!!!
"Bisa Van jadi kuli bangunan?" Tanya ayahnya penasaran.
"Bisalah yah!, kecil itumah!"
"Davin itu siapa Bu?" tanya mas Hasan kepada Daniella.
Ia sejak tadi memang menemani Devan bersama orang tuanya.
"Saudara kembarnya Devan!"
"Hah!, Devan punya saudara kembar?" Kaget mbak Jannah ketika datang menyuguhkan minuman dan aneka hidangan kue khas daerah sini.
"Iya!" Sahut Daniella sambil menatap kue-kue yang di suguhkan oleh mbak Jannah.
"Nis!, berarti yang kamu lihat saudara kembarnya suamimu!"
"Hah!, masa!" Sahut Nisa dari arah dapur kemudian mendatangi kedua mertuanya.
"Mirip ya?" Tanya Daniella kepada Nisa.
"Malah saya nebaknya mas Evan!"
Mereka tertawa mendengar pengakuan Nisa. Bahkan Devan yang kini terpingkal. Apalagi ia di tuduh berduaan sama cewek lain.
"Mana mau Devan deket sama cewek. Baru kali ini kamu manaklukkan seorang Devan!" Celetuk Gerald dalam suasana kemeriahan keluarga mas Hasan.
Bahkan canda tawa kedua keluarga itu membuat tetangga yang mendengar merasa iri.
"Jadi gimana mau nikah ulangnya?" tanya bunda Ella kepada Devan dan Nisa.
"Mau meriah atau sederhana!"
"Sederhana saja Bun, di KUA terus tamunya diajak makan di rumah makan. Kalau rame kan kondisi bapak sedang begitu!" Sahut Nisa. "Sedang tidak memungkinkan, apalagi entar omongan tetangga!" Lanjut Nisa menengahi persoalan pernikahan ulang dirinya dan Devan.
Nisa kini sangat akrab dengan Daniella, ibundanya Devan. Bahkan tampak sekali jika bundanya Devan itu sangat menyayangi Nisa.
Terlebih setelah mendengar cerita kisah Nisa melalui mas Hasan dan mbak Jannah semalam.
"Baiklah, sore ini kita ke KUA, untuk pernikahan ulang. Misal wali mas Hasan bisa kan?" ucap Gerald yang langsung memutuskan pernikahan ulang itu.
Memang pernikahan akan diresmikan secara hukum negara dan secara agama. Namun alangkah lebih baiknya jika dua-duanya sah menjadi sepasang suami istri menurut hukum yang berlaku.
Nisa baru tahu, jika keluarga Devan sangat menjunjung tinggi nilai pernikahan. Bahkan meminta keduanya saling melengkapi, saling mengisi dan saling menyayangi.
Benar saja, sore harinya tepat setelah sholat ashar keduanya sudah di gedung KUA untuk mengulang pernikahan. Bahkan kali ini Daniella lah yang merencanakan semuanya.
Hingga kata sah kembali terucap, membuat Devan dan Nisa merasa lega.
Setelah selesai mereka pun menuju sebuah restoran sederhana untuk perkataannya.
Warga kampung Nisa, terutama pak RT dan pak Kadus lah yang di undang untuk menjadi saksi pernikahan ini.
"Pak Kadus, nanti bawa bingkisan di bagi ke warga ya pak!" Ucap Daniella kepada Pak Kadus yang sedang menikmati hidangan.
"Baik nyonya!" Sahut pak Kadus.
Pak Kadus memang masih muda, namun ia sangat bijak dalam mengurus permasalahan kampungnya itu. Meski jika berurusan dengan keluarga Suwondo , ia akan selalu meminta pihak berwajib yang menangani.
Sudah begah dengan semua perilaku keluarga Suwondo yang sering semena-mena terhadap warga kampungnya. Padahal beda kampung lho. Tapi karena kekuasaannya itu, membuat warga segan dan enggan untuk mencari masalah dengan keluarga Suwondo.
Kira-kira seratus bungkus nasi di siapkan untuk di bagikan ke warga. Beraneka macam lauk maupun sayur juga tersedia di nasi bungkus tersebut.
Bukan nasi bungkus sih, lebih tepatnya nasi kotak.
Setelah selesai Daniella dan Gerald pamit kembali ke Jakarta. Sementara Devan tetap tinggal di rumah mas Hasan.
"Kalau butuh apa-apa bilang Devan ya!" ucap Daniella kepada Mbak Jannah ketika pamit untuk pulang.
Ella dan Gerald memang tidak memakai mobil pribadi. karena. Ia menyewa dari salah satu jasa transportasi di sekitar bandara Adisucipto Yogyakarta.
"Baik Bu!" Sahut mbak Jannah kemudian melambaikan tangan kanannya untuk berpisah dengan Daniella dan Gerald.
Kini tinggal Nisa dan Devan, serta mbak Jannah dan kedua putra putrinya. Sedang mas Hasan lebih dulu pulang bersama pak Kadus karena harus membagikan bingkisan kepada warga kampung.
"Aku duluan ya!" ucap mbak Jannah yang sedang berboncengan bertiga dengan anak-anaknya.
"Ya mbak!" sahut Nisa, kemudian menatap Devan.
"Mau pulang apa kemana?" tanya Devan kepada Nisa.
Nisa tidak menjawab pertanyaan Devan. Namun dia langsung memeluk Devan, karena hari ini sangat bahagia.
"Jalan-jalan yuk mas!" ucapnya sambil tersenyum.
Nisa melupakan ayahnya yang sedang di rumah sakit untuk sementara. Sebab di sana sudah ada Bu Juanti ibu tirinya.
"Ayuk!, kemana?"
"Ketep!" Sahut Nisa.
"Dimana itu?"
"Nanti aku tunjukkin jalannya, yuk!" Ucap Nisa sambil menyeret Devan menuju ke motor sport milik Devan. Keduanya pun berlalu meninggalkan restoran tersebut.
Ketep Pass adalah nama sebuah obyek wisata di Ketep, Sawangan, Kabupaten Magelang Jawa tengah. Ketep Pass ini merupakan objek wisata alam yang dikembangkan dengan ciri khas wisata kegunungapian, khususnya Gunung Merapi. Pada tanggal 17 Oktober 2002 Ketep Pass diresmikan sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (Sumber Wikipedia)
Devan melajukan kendaraannya perlahan menuju sebuah gardu pandang Ketep Pass, sesuai yang di maksud oleh Nisa.
Sesampainya disana, tak lupa keduanya membeli karcis untuk bisa masuk.
Sebuah pemandangan gunung Merapi tampak dari sisi tempat berdiri Nisa dan Devan.
Devan mendekap erat Nisa dari belakang. Melihat indahnya sisi gunung dari gardu pandang Ketep pass.
Selesai berkeliling, Devan mengajak Nisa membeli jajanan di pinggir jalan. Ada mendoan dan juga beberapa makanan siap saji di sana.
Devan memilih warung lesehan untuk menikmati segelas teh dan gorengan panas di tempat yang dingin ini. Nisa selalu duduk di sebelah Devan. seperti enggan untuk terpisahkan.
Canda tawa keduanya membuat iri pengunjung yang sedang menikmati suasana sore di jalanan Ketep pass ini.
.
.
.
BERSAMBUNG
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
ibu tirinya, Nisa???
lanjut thor ceritanya
lanjutkan
jadi semangat bacanya deh
kog bisa2nya kek gitu
kan mayan ada devan yg jadi jaminan
cwek tuh perlu bukti ucapan juga lhooo
pokoknya yg bilang habiskan semua nya 😅😅😅😅