NovelToon NovelToon
Mendadak Papa

Mendadak Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Menikah Karena Anak
Popularitas:31.8k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Hail Abizar, laki-laki mapan berusia 31 tahun. Belum menikah dan belum punya pacar. Tapi tiba-tiba saja ada anak yang memanggilnya Papa?

"Papa... papa...!" rengek gadis itu sambil mendongak dengan senyum lebar.

Binar penuh rindu dan bahagia menyeruak dari sorot mata kecilnya. Pria itu menatap ke bawah, terpaku.

Siapa gadis ini? pikirnya panik.

Kenapa dia memanggilku, Papa? Aku bahkan belum menikah... kenapa ada anak kecil manggil aku papa?! apa jangan- jangan dia anak dari wanita itu ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eve?

Taman itu masih sama. Rindang, penuh tawa anak-anak, aroma rumput basah sehabis hujan dan cahaya lembut surya yang menerobos celah dedaunan. Seorang laki-laki berambut blonde dengan stelan hitamnya berdiri tegak, menatap anak-anak yang sedang bermain dengan pengawasan orang tua. Cukup lama Hail berdiri di tempat itu, di tempat pertama kali dia mendengar suara kecil itu memanggilnya Papa.

Hari ini, dia kembali ke sini bukan sekadar bernostalgia. Ada urusan pembelian tanah tak jauh dari sini. Tanah yang akan ia jadikan restoran. Mimpinya mulai berwujud, satu per satu. Tapi tidak dapat Hail pungkiri, dia memikirkan Cala. Mahluk mungil yang imut manis dan mengemaskan itu. Sudah hampir dua minggu berlalu sejak pertemuan dia dengan gadis kecil itu. Tapi janji yang ia buat dengan Cala selalu berputar di otaknya, setiap detik seakan memutar ulang pertemuan singkat itu, anak kecil dengan suara manis dan tatapan yang entah kenapa… menancap di dadanya.

“Siapa kamu, Cala…” gumamnya.

Matanya menyapu seluruh taman. Anak-anak berlarian. Ada yang main ayunan, seluncuran, hingga kejar-kejaran. Tapi tak ada Cala. Tak ada suara “Papa”.

Hail menghela napas. "Ngarep apa sih gue. mungkin anak itu salah ngenalin orang. Dia nggak mungkin beneran anak gue."

Pria berkemaja hitam itu memutuskan pergi sebentar. Mungkin membeli kopi bisa membuat pikirannya sedikit lebih jernih. Sekedar menikmati waktu tenang sebelum kembali berkutat dengan mesin di bengkel nanti.

Minimarket di seberang taman jadi tujuannya, tempat yang sama dimana dia membeli es kim jerawatan bersama Cala. Suasana di dalam cukup sepi, hanya beberapa pengunjung saja. Hail melangkah masuk, menyusuri lorong-lorong snack dengan langkah malas. Lalu berbelok kearah lemari pendingin. Ia berdiri diam, menatap jajaran kopi dengan berbagai varian rasa dan merk. Dengan malas tangannya menarik handel lemari pendingin, terulur mengambil kopi hitam favoritnya.

Setelah menutup pintu kaca, Hail berniat menuju rak snack, untuk mecari teman sang kopi agar tidak sepi. Namun langkahnya terhenti di tengan jalan. Ada seorang wanita berdiri menghalangi langkahnya. Lorong itu tidak terlalu luas, meski tubuh wanita itu mungil, tapi tetap saja Hail tidak bisa lewat jika mereka tidak sama-sama memiringkan badan.

"Mbak permisi, bisa saya lewat," ujar Hail dengan sopan.

Tapi wanita dengan rambut di ikat asal itu hanya diam. Menatapnya dengan mata melotot, meski ia memakai masker tapi raut wajah terkejut bisa Hail rasakan dari sorot matanya. Seolah melihat setan, apa wanita ini indigo? Atau memang dia terpesona dengan ketampanan pia matang ini?

Hail ikut diam, menelisik cara wanita itu berpakain. Jaket longgar, dan totebag yang tampak sudah tua, yang seperinya ia familiar.

Hail mengerutkan kening. Wanita didepannya tetap diam seperti patung.

“Permisi Mbak, bisa minggir sedikit? Saya mau lewat,” ucapnya datar bercampur kesal

Wanita itu tak bergerak. Hail sudah hendak melangkah lebih dekat ketika tiba-tiba suara kecil dari belakang tubuh wanita itu membuat darahnya seperti berhenti mengalir.

“Papa!”

Hail terdiam. Tubuhnya menegang.

Ia menengok. Dari balik kaki wanita itu, Cala muncul, dengan wajah polos, pipi tembam, dan senyum manis. Kali ini rambutya diikat tinggi dan dikepan dua, ikut berayun saat gadis itu bergerak, lucu sekali.

“Papa…” Panggil Cala lagi. Kini gadis kecil itu sudah berdiri di samping si wanita patung.

Wanita itu seperti tersadar dan tampak panik. Ia tergesa-gesa membungkuk dan memegang bahu Cala.

"Cala dia bukan Papa," gumam Evelyn panik. Ia mencoba menenangkan, Cala.

Evelyn sangat berharap berharap waktu bisa diputar, dan memilih langsung pulang. Tanpa mampir ke minimarket ini. Cala menggeleng ribut, gadis dengan baju bergambar Cinanamonroll itu sangat yakin jika pria ini benar papanya, tapi kenapa sang Mama bilang bukan?

"Itu Papa, Ma ...."

“Cala sayang… itu bukan Papa,” bisiknya cepat sambil melirik Hail yang masih berdiri di lorong minuman.

Cala menggeleng keras. Matanya yang bening mulai berair.

“Itu Papa! Sama tayak yang di hape Mama!” suaranya meninggi sambil menunjuk Hail.

“Itu Papa Cala .. Papa Cala ...!”

Evelyn meletakkan telunjuknya di bibir mungil Cala. Lalu menggeleng pelan. Cala diam, bibirnya melengkung kebawah. Mata kecilnya sudah memerah dan berkaca-kaca. Evelyn tentu tidak tega melihat Cala seperti itu, tapi dia juga harus melakukan ini.

"Kita pulang." Wanita itu mengangkat tubuh mungil Cala.

Cala hanya diam, tapi sorot matanya sela meminta Hail untuk tinggal. Tak rela, Cala masih ingin bersamanya.

"Kamu Mamanya Cala?" tanya Hail yang sejak tadi diam memperhatikan interaksi dua wanita beda usia itu.

Evelyn hanya diam, terpaku. Tanpa sadar tangannya mengepal kuat, meremas baju Cala.

Hail, yang sejak tadi diam dan menatap keduanya, mulai merasakan sensasi asing di dadanya. Otaknya bekerja keras. Mencoba mengurai simpul yang pernah ada.

Suaranya. Tatapan matanya. Familiar. Perlahan, potongan-potongan wajah masa lalu muncul di kepalanya. Gadis yang dulu ia kenal, yang dulu mengisi hari-harinya. Wajahnya memang sedikit berbeda sekarang—lebih dewasa, lelah, tapi tatapan itu tak berubah.

“Eve…” suara Hail berat. “It is you?”

Evelyn terdiam. Napasnya tercekat. Dengan cepat ia menggendong Cala ke pelukannya, hendak pergi. Tapi Hail melangkah cepat dan meraih tangan Evelyn sebelum ia sempat menjauh.

“Evelyn, tunggu—”

“Lepaskan aku,” desis Evelyn, suaranya serak menahan gemuruh yang hampir meledak.

Hail menatapnya lekat, tak percaya. “Kenapa kamu ada di sini? Dan—Cala… dia—dia anak kita?”

Mata Evelyn mulai berkaca, dan ketegangan makin terasa di lorong kecil itu. Cala memeluk Evelyn erat, sementara Hail masih menahan tangan Evelyn dengan tatapan yang tak sanggup menyembunyikan keterkejutannya.

1
Fuji Aisar
sabar bima Galang Dirga, ini itu latihan kalo kalian punya anak GK kaget lagi /Joyful//Joyful/
Fuji Aisar
bisa gk sih Thor si Ishak ini dapat karma atau apa gitu. geram kali aku liat tingkahnya yang sok itu
Fuji Aisar
jangan kamu pikir bisa mengendalikan dan merusak mental orang ya Ishak. dulu aka kamu rusak mental nya sekarang Evelyn? hail GK akan pernah biarin itu untuk kedua kalinya
Aishiteru❤‍🔥
teruntuk pak Indra...
jangan sampai ada cakra ke dua lagi yaa pakk...
🪷Pembaca Goib🪷
semangat hail..
kamu pasti bisa membuktikan kalau papa nya evelyn gak bersalah. dia hanya di fitnah seseorang.
Yanti99
ayo hail tunjukan pada PP mu semoga aja ku menemukan kebenaran siapa penghianat yg sebenarnya yg mau menjatuhkan perusahaan PP mu..enak ya kalau punya banyak duit mah wkwj
Fitri Herra
.awww di chat Eve dong😅
Kodok Kejengkit
evelyn, kamu sangat kuat, berjuang sendirian demi membesarkan dan membahagiakan cala, tanpa lelah kamu jalani kehidupan yg keras. namun sekarang biarlah beban yg kamu rasakan kini dirasakan oleh hail juga.
SusiVikers
semoga aja hail bisa segera mengungkap kebenaran nya ya biar dapet restu dari papa Indra supaya bisa bersama Evelyn /Chuckle//Chuckle/
aduduh untung bgt ya ada ob lewat bawa mie goreng jadi hail gak lama² deh di luar nya
Queen shy
semangat membuktikan ucapanmu Hail, cuma tiga bulan loh.
eh kebetulan yg disengaja nih, ada OB bawa makanan. jadi alasan hail tepat
Kodok Kejengkit
eve kamu ign sok kuat, pdhl kamu sakit dan begitu rapuh. eve, kamu tuh butuh hail, buang perasaan burukmu kamu terhadap hail. jadikan hail tempat ternyaman kamu
Aulia Zahra
wah jangan jangan bener papa nya Evelyn ga bersalah hail cari tahu kebenarannya
Zahra Nisa
hail ada ja ide nya .....d pikir papa indra mau marah ternyata masih bijaksana
LISA
Semangat terus y Hail utk membuktikan kalau Papanya Eve tidak bersalah..
Puput Assyfa
semua demi Evelyn apapun bisa,untung banyak nih OB tp berkat Dy hail selamat dr alasannya.
sudah saatnya hail berjuang untuk mencari kebenaran untuk ayahnya Eve
Novita
pertarungan Hail untuk mendapatkan Evelyn segera dimulai.. semoga apa yg Hail butuhkan dalam 3bulan bisa didapatkan.. semangattt Hail demi calon istri 🤭🤭
Zii
ambil aja uangnya mas. lumayan tuh dikasih om hail
Fitri HY
.masih mnding lah papa Indra bolehin Hail cari tau dan buktinya,smga berhasil
Fitri HY
."cerdas" Hail untung ketemu mas OB
Lilis Ika Supriatna
dengar apa kata Hail pak Indra,,, jgn sampai anda mengulang kesalahan yg sama lg.. bnar apa kata Hail cukup Cakra saja untuk kali ini jgn.,,, dn ya biarkan Hail membuka kembali kasus lama itu sama seperti halnya Hail mencari bukti ttng kematian lestari mama nya Cakra,,, dn aku yakin kali ini jg Hail pasti berhasil 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!