Seorang gadis yang yang bernama Ana terpaksa menerima perjodohan dari orang tua dan keluarga, setelah lima tahun pernikahannya, suami Ana mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada kakinya.
Selama sebulan penuh Ana merawat suaminya dengan ikhlas hingga suaminya pulih kembali seperti semula.
Di saat Ana bahagia karena kesembuhan cedera suaminya, Ana di kejutkan dengan hilangnya sang suami yang entah pergi kemana, tanpa pamit dan memberi kabar apapun padanya, sehingga membuat Ana beserta keluarga bingung dan terus mencari keberadaan sang suami.
Akankah Ana bertemu lagi dengan suaminya yang tiba-tiba menghilang itu, dan apakah alasan menghilangnya suami Ana.
Penasaran... Yu baca kisah Ana selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀
Mereka pergi bersama dengan mobil masing-masing beriringan, karena tempat yang akan mereka tuju adalah tempat restoran yang sama.
Andi dan Rey juga ikut karena mereka memang di ajak untuk makan malam bersama keluarga Ana dan Ridho.
Sesampainya di sana, tanpa menunggu lama lagi mereka langsung masuk dan benar saja mereka sudah di tunggu oleh dua keluarga itu.
Ana langsung di sambut kedua orang tua dan juga ketiga anaknya.
Sedangkan Ridho langsung di sambut oleh ayahnya dan juga neneknya, sedangkan ibunya sudah meninggal saat Ridho di lahirkan.
" Ayo anak - anak silahkan duduk kita akan makan malam terlebih dahulu" ucap Burhan setelah menyambut kedatangan Ana dan Ridho.
Mereka semua mengangguk lalu makan malam dengan senangnya.
Selama menikmati makan malam itu tidak sedetik pun pandangan Ridho teralihkan, ia hanya menatap Ana sedari tadi.
Dan itu tidak luput dari perhatian mereka semua dan Ana juga menyadarinya, Ana biarkan saja karena pandangan sahabatnya itu sudah tidak wajar makanya sangat malas Ana tanggapi.
" Shuutt, shuutt.. " bisik nenek Ridho pada kedua lelaki paruh baya yang terus memperhatikan Ridho.
Sedangkan ketiga anak Ana hanya Arkan yang menyadari itu, putra sulung Ana itu tampak sedikit kesal karena seseorang berani menatap ibunya seperti itu.
Ehem...
Arkan berdehem sambil menatap tajam pada Ridho.
Ridho yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya pada pria kecil di samping Ana yang sudah memandangnya dengan tatapan tajam.
" Astaga, aku lupa dia punya tiga bodyguard, sepertinya akan sulit langkah ini " gumam Ridho dalam hati sambil menundukkan pandangannya.
Melihat itu mereka semua tersenyum pelan menertawakan kedua pria beda usia itu.
Sedangkan Ana juga hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya, karena ia sangat mengerti arti dari tatapan keduanya.
Usia Ana sekarang suka tidak muda lagi, ia sudah memiliki tiga orang putra, yang mana pada masa seperti itu sudah pernah ia lalui dan rasakan ketika saat masih bersama almarhum suaminya dulu.
Jadi sekarang situasi seperti ini sudah biasa ia hadapi, apalagi Ana baru saja kehilangan suami, belum terpikir lagi bagi Ana untuk mencari pengganti sang suami, meskipun Ana tahu ketiga anaknya memang membutuhkan figur seorang ayah sekarang.
Setelah selesai makan, langsung saja Burhan menyampaikan niatnya.
" Oke baiklah karena kita semua sudah selesai makan, saya akan mulai tujuan penting pertemuan ini. " kata Burhan menghentikan sejenak ucapannya sambil memperhatikan mereka semua.
Mereka semua mengangguk kecuali anak - anak yang memang tidak mengerti dengan itu.
" Jadi di sini saya dan Arman berencana menjodohkan Ridho anak saya dan Ana putri Arman, lebih tepatnya saya yang mengusulkan perjodohan ini, bagaimana ridho Ana dan yang lainnya setuju dengan ini?" ucap Burhan lagi.
Mendengar itu Ana ridho dan kedua asisten mereka sangat terkejut, beda dengan para orang tua yang sudah mengetahui lebih dulu karena sudah di rencanakan.
Ana dan Ridho saling pandang tapi dengan raut wajah yang berbeda.
Ridho terkejut sekaligus senang, sedangkan Ana terkejut sekaligus tidak setuju karena ia masih belum terpikirkan untuk memiliki pasangan kembali, setelah apa yang sudah terjadi padanya.
" Kami sebagai orang tua, tidak bisa mengambil keputusan, semua keputusan kami serahkan pada Ana, karena dia yang berhak memutuskan" ucap Arman yang langsung menatap putrinya itu.
Mendengar itu Ana juga langsung menatap kedua orang tuanya, ia ingat dulu kedua orang tuanya lah yang memaksa menikahkan dia dengan orang yang tidak ia kenal
Dan sekarang berbeda, itulah yang membuat Ana menatap mereka.
" Bagaimana Ridho, Ana apa kalian berdua setuju" tanya Burhan
Ridho dan Ana kembali saling pandang tapi dengan tatapan saling bertanya.
Sedangkan yang lainnya menunggu saja jawab mereka dengan penasaran.
Mendengar itu Ana angkat bicara terlebih dahulu sebelum Ridho menjawab.
" Mm, Om boleh Ana bicara berdua sama Ridho terlebih dahulu " ucap Ana sambil berdiri menghampiri sahabatnya itu.
Mendengar itu Ridho mengerti lalu menyetujui ucapan Ana.
" Masalah ini sebaiknya kami bicarakan berdua dulu Pah, kami ijin pergi sebentar " ucap Ridho yang juga di anggukan Ana.
" Baiklah, silahkan kalian berdua rundingkan terlebih dahulu, kami akan tunggu jawaban kalian " sahut Burhan mengerti dan juga di anggukan mereka semua.
Setelah itu langsung saja Ana membawa Ridho menjauh dari rombongan keluarga mereka, yaitu ke taman di luar restoran itu.
" Mommy dan Om itu mau kemana Nek?" tanya Arkan setelah melihat kepergian ibunya.
" Oh mereka mau bicara sebentar sayang, kita tunggu di sini saja ya. " jawab Rima memberi pengertian pada cucu sulungnya itu.
" Arkan, kalau boleh Kakek tanya, apa Arkan mau punya papah baru lagi ?" tanya Burhan yang langsung menanyakan pada cucu sahabatnya itu.
" Adek - adek juga mau kalau punya papah baru lagi?" tanya nenek Ridho pada dua anak Ana lainnya.
Mendengar itu ketiga anak Ana saling pandang, dari pandangan mereka bertiga sepertinya mereka sedang berdiskusi secara diam-diam.
Melihat ketiga anak itu para orang tua juga saling pandang dengan pikiran mereka masing-masing.
Begitu juga dengan Andi dan Rey mereka kembali saling pandang melihat situasi seperti itu.
Setelah di rasa cukup mereka saling pandang dengan diskusi dalam diamnya, akhirnya Arkan angkat bicara mewakili kedua adiknya, menyampaikan hasil diskusi mereka.
" Kami bertiga mau saja punya papah baru, tapi tidak semudah itu" jawab Arkan yang juga di anggukan kedua adiknya.
Mendengar itu mereka semua bingung.
" Maksud Arkan bagaimana?" tanya Burhan lagi. Sedangkan yang lain mendengarnya saja sambil penasaran dengan anak itu.
" Kami harus mengujinya terlebih dahulu, apa beliau pantas menjadi papah kami, kami harus lihat terlebih dahulu seberapa tulus beliau pada mommy kami dan kami juga tentunya " ucap Arkan lagi yang kembali di anggukan kedua adiknya itu.
" Oh hahaha... Baiklah kakek mengerti, baiklah semua itu terserah kalian saja, terserah bagaimana enaknya kalian, yang penting kakek sangat senang kalau kalian bertiga mau jadi cucu kakek " ucap Burhan yang mengerti dengan maksud ketiga cucu sahabatnya itu.
" Nenek buyut juga mengerti, asal kalian bersedia nenek buyut ijinkan kalian menilai calon papah baru kalian terlebih dahulu, agar kalian bertiga yakin dengannya" ucap nenek Ridho yang juga mengerti.
Mendengar itu semua juga langsung mengangguk mengerti dengan maksud ketiga anak Ana itu dan langsung tertawa bersama, membayangkan bagaimana cara ketiga anak itu menguji ketulusan calon ayah baru mereka.
Berbeda dengan dua asisten itu yang sedikit khawatir pada kedua atasannya, apa yang akan ketiga anak Ana itu lakukan, dan berharap mereka tidak akan direpotkan kedepannya oleh atasan mereka.
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀