apa jadinya apabila seorang gadis bar-bar dan juga cegil tiba-tiba dijodohkan dengan seorang CEO yang terkenal dingin dan juga anti wanita ?
keseruan apakah yang akan terjadi jika keduanya disatukan ?, biar tidak penasaran yuk ikuti saja kisah mereka 🙂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. ke mall
" kenapa mama nyetir sendirian emang papa kemana ?"tanya Nadhira lagi yang merasa penasaran.
" waktu itu Haris sedang keluar kota, ibunya Gibran tidak ikut bareng Oma karena ingin memberikan hadiah dulu untuk Gibran "jelas Oma lagi, Nadhira hanya mengangguk mengerti.
" waktu itu Gibran sangat terpukul,ia terus menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa mamanya "ucap buk Diana sambil menghela nafas panjang.
" rasanya pasti sangat berat harus kehilangan orang yang sangat kita sayangi "ucap Nadhira yang ikut sedih mendengarnya.
" setelah kehilangan mamanya Gibran berubah menjadi sosok yang pendiam dan dingin, ditambah lagi dia juga kecewa kepada ayahnya yang menikah lagi tak lama setelah ibunya meninggal "ucap buk Diana sambil menutup kembali kotak kayu tersebut.
Nadhira tidak menyangka dibalik wajah dingin Gibran ada luka yang disembunyikan.
" Oma harap kamu bersabar ya dengan sikap Gibran, sebenarnya dia begitu karena kurang kasih sayang "ucap Oma sambil memegang tangan Nadhira.
" iya Oma "ucap Nadhira sambil tersenyum.
" yasudah kalau begitu Oma istirahat ya, Nadhira mau kembali ke kamar dulu "ucap Nadhira sambil beranjak bangun.
" iya sayang "ucap buk Diana sambil tersenyum.
" kalau dipikir-pikir kasian juga dengan si beruang kutub, tapi aku tetap kembali ke rencana awal "Nadhira berdialog sendiri sambil berjalan menuju kamarnya.
" kalau dia benaran gay aku akan langsung minta cerai tanpa berpikir dua kali, amit-amit deh kalo punya suami gay "ucap Nadhira yang merasa geli bila memikirkannya.
" klek "Nadhira masuk kedalam kamar dan melihat Gibran sedang duduk di sofa dengan berpangku laptop dipangkuan nya.
Nadhira pun duduk terdiam di atas kasur sambil menatap kearah Gibran yang tidak bisa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari laptopnya.
Nadhira merebahkan dirinya di atas kasur sambil menatap kearah langit-langit kamar.
" drrrtt…"ponsel Nadhira berdering.
" ya sayang kenapa ?"mendengar kata sayang Gibran yang sedang fokus pada laptop nya pun menoleh kearah istrinya.
" enggak usah sayang sayang geli gue "gerutu Jihan diseberang.
" ada apa ?"tanya Nadhira sambil melirik sekilas kearah Gibran yang sedang menatap kearahnya.
" kamu lagi sibuk tidak ?"tanya Jihan
" kenapa nanya-nanya ?"ucap Nadhira yang membuat Jihan berdecak kesal.
" mentang-mentang udah nikah songong ya ?"gerutu Jihan.
" siapa suruh tidak nikah "ucap Nadhira dengan santai.
" jalan-jalan yuk,bosan nih gue "ajak Jihan
" kalau ditraktir sih aku mau "ucap Nadhira
" kau tidak malu sudah menikah dengan orang kaya tapi masih minta ditraktir ?"ejek Jihan
" ngapain harus malu ? Kan biar irit "ucap Nadhira dengan santai.
" terserah kau lah, jadi tidak perginya nihh ?"ucap Jihan yang tidak mau ambil pusing.
" lain kali aja aku lagi mager "ucap Nadhira sambil memeluk bantal guling.
" resek Lo "gerutu Jihan yang merasa kesal sambil memutuskan panggilannya.
karena tidak tahu harus ngapain Nadhira memilih tarik selimut dan tidur.
( sementara di tempat lain ),Sandra duduk di samping buk Laras dengan wajah cemberut.
" kau kenapa ?"tanya Laras sambil menyeruput tehnya.
" mereka nginep berapa lama sih disana ?"tanya Sandra.
" Tante tidak tahu "ucap buk Laras sambil meletakkan gelasnya di atas meja.
" gimana caranya aku dekati Gibran kalau dia nginep di sana ?"ucap Sandra yang merasa kesal.
" Tante yakin mereka tidak akan lama nginep di sana "ucap buk Laras
" Tante juga harus bantuin aku dong untuk dapatin Gibran "ucap Sandra sambil memegang tangan buk Laras.
" emang kamu mau Tante lakuin apa ?"tanya buk Laras.
" pertama-tama kita harus membuat gadis itu keluar dari rumah ini "ucap Sandra sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
" kamu punya rencana ?"tanya buk Laras sambil menatap kearah Sandra.
" Tante lihat saja nanti "ucap Sandra sambil tersenyum menyeringai.
...**...
Nadhira masuk kedalam kamar dan berjalan menghampiri Gibran yang sedang duduk santai sambil bermain ponselnya di sofa.
" kita jalan-jalan yuk "ajak Nadhira sambil duduk di samping Gibran.
" bosan nih dirumah terus "ucap Nadhira sambil menatap kearah Gibran yang sedang fokus pada ponselnya.
" kamu dengar aku tidak sih ?"tanya Nadhira yang merasa kesal.
" pergi aja sendiri aku sedang sibuk "ucap Gibran tanpa menoleh kearah istrinya.
" emang kau sibuk apaan sih ? dari pagi hingga sore enggak kelar kelar "semprot Nadhira yang merasa kesal.
" tau gitu mending aku tidak usah ikut saja kesini "ucap Nadhira sambil beranjak bangun dan pergi menuju kamar mandi.
Gibran pun menoleh kearah pintu kamar mandi yang ditutup kasar oleh istrinya.
Keluar dari kamar mandi Nadhira langsung mengambil tas dan ponselnya lalu beranjak pergi,
sampai di depan pintu ia berhenti lalu berbalik menghampiri Gibran.
" ayok pergi nanti malam saja dilanjutin "rengek Nadhira sambil berdiri di samping Gibran.
" ayok "bujuk Nadhira sambil menarik tangan Gibran.
" hah !"Gibran hanya bisa menghela nafas panjang sambil menatap kearah istrinya yang bertingkah seperti anak kecil.
" cepat bangun !"ucap Nadhira sambil menarik tangan Gibran.
" aku ganti baju dulu "ucap Gibran akhirnya setuju untuk pergi.
" iya "ucap Nadhira sambil tersenyum senang.
selesai Gibran mengganti baju mereka pun langsung turun kebawah.
" pada mau kemana ?"tanya Oma yang melihat mereka sudah rapi.
" kami mau jalan-jalan, Oma mau ikut ?"ucap Nadhira.
" kalian aja yang pergi Oma dirumah saja "ucap buk Diana
" yasudah kalau begitu kami pergi dulu Oma "ucap Nadhira sambil menyalami buk Diana.
" kalian hati-hati ya "ucap buk Diana
" iya Oma "ucap Nadhira sambil pergi.
" ini mau kemana ?"tanya Gibran sambil menyetir mobilnya.
" ke mall "ucap Nadhira sambil memasang sabuk pengamannya.
( 15 menit kemudian ) mereka pun sampai di sebuah mall terdekat.
" aku boleh beli baju tidak ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah Gibran.
" terserah kau "ucap Gibran dengan malas, mendengar itu Nadhira langsung tersenyum senang sambil pergi memilih baju yang ia suka.
" titip ya mbak, nanti saya ambil "ucap Nadhira sambil memberikan baju-baju yang sudah di pilihnya kepada pelayan.
" iya "ucap pelayan tesebut sambil tersenyum.
" ayok kita makan "ucap Nadhira sambil menghampiri Gibran yang sedang menunggunya sambil bermain ponsel.
" kenapa sih ?"tanya Nadhira yang melihat Gibran melepaskan tangannya tidak mau digandeng.
" malu dilihat orang "ucap Gibran dengan singkat sambil berjalan duluan.
" cih !"Nadhira berdecak kesal sambil berjalan mengikuti Gibran.
Mereka pun duduk di kursi dan memesan makanannya.
" mohon tunggu sebentar "ucap pelayan sambil pergi.
" iya "ucap Nadhira sambil tersenyum
" mau kemana ?"tanya Nadhira yang melihat Gibran beranjak bangun dari tempat duduknya.
" toilet "ucap Gibran sambil pergi.
" oh "ucap Nadhira sambil duduk bersandar di kursi menunggu makanannya datang.
tak lama Gibran kembali dari toilet bertepatan dengan pesanan mereka juga datang.
" selamat menikmati "ucap pelayan sambil pergi, Nadhira hanya mengangguk sambil mengambil makanannya.