Lisa mencoba mempertahankan pernikahannya,yang sudah tidak sehat demi anak nya karena anaknya begitu dekat dengan ayahnya.Tapi seiring berjalannya waktu suami dan mertuanya semakin tidak menghargainya,dan bahkan mertuanya dengan terangan-terangan mendukung suaminya untuk selingkuh.
Apakah lisa mampu mempertahankan rumah tangganya yang sudah tidak sehat apakah dia berani bercerai dengan suaminya yang selalu mengancam anak ikut dengannya sementara dia begitu mencintai papanya.
Ikuti kisah ini jangan lupa dukuangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis remahan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 ~ Dia anak mu juga mas ~
Lisa menghentikan langkahnya lalu meletakkan kembali barang-barangnya,dia menatap suaminya dengan tatapan sinis,dia tidak menyangka akan mendengar jawaban suaminya itu.
" Mas Celin itu anak kita berdua bukan anakku saja,sudah cukup ya sejak kecil kamu tidak pernah memberikan uang untuk membeli semua kebutuhannya,sekarang untuk menjaganya saja kamu keberatan hah..??"
"Diam kamu Lisa,lancang sekali mulut mu berbicara seperti itu,jangan berlagak kamu seperti wanita paling banyak berkorban kalau bukan karena anakku kamu pasti menikah dengan pria yang tidak bisa memberikan hunian yang layak untukmu dan juga anak itu,kenapa terlalu banyak menuntut!!?" Tiba-tiba Ratih keluar dari kamar lalu membela anaknya yang begitu berharga baginya.
Ratih habis memaki-maki Lisa dihadapan suaminya dan juga adik iparnya yang juga sesekali mendukung semua ucapan ibunya,dan yang paling sakitnya sedikit pun tidak ada pembelaan dari mulut suaminya dia malah asik bermain ponsel.
" Seharusnya kamu tau diri,sebagai menantu sudah seharusnya kamu melayani semua yang ada di ruma ini,kalau ada uangmu berikan padaku sebagai mertua bukan menuntut seperti itu." Ucap Ratih lagi.
" Jadi kalau suatu saat Viona menikah ibu rela dia jadi budak keluarga suaminya begitu maksud ibu?"Ucap Lisa membuat Ratih terdiam untuk sesaat.
" Aku menyekolahkan anakku tinggi-tinggi kelak anakku pasti jadi wanita karir jadi tidak mungkin anakku jadi budak,siapa suruh orang tuamu tidak menyekolahkan kamu,sekarang urus anakmu jangan limpahkan tanggung jawabmu sebagai istri kepada suami mu paham..!!?" Lisa melihat suaminya,dia sama sekali tidak peduli dengan perdebatan ibu dan istrinya dan bahkan pria itu lebih membela ibunya.
" Baik bu,semoga harapan ibu tercapai,anak gadis ibu bisa menjadi wanita karir kelak dia dihargai mertuanya.Tapi ibu harus ingat karma akan tetap berlaku." Ucap Lisa lalu dia mengambil Celin dari kamar dan menggendongnya.
"Kamu..!!! Semakin lama aku semakin muak melihat tingkah istrimu,aku benar-benar tidak tahan lagi membiarkan dia tinggal di rumah ini,aku mau lihat kemana dia pergi membawa anaknya kalau kalian sudah cerai." Ratih terus mengomel,dia tampak sangat marah mendengar ucapan Lisa.
" Bu..Kalau pun aku cerai dari lisa,Celin akan tetap tinggal bersamaku,biar bagaimana pun dia itu anakku darah dagingku aku menyanyaginya." Jawab Antoni setelah Lisa meninggalkan rumah.
" Bodoh sekali kamu pikir Mona mau memenuhi kebutuhan anak itu kelak,untuk apa kamu menambah beban di rumah ini,ingat Viona masih kuliah begitu banyak biaya yang harus kamu penuhi,biarkan dia pergi tanpa membawa apa pun dari rumah ini kecuali anak itu,ibu tidak mau anak itu menjadi beban di kemudian hari,lagian kalau kamu menikah dengan Mona kamu pasti masih bisa memiliki anak."
Antoni hanya diam mendengar jawaban ibunya,karena sulit baginya memaksa keinginnya kalau ibunya sudah tidak menginginkannya.
" Tumben hari sabtu Celin di titipkan kemana bapaknya?" Tanya wanita yang menjaga Celin setiap harinya.
" Di rumah mbak,lagi sibuk maaf ya mbak sudah merepotkan." Ucap Lisa sembari memberikan Lisa yang masih tertidur pulas.
"Tidak papa,aku malah kesepian kalau tidak ada Celin." Jawab wanita itu.Lisa buru-buru meninggalkan Celin dan wanita itu karena perdebatan tadi bersama mertua dan suaminya alhasil sekarang dia malah terlambat dia takut para pelangganya sudah pergi.
****
Sementara itu pagi-pagi sekitar jam sembilan pagi Antoni meninggalkan rumahnya hari ini dia ada janji dengan Mona untuk bertemu di cafe langganan mereka.
Ratih tersenyum melihat semangat Antoni untuk menemui Mona,rambutnya yang rapi dan aroma parfumnya menandakan kalau Antoni sudah jatuh cinta kepada Mona.
" Semoga saja hubungan mereka berjalan dengan lancar aku sudah tidak sabar punya menantu kaya raya dan punya karir yang bagus,itu artinya aku pasti juga kecipratan uang dari menantuku nanti.Bukan kayak menantu kere kayak sekarang sudah miskin banyak tingkah lagi sungguh membuatku muak." Ucapannya lagi tiba-tiba kesal mengingat pertengkaran mereka tadi pagi.
Antoni membayar uang taksinya setelah sampai diparkiran cafe tempat dimana Mona menunggunya.Hari ini dia sengaja tidak membawa sepeda motornya karena mereka janjian akan pulang bersama.
" Hai...?" Sapa Antoni setelah bertemu Mona di dalam cafe.
" Kamu sudah datang mas?"
" Seperti yang kamu lihat,aku langsung buru-buru kemari setelah kamu mengirim pesan untukku.Tapi ngomong-ngomong,wajahmu pucat sekali kamu lagi sakit ya?" Tanya Antoni setelah melihat wajah pucat Mona.
" Ti_tidak kok,biasa mas lagi datang bulan jadi bawannya lemas." Jawab Mona gugup dia takut sekali kalau sampai Antoni curiga kalau dia hamil.
" Ya sudah lebih baik kita ke rumahku saja,di rumah kamu bisa istrahat dengan nyaman,aku khawatir sama kamu,kelihatan sekali wajah mu yang pucat." Jawab Antoni menunjukkan perhatiannya.
" Aku takut istrimu mas,bagaimana bisa kamu membawa wanita lain ke rumah,sementara istrimu ada."
" Sudah,tidak perlu kamu pikirkan itu,aku lebih takut kalau sesuatu terjadi padamu." Jawab Antoni lalu menarik tangan Mona perlahan.
Setelah Antoni membayar minuman yang dipesan oleh Mona dia segera membawa Mona keluar dari cafe dengan memegangi tangan Mona dia sangat hati-hati memperlakukan Mona hingga membuat Mona merasa tersentuh.
Antoni menyetir dengan perlahan,karena Mona tampak beberapa kali mual selama dalam perjalanan,Antoni tampak bingung dia menepikan mobilnya lalu memijat punggung seksi milik Mona.
" Sudah mas,maaf ya aku kalau sedang datang bulan memang banyak drama,aku lelah sekali minum air hangat baru agak mendingan nanti." Ucap Mona.Antoni tampak tidak curiga dia terlihat begitu khawatir membuat Mona terlihat tenang.
****
Sementara itu Lisa baru saja selesai menyusun semua piring yang sudah dia bersihkan.Dia meraih ponsel yang ada di atas meja di membuka media sosialnya lalu menutupnya kembali karena tidak ada yang menarik menurutnya.
Setelah itu dia membuka pembaharuan whatsapp,dia sedikit kaget saat membaca status adik iparnya,dia sedikit bingung dengan status itu tapi Lisa memilih mengabaikan itu.
Lisa menutup kembali ponselnya lalu bersiap untuk kembali pulang karena hari sudah lumayan panas dia takut terlalu lama meninggalkan gadis kecil penyemangat hidupnya.
" Suatu saat dia juga akan menikah,pasti dia akan merasakan apa yang aku rasakan saat ini." Ucapnya dalam hati memilih tidak peduli dengan status adik iparnya yang sudah merendahkan dirinya.
Lisa kembali pulang ke rumahnya setelah menjemput Celin dari penitipannya,mengerutkan keningnya saat melihat mobil bagus terparkir dihalaman rumah mereka.Baru kali ini rumahnya di datangi tamu yang membawa mobil karena seingat dia keluarga suaminya tidak ada yang punya mobil bagus seperti itu.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹