NovelToon NovelToon
Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:996
Nilai: 5
Nama Author: alfphyrizhmi

"Rey... Reyesh?!"

Kembali, Mutiara beberapa kali memanggil nama jenius itu. Tapi tidak direspon. Kondisi Reyesh masih setengah membungkuk layaknya orang sedang rukuk dalam sholat. Jenius itu masih dalam kondisi permintaan maaf versinya.

"Rey... udah ya! Kamu udah kumaafkan, kok. Jangan begini dong. Nanti aku nya yang nggak enak kalo kamu terus-terusan dalam kondisi seperti ini. Bangun, Rey!" pinta Mutiara dengan nada memelas, penuh kekhawatiran.

Mutiara kini berada dalam dilema hebat. Bingung mau berbuat apa.

Ditengah kondisi dilemanya itu, ia lihat sebutir air jatuh dari wajah Reyesh. Diiringi butir lain perlahan berjatuhan.

"Rey... ka-kamu nangis, ya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfphyrizhmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 - Batasan

"Wah! Obrolan kita sudah terlalu jauh, Mut. Tapi, akan coba kujawab versi analisisku tentangmu."

"Coba, tunjukkan gimana deduksimu, jenius!" tagih Mutiara.

Inilah momentum mendebarkan sekaligus yang ditunggu-tunggu Mutiara. Melihat sosok pria di hadapannya yang akan memamerkan kejeniusannya. Terkadang, bagi dirinya, lebih tertarik kepada pria dingin yang tidak mengumbar kecerdasan. Tapi ketika ditodong dan ditagih, ia akan membeberkan beberapa wawasan yang akan membuatmu takjub dan melongo dibuatnya.

Itulah karakter Reyesh yang tidak dimiliki siapapun, menurut Mutiara. Dan ia sangat menunggu saat mendebarkan ini.

"Pertama, kamu termasuk perempuan yang ngeyel dan nggak gampangan. Biasanya, perempuan langsung luluh saat dirinya sudah terbantu oleh seorang laki-laki disaat mendesak."

"Oh, jadi kamu mulai ngungkit waktu nolong aku, saat pulang dari perpustakaan nih ceritanya? Sok jadi pahlawan kemaleman waktu itu ya?" ledek Mutiara.

"Untung kamu ingat! Nah, bayangkan jika kamu adalah perempuan pada umumnya. Kalau saat itu sampai detik sekarang, aku meminta sesuatu yang berharga dari dirimu, apa kamu akan langsung memberikannya dengan sukarela?"

Mutiara berpikir sejenak dan hati lembutnya sebagai perempuan mulai tersentuh.

"Iya sih. Bener juga. Saat kamu datang menolong waktu itu, hatiku langsung terpaut padamu. Apalagi postur tubuh dan tampanmu yang lumayan. Kalo aja ada bayaran untuk melunasi hutang saat itu, pasti akan kubayar dengan apapun."

Mutiara terdiam sejenak.

"Eh?! Benar juga ya ucapanmu barusan?" Mutiara terkaget-kaget saat pikirannya mulai fokus dan disatukan dengan analisis Reyesh.

"Bingo! Artinya begini, Mut. Cara termudah seorang laki-laki mendapatkan hati seorang perempuan, adalah hadir disaat perempuan itu sedang terdesak, tersudut, ataupun sudah tidak ada harapan lain. Kemunculan si laki-laki pasti akan menjadi pahlawan baru di hatinya."

Mutiara hanya mendengar dan mengamati Reyesh dengan begitu perhatian yang dalam. Tatapannya tidak bohong. Pandangannya tidak bergeming sekalipun melihat Reyesh.

"Nah, jika kekhawatiran si perempuan sudah reda dan menjadi ketenangan, artinya laki-laki sudah sukses menawan hati perempuan itu. Hari demi hari berikutnya, asalkan si laki-laki nggak buat masalah, pasti dalam kurun waktu kurang dari dua minggu, hati perempuan sudah sepenuhnya milik dia."

"Hah?! Kok bisa sengeri itu sih?" Mutiara mulai ketakutan dengan analisis Reyesh barusan, seolah memang relate dan masuk akal.

Bahkan, sudah Mutiara saksikan sendiri, beberapa temannya yang sedang dalam kondisi lemah, datang seorang laki-laki mengulurkan tangan dan senyuman, lalu temannya itu langsung tersihir dan mau melakukan apapun yang diminta laki-laki!

"Konsepnya memang seperti itu, Mut. Tidak hanya untuk memenangkan hati perempuan saja, kok. Siapapun yang dalam kondisi tersulit atau bahkan kritis sekalipun, saat orang baru tiba-tiba datang dan membantunya, tanpa diminta lho ya... orang tersebut langsung dianggap pahlawan. Dan bagi orang yang sok jadi pahlawan ini, dia merasa sudah memegang kendali atas orang melarat yang telah dibantunya."

"Yaampun... kok, kamu bisa tahu banyak sih soal begituan?" tanya Mutiara penasaran.

Sosok jenius yang dikira kuper (kurang pergaulan) oleh teman-teman kampusnya, yang disangka hanya fokus pada nilai semata, ternyata membuat kagum dan takjub Mutiara dengan wawasan kehidupan yang dimilikinya.

 

Mutiara sampai melongo dan masih tidak percaya konsep yang dibicarakan Reyesh barusan. Seolah sangat mirip dan relate dengan kehidupan sekarang. Sungguh nyata dan dapat diaplikasikan.

"Itu sih yang kubaca dari beberapa buku psikologi, Mut. Kamu nggak usah terlalu kaget begitu mukanya. Asalkan kamu tahu bukunya dan mau membaca, pasti tau kok konsep yang barusan kuceritakan."

"Iya sih, pasti orang sepertimu ujung-ujungnya berkiblat sama buku. Tapi, kamu nggak ngasih konsep ini sama siapapun, kan?" tanya Mutiara memastikan.

"Emangnya kenapa? Kok kamu se-khawatir itu?"

"Pastinya, dong! Bayangkan, Rey... Kalau konsep mengerikan yang barusan kamu bilang, diketahui oleh para buaya kampus dan teman-temanmu, pasti mereka akan mudah menaklukan hati perempuan manapun!" ungkap Mutiara dengan kekhawatirannya.

"Owalah, lagi-lagi ke situ, ya? Emangnya kamu benar-benar jengah kalo dirayu dengan gombalan para buaya kampus?" Tanya Reyesh.

"Kadang seneng, tapi kadang illfeel juga sih. Soalnya mereka cuma ngincer cantik dan tubuhku aja. Mungkin setelah bisa pacaran dan sukses meni-diriku, pasti mereka cabut dan membuang dirkku begitu saja. Itu yang kudengar dari kedua sahabatku."

"Nggak mungkin!" jawab Reyesh dengan pasti dan penuh keyakinan.

"Kok kamu seyakin itu, sih? Kan kamu sendiri belum terlalu mengenal diriku."

"Akhirnya kita balik juga ke pertanyaan awalmu. Kenapa aku yakin kamu perawan, kan?"

"Iya. Kenapa?" desak Mutiara, ia semakin penasaran.

"Karena sikapmu barusan."

"Hah? Kok bisa? Bukannya sikapku barusan sama aja kayak perempuan lain?"

"Sedikit beda."

"Dari segi apanya coba?" tagih Mutiara.

"Dari segi ketus dan ngeyelnya. Lalu, dari segi bodo amatnya. Kedua itu sih faktor terbesar yang menbuatku yakin bahwa kamu masih perawan. Kamu bukan perempuan gampangan yang dengan mudah didapatkan banyak pria di luar sana."

Ucapan Reyesh telah kembali menenangkan Mutiara. Inilah kata-kata dan kalimat yang ingin didengar oleh gadis itu.

"Aku masih belum terima!" protes Mutiara, masih belum puas dengan jawaban Reyesh.

"Tuh, kan! Protesmu barusan membuatku semakin yakin kalau kamu masih perawan ting-ting!"

"Terima kasih jenius... kamu sudah percaya padaku tentang hal itu. Tapi... apa alasannya? Semua jawabanmu barusan masih terdengar klise dan biasa saja untukku. Sorry to say nih, Rey!" ungkap Mutiara, masih belum terima.

"Karena kamu... punya batasan itu."

"Maksudnya?"

"Sebenarnya, semua perempuan punya batas dalam diri mereka masing-masing. Namun, saat hati mereka sudah jatuh cinta, terlebih oleh lelaki yang mereka sayang, batasan itu hancur dan mereka tabrak sendiri. Mereka melepas batasan itu karena menuruti keinginan buas dan kotor lelakinya. Sehingga akhirnya, menghancurkan diri dan masa depan mereka. Nah, kamu berbeda."

Mutiara tidak menyanggah maupun menanggapi. Ia hanya fokus mendengar ucapan Reyesh dengan penuh perhatian.

"Setelah kutolong dan kuajari beberapa pelajaran, harusnya hatimu sudah luluh padaku. Tapi, sikap ngeyel dan ketus itu membuatku jadi aman."

Sepasang mata Mutiara langsung membelalak. Ia terkejut. Seketika pipinya langsung kemerahan karena menahan rasa malu.

"Tunggu sebentar...." Mutiara menyetop Reyesh.

Si jenius itu paham, dan menunggu ucapan Mutiara berikutnya.

"Berarti ka-kamu sudah tahu kalau aku suka sama....." belum sempat Mutiara menyelesaikan ucapannya, tatapan dingin Reyesh disertai senyuman tipis, mengarah padanya.

"Aaarrgghhh......" teriak Mutiara karena menahan rasa malu.

Gadis itu langsung memutar wajah, tidak berani menatap Reyesh.

Perasaan kepada si jenius yang telah ia jaga dan rawat selama ini, ternyata sudah diketahui sejak lama oleh Reyesh. Ia pun malu bukan main. Padahal, menjaga perasaan yang sangat indah itu, adalah satu-satunya api yang menjaga semangatnya akhir-akhir ini.

"Kamu kenapa, Mut?"

Bersambung.....

1
Musri
awal yg bagus...
alfphyrizhmi: thanks kaaakk... ditunggu terus ya. nanti sore akan update lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!