Silla gadis muda yang terpaksa harus menikah muda di harus kan menjalani berbagai macam cobaan hidup yang begitu berat demi mendapatkan cinta,,akankah Silla bisa bertahan atau menyerah dengan keadaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anma Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Posesif
Setelah jadian sepulang sekolah Andika selalu menemui Silla bahkan setiap pagi Andika menyempatkan diri menjemput Silla dulu sebelum dia pergi sekolah.Bagi Andika itu salah satu cara menegaskan kalau Silla adalah miliknya.Semakin lama Andika semakin menunjukkan perhatiannya kepada Silla,dia ternyata romantis juga.
Dulu Silla menganggap kalau Andika tipe cowok dingin tapi setelah jadian dia banyak perubahan.Andika menjaga Silla layaknya berlian,Silla jadi prioritas utamanya.Silla juga sudah berkenalan dengan keluarga Andika.
Andika tinggal bersama mama kakek nenek dan seorang kakak sepupu perempuan.Ayahnya sudah meninggal dan mamanya bekerja sebagai owner salon kecantikan,mamanya memiliki beberapa salon kecantikan untuk menghidupi keluarganya.Hubungan Andika dan mamanya sangat dekat tidak ada yang disembunyikan Andika dari mamanya.Walaupun anaknya sudah besar sebisa mungkin mamanya Andika menyempatkan waktu untuk anaknya walau cuma sebentar.
Saat Andika sedang belajar terdengar suara pintu kamar diketuk,tau mamanya yang mengetuk sambil tersenyum Andika berjalan membukakan pintu.
"Boleh mama masuk??".tanya mama Vina mamanya Andika.
"Boleh,,,masuk ma".
"Gimana sekolahnya ada masalah ??".tanya mama Vina setelah duduk di tepi ranjang Andika .
"Nggak ada ma,, tapi bisa nggak ma Dika g usah ikut les aja". Andika yang sebelumnya duduk di kursi meja belajar kini pindah rebahan di kasur dengan bantal paha mama Vina.Tau anaknya sedang mode manja mama Vina mengusap sayang rambut anak semata wayangnya.
"Kenapa???".tanya mama vina heran.
"Aku,,sedikit bosen aja ma".
"Di sekolah belajar,,lagi pula sejak naik kelas tiga diwajibkan ikut les tambahan disekolah kalau sorenya harus les lagi,,pusing aku ma,kapan istirahat dari pelajaran".rengeknya panjang lebar.
Mendengar gerutuan Andika mama Vina malah terkekeh,selama ini Andika selalu terbuka padanya.Walaupun sudah kelas tiga SMA didepannya tingkah Andika masih seperti anak SD.
"Bukan karena nggak ada waktu buat Silla??".
"Bukan karena itu ma,,,,eh tapi bener juga ya ma,,kalau aku nggak les aku punya banyak waktu buat Silla ".
"is kamu ini".
"Please ya ma ya,,,habis bulan ini aku g usah les ya ma". Andika tetap merengek.
"Sehabis sekolah,,ada les tambahan,,siangnya harus bagi waktu latihan sepakbola dan les lagi,aku nggak ada waktu sama Silla ma,,hari minggu kalau mau jalan sama Silla mama yang ngambek katanya aku dah lupain mama".mendengar curhatan anaknya mama vina semakin tertawa.
Selama ini sesibuk apapun bagi Andika dan mama Vina hari minggu adalah harinya mereka.Seharian full pasti digunakan untuk bersama karena hari lainnya mereka sibuk dengan kegiatan masing masing.Mama Vina dengan salonnya dan Andika dengan sekolahnya.
"Kamu kan mau ujian kalau nggak les nanti kamu ujiannya gimana??bisa nggak ngikuti pelajarannya??".
"Bisa lah ma,,,malah kalau harus belajar terus aku bisa stres".
"Ok mama coba dulu dua bulan,,habis bulan ni kamu nggak les,,mama lihat nilai kamu dua bulan kalau nilainya turun,,,maaf kalau mama masukkan kamu les lagi ya".
Mama Vina mencoba negosiasi dengan Andika.Andika satu satunya harapannya.Apapun yang terjadi mama Vina mau yang terbaik buat Andika tak perduli bagaimana kerasnya dia bekerja asal Andika bahagia dan semua kebutuhannya terpenuhi.
"Yes,,, makasih ya ma,,,,Dika janji nilai Dika g bakalan turun".mendengar jawaban mama Vina Andika merasa girang.Dengan begini dia punya waktu lebih untuk Silla.
Andika dan Silla tidak satu sekolah jadi waktu bertemu nya hanya bisa di luar jam sekolah,lain cerita nya kalau mereka satu sekolah pasti Andika bisa mendatangi Silla pas jam istirahat.
"Kamu dan Silla nggak lagi marahan kan??". Andika sedikit heran dengan pertanyaan mama Vina.
"Memang kenapa ma??". bukannya menjawab Andika malah bertanya balik.
"Ya,,habis beberapa hari ini kamu nggak bawa dia kerumah".
"Oooo".
"Jawaban apa itu,,,mama kan tanya beneran ". Mendengar jawaban yang cuma oo mama Vina memukul pelan tangan anak bujangnya.
"Beberapa hari ini Silla mengikuti acara seleksi anggota OSIS ma".
"Bukannya Silla masih kelas satu kok sudah ikut OSIS sih??".
"Iya,,, Silla kan disekolah termasuk siswi pintar dan populer sih ma,,, jadi banyak yang nyalonin Silla ".Mama Vina kembali terkekeh mendengar jawaban populer dari Andika tapi dengan menunjukkan rasa tidak suka.
"Ih,,,kenapa gitu mukanya". akhirnya mama Vina tidak bisa menahan tawanya.
"Ih ,,,mama nggak asik ah!!". Andika kesal karena ditertawakan mamanya.Dia merubah posisinya menjadi duduk.
"Ya kamu harusnya bangga dong sama Silla,beri dia dukungan bukannya malah seperti itu".
"Di sekolah nya Silla itu banyak yang naksir ma,,,makanya kalau boleh jujur sih aku nggak suka Silla ikut OSIS,, kebanyakan yang ikut OSIS itu semakin terkenal dan semakin banyak yang suka".
"Kamu g boleh posesif gitu sayang,,,Silla juga butuh kebebasan dan mengembangkan diri,selama ini Silla pernah protes nggak dengan les dan sepakbola kamu?".Mama Vina mencoba menasehati Andika.
"Nggak pernah sih ma".
"Nah ,,, itu Silla saja beri kamu kebebasan kenapa kamu nggak bisa.Pernah nggak kamu mikirin perasaan Silla saat melihat cewek lain beri semangat ke kamu saat tanding sepakbola???bagaimana kamu di sekolah dan ditempat les,,adakah yang perhatian dan naksir kamu".Mama Vina mencoba memberi pengertian secara halus.
"Biarkan Silla mengembangkan diri,,beri dia dukungan dan semangat.Perhatian dan rasa percaya akan membuat Silla setia.Mama yakin Silla wanita baik yang akan menjaga cintanya untukmu ".
"Dari mana mama tau??".
"Mama juga perempuan Dika,,,jadi mama bisa menilai mana yang tulus dan mana yang pura pura ".
"Kayaknya mama sudah srek aja ni sama Silla ".
"Mama sih ok ok saja selama perempuan itu baik dan benar benar sayang sama kamu,,selama itu baik untukmu mama akan mendukung."
"Terimakasih ya ma".
Andika memeluk mamanya dengan sayang.Selama ini hanya mama Vina yang Andika punya.Semua yang Andika minta selalu dipenuhi mamanya.Tapi jika Andika bertanya atau membahas ayahnya mama vina selalu bungkam.Tak ada yang dia tahu tentang sosok ayahnya.Jangankan wajah namanya pun dia tidak tahu.
"iya sayang,,,tapi jangan terlalu posesif ke Silla lagi ya,,,kadang itu sesuatu yang digenggam terlalu erat akan berontak lepas,,misalnya kucing jika kamu peluk terlalu kencang dia akan berontak lari,kamu kejar dia akan lari makin kencang tapi sebaliknya bila kamu pegang secara halus dan pelan pelan kucing itu akan mendekat dengan sendirinya".
"Iya ma,,aku tau sekarang apa yang harus aku lakukan, terimakasih ya ma,,mama memang yang terbaik ".
"Ya sudah lanjutkan belajarnya lagi,,,mama ke kamar dulu ya mau istirahat,,kamu jangan tidur malam malam ".Mama vina mengusap sayang rambut anaknya sebelum keluar dari kamar Andika.
"Iya ma".
Setelah mama Vina keluar Andika mengunci pintu kamar dan melanjutkan belajarnya karena kedatangan mama Vina.Andika merenungkan nasehat mama Vina.Ternyata benar juga apa kata mama Vina.
Andika mengingat kejadian setelah Silla ikut menjadi penonton Andika tanding sepakbola,,pulang dari acara Silla terlihat banyak diam,kini Andika baru menyadari mungkin saat pertandingan berlangsung ada yang memberi semangat Andika dan Silla merasa tidak suka sehingga mood Silla jadi buruk.
Mengingat peristiwa itu Andika jadi senyum sendiri.Itu tandanya Silla sedang cemburu.Andika mengambil handphonenya menyalakan dan tersenyum melihat walpepernya, terpampang jelas fotonya dan Silla yang sedang tersenyum manis di depan layar handphonenya.
Dia menyadari kalau selama ini dia terlalu posesif terhadap Silla.Mulai sekarang dia akan mencoba memberi kepercayaan kepada Silla,,benar kata mama Vina sesuatu yang digenggam terlalu erat akan berontak lepas.
Dalam hati dia bersyukur mempunyai sosok mama yang sangat perhatian dan pengertian.Tak apa tidak punya ayah selama ini mama Vina bisa menjadi sosok mama dan ayah sekaligus untuknya,mungkin mama vina punya alasan sendiri kenapa menyembunyikan jatidiri ayahnya.