TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 7
Rens masih diam menatap Nathan dengan mata sayu nya, dia merasa tak percaya apa yang dilihatnya sekarang itu nyata atau hanyalah khayalan karna terlalu banyak minum.
Rens membelai wajah Nathan perlahan. Sedangkan Nathan hanya menatap Rens dengan wajah yang kesal dan marah.
" Apakah ini nyata.....tidak mungkin tidak mungkin hahaha.... "
Rens menggerakan tangan kanannya ke kiri dan ke kanan mengibas udara didepan wajahnya.
" Apa kau mabuk....nafas mu bau minuman "
Geram nathan menghentikan tangan Rens yang lagi-lagi meraba wajahnya.
" Kenapa...kenapa kau begitu jahat padaku? apa kau membenciku "
Rens kembali menangis dan memukul-mukul pelan dada Nathan.
" Sudah hentikan.... "
Nathan memejamkan matanya dan menggeretak kan giginya menahan amarah.
" Kalau begitu kenapa kau menginginkan ku menjadi istrimu? apa karna bisnis dan hutang hahaha "
Rens tertawa dan menangis secara bersamaan.
Membuat Nathan terdiam mendengar perkataan yang keluar dari mulut Rens. Dia jadi merasa iba dan ikut sedih melihat Rens yang seperti ini.
" Apa sebegitu sakitnya yang kau rasakan, maafkan aku "
Rens mencoba meneguk bir itu lagi tetapi dengan cepat Nathan merampasnya dari tangan Rens, lalu melemparkannya kelantai hingga pecah.
" Hey...Apa yang salah dengan mu?? kenapa kau.... "
Rens marah dan tidak sengaja membentak Nathan.
Nathan tak suka dibentak dan terlebih lagi dari tadi dia sudah menahan semua amarahnya. Langsung saja ia menarik pinggul Rens hingga menempel ditubuhnya.
Rens menatap sendu ke wajah Nathan dengan mata yang sembab,masih terlihat air mata yang menempel di kelopak matanya dan pipi yang memerah " Cantik... "
Nathan yang kalap karna kecantikan wajah polos rens, melu**t paksa bibir ranum Rens selama beberapa detik.
Rens yang terkejut mencoba untuk melepaskan diri dari Nathan tapi apalah daya tenaganya tidak lebih kuat dari tenaga Nathan.
Nathan yang tersadar pun langsung menghentikan ciuman nya. Rens berbalik membelakangi Nathan dia sama sekali tidak mengerti apa tujuan Nathan melakukan hal itu.
" Apa yang sudah kamu lakukan Nathan, apa aku sudah gila " batin Nathan menggerutui diri sendiri.
Nathan tidak percaya apa yang dilakukannya barusan, dia benar-benar merasa sangat malu dan tak tahu harus bagaimana.
Nathan menghela nafas panjang dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu memegang bibirnya yang terasa perih.
Ternyata berdarah karna digigit oleh Rens
" Apa dia tidak tahu caranya berciuman...mustahil "
" Kau...kenapa kau menggigitku "
Nathan marah dan membalikkan tubuh Rens dengan paksa ke arahnya.
Rens terlihat ketakutan, dia tidak tahu harus berkata apa. Tubuhnya berkeringat dan bergetar, jantungnya berdegup sangat kencang, pandangannya mulai berputar dan kabur.
Hingga dia tidak dapat menopang tubuhnya lagi sampai akhirnya kehilangan kesadaran lalu terjatuh pingsan.
" Rens.... Renesmee kau kenapa? sadar gak usah pura-pura "
Nathan dengan cepat menangkap tubuh Rens sebelum terjatuh kelantai.
Nathan menggoyang-goyangkan tubuh Rens perlahan selama beberapa kali, tetapi alhasil Rens tidak juga sadar. Sepertinya dia benar-benar pingsan.
Kemudian Nathan menggendong tubuh mungil Rens kedalam kamar lalu merebahkannya diatas ranjang
" Merepotkan sekali..... " pikirnya.
Saat Nathan hendak pergi tiba-tiba Rens memegang tangannya. Nathan terkejut dan melirik kearah Rens.
" Ohh..benar kan kau hanya pura-pura!! "
Nathan marah karna merasa dibodohi.
" ....hah apa dia sedang tidur hahaha "
Nathan mengurungkan niatnya yang ingin memarahi Rens saat melihat wanita itu ternyata sedang mengigau.
" Jangan pergi... "
" Jangan tinggalkan Rens...Mah Pah "
" Rens takut sendirian....hiks hiks "
Rens mengigau sambil menangis.
Nathan yang tadinya ingin marah malah merasa iba kepada Rens. Dia pun kembali duduk ditepi ranjang sebelah Rens.
" Apa yang kamu takuti, aku tidak akan pergi kemana-mana!! "
Nathan membelai rambut dan mengusap air mata di wajah Rens dengan lembut.
Saat menyentuh wajah Rens, Nathan terkejut karna wajah Rens terasa panas. Dia memindahkan tangannya lalu menyentuh kening Rens.
" Sepertinya terkena demam... "
Nathan pun memanggil Lisa (Pelayan) dan memerintahkan nya untuk mengambilkan handuk kecil dan baskom berisi air hangat.
Rens masih enggan untuk melepaskan tangan Nathan, malah genggaman nya semakin erat.
" .....Dingin!! " ucap Rens lirih, masih belum sadar juga.
" Dasar wanita yang sangat merepotkan... "
Gerutu Nathan, berdecak kesal merasa direpotkan.
Dengan pelan Nathan naik keatas ranjang dan berbaring sambil memeluk Rens yang kedinginan.
Dia tidak sadar kalau sekarang dirinya sedang tersenyum memandangi wajah Rens yang sendu ketika tertidur.
" Maaf tuan ....ini kompres nya "
Ucap Lisa sembari menyodorkan nampan berisi barang yang tadi disuruh Nathan.
" Lama sekali....bisa kerja gak sih? "
Bentak Nathan pada Lisa.
" .....Kalau engga, sebaiknya berhenti saja!! biar saya cari pelayan yang baru "
Lanjut Nathan kembali membentak dengan ancaman nya. Lisa tersentak hanya bisa menunduk ketakutan.
" Maaf kan saya tuan..... "
Jawab Lisa gugup sembari menunduk meminta maaf.
" Sudahlah....cepat pergi sana!! "
Usir Nathan merampas kasar nampan ditangan Lisa.
" Ba-baik tuan saya permisi... "
Jawab Lisa lagi dengan gugup sembari meninggalkan kamar Rens.
Nathan meletakkan handuk kecil yang telah direndam air hangat itu di kening Rens perlahan agar tidak membangunkan nya.
Dan menggantinya jika sudah merasa harus, lalu kembali meletakkannya di kening Rens. Selama beberapa kali diulanginya.
Tak terasa waktu sudah hampir tengah malam. Nathan melihat arlojinya jam sudah menunjukkan pukul hampir tengah malam.
Dia melirik kearah Rens, ternyata Rens sudah mulai tenang dibandingkan sebelumnya. Nathan merasa pegal di bagian lengan kirinya yang sedari tadi enggan dilepaskan oleh Rens.
" Aww....Tangan ku "
Nathan meringis pelan, perlahan dia mulai menarik tangannya dari Rens, Akhirnya terlepas juga.
" Huh.... " Nathan menghela nafas lega.
Kemudian dia memeriksa kembali demam Rens dengan meraba kening Rens menggunakan tangannya.
" Sepertinya demamnya sudah turun, sebaiknya aku segera pergi... "
Ia pun meninggalkan Rens yang masih tertidur nyenyak dan tak lupa memerintahkan Lisa agar berjaga dikamar Rens, misalkan demam nya tinggi lagi.
***
Cahaya matahari pagi terpancar melalui kaca jendela dan menerangi seluruh ruangan kamar Rens. Matanya perlahan terbuka karna silau dari sinar matahari.
Dia merasa sangat pusing, dan sakit di seluruh sendi-sendi tulangnya, seperti habis Marathon 100/km jauhnya.
" Sakit sekali....apa yang terjadi padaku semalam "
Rens berusaha bangun dan duduk.
" Akhirnya nona sudah bangun.....ini diminum susu hangatnya nona "
Lisa membawakan nampan yang berisi susu hangat dan roti panggang.
" Apa yang terjadi padaku Lis semalam? "
Tanya Rens sembari memijit pelan kening nya.
" Tadi malam nona demam dan pingsan saat sedang dibalkon... "
Jawab Lisa menjelaskan.
" Benarkah.... "
Rens menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" ....hmm kalau begitu terima kasih sudah merawatku semalam "
Lanjut Rens dengan tersenyum pada Lisa.
" Eh....? "
Lisa terkejut mendengar ucapan Rens. Sepertinya Nona muda nya itu tak mengingat hal semalam.
" ....Sebenarnya bukan saya yang menjaga dan merawat nona semalam "
Lanjut nya bersemangat, berharap nonanya itu akan senang jika mendengarnya.
" hahaha bukan yah.....kalau begitu jika bukan kau siapa lagi Lis "
Tanya Rens bingung dengan tertawa canggung nya.
" Tuan Nathan lah yang menjaga Nona semalaman, Tuan Nathan terlihat sangat khawatir dengan keadaan Nona semalam "
" hahaha....tidak mungkin!! kau bercandanya gak lucu "
Ucap Rens tertawa tak percaya. Tidak mungkin pria berdarah dingin itu merawatnya semalam.
" Saya tidak bercanda nona..... "
Jawab Lisa serius, dia bingung kenapa Nona nya malah terkekeh lucu.
" ....gak mungkin!! Lisa tolong tinggalkan aku sendiri "
Lisa sangat mengerti apa yang ada dipikiran Rens. Dia pun tanpa rasa tersinggung diusir oleh Rens meninggalkan Nonanya itu sendiri dikamar nya.
" Kalau begitu saya permisi nona..... "
Lisa tersenyum sembari meninggalkan kamar Rens.
.
.
.
.
Maaf lagi ada proses REVISI....Jadi jika ada hambatan mohon pengertian nya🙏🙏🙏
Nathan (abduction)