NovelToon NovelToon
Pewaris Dewa Perang

Pewaris Dewa Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Junot Slengean Scd

Langit di atas Lembah Seribu Pedang selalu berkabut, seolah-olah para roh pedang zaman kuno sengaja menutupinya dari mata dunia luar. Di balik kabut itu, terdapat sebuah lembah yang luas, terjal, dan dipenuhi bangunan megah terbuat dari batu hitam. Di puncak-puncak tebingnya, ratusan pedang kuno tertancap, bersinar samar seperti bintang yang tertidur. Konon, setiap pedang telah menyaksikan darah dan kemenangan yang tak terhitung jumlahnya sepanjang ribuan tahun sejarah klan ini.

Di tempat inilah, klan terbesar dalam benua Timur, Klan Lembah Seribu Pedang, berdiri tegak sebagai simbol kekuatan, kejayaan, dan ketakutan.

Klan ini memiliki struktur kekuasaan yang ketat:

Murid luar, ribuan pemula yang menghabiskan waktunya untuk latihan dasar.

Murid dalam, mereka yang telah membuktikan bakat serta disiplin.

Murid senior, para ahli pedang yang menjadi pilar kekuatan klan.

Murid elit, generasi terpilih yang berhak memegang pedang roh dan mempelajari teknik pamungkas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB.21 Kesadaran Xio Lun

Ledakan terakhir telah lama padam.

Langit yang tadi terbakar oleh pertempuran dua kekuatan puncak kini hanya menyisakan kesunyian yang menakutkan. Gunung-gunung runtuh, sungai-sungai membelok arah, dan udara di wilayah itu terasa berat—seolah sisa-sisa kekuatan kegelapan masih menggantung di sana, enggan pergi.

Di tengah kehancuran itu, sosok muda berdiri diam di atas tanah yang retak.

Rambut hitamnya berkibar pelan, wajahnya dingin tanpa ekspresi.

Ia adalah Xio Lun, namun matanya saat ini bukan miliknya sendiri.

Aura kuno menyelubungi tubuhnya, seperti bayangan ratusan medan perang yang pernah terbakar di masa lalu.

“Hmph…” suara dalam dan berat bergema dari bibirnya, lirih namun menggetarkan udara.

“Dua tetua Klan Bintang Langit… lenyap di tangan ini.”

Dewa Perang—yang kini menguasai tubuh Xio Lun—menatap ke arah reruntuhan yang tak lagi bernyawa. Di kejauhan, tubuh Yualian telah terkoyak dan terbakar oleh sisa api kegelapan. Tak jauh darinya, artefak tombak bermata dua yang dahulu menelan bintang kini berubah menjadi abu yang terbawa angin.

“Kematian mereka… akan mengguncang klan Bintang Langit,” gumamnya pelan.

“Jika bocah ini, pewarisku, tak segera memperkuat diri, dia akan mati sebelum kekuatan penuh ku bangkit , dan aku pun akan benar" musnah,.” dewa perang meng hembus nafas pelan

Huffff

Dewa-Dewa .,dan iblis itu .....!

Sorot matanya tajam , teringat penghianatan masalalunya.....

Dewa Perang menatap tangan Xio Lun, yang gemetar halus karena tubuh itu belum sanggup menanggung kekuatannya. Tetapi di benaknya dia percaya pada bocah pewarisnya

“Tubuh ini lemah. Masih berada di tahap Tulang Naga Baja.” dan ranah langit jiwa sejati, ini masih sangat jauh,,,

“Sedangkan musuh-musuhnya… sudah berada di ranah yang mampu mengguncang benua.”

Pandangan matanya naik ke langit yang retak.

“Jika ingin bertahan… bocah ini harus segera menembus tahap Tulang Naga Berlian, dan menguasai artefak warisanku sebelum waktu mereka datang..

Dewa-Dewa dan Iblis itu, ” masih mencari sisa sisa kesadaran jiwaku...

Dan mereka pasti telah menyadari kebangkitanku....

Langkahnya terhenti di tengah kawah raksasa.

Ia menatap ke dalam tanah yang terbelah hingga ratusan meter, lalu menatap cakrawala yang memerah seperti darah.

“Aku tidak bisa bertahan lama. Jiwa ini sudah menipis… tubuhnya belum siap untukku.”

“Jika aku memaksakan diri lebih lama… bukan hanya dia, tapi aku pun akan benar-benar lenyap.”

Suara Dewa Perang perlahan melemah.

Aura hitam yang menutupi tubuh Xio Lun mulai memudar seperti kabut pagi yang terhapus cahaya mentari.

“Kau beruntung, bocah… karena kau tidak mati di pertempuran ini”jika kau mati aku pun akan musnah untuk selamanya

“Gunakan waktu ini untuk memperkuat dirimu. Sebelum mereka datang....kali ini aku mengandalkan mu bocah....

bangkitkan kekuatan penuh ku … dan dunia kembali berlutut di bawah pedangku.”

Sebuah tekanan kuat mengalir dari dada Xio Lun.

Seolah dua kesadaran bertarung singkat di dalam tubuh yang sama—dan akhirnya, kesadaran yang satu terlelap, tenggelam ke dasar jiwa.untuk waktu yang lama...

Aura kegelapan sirna.

Tubuh Xio Lun jatuh terduduk, terengah-engah seperti orang yang baru bangun dari mimpi buruk.

Sunyi.

Hanya hembusan angin yang membawa debu dan abu.

Xio Lun memegangi kepala, matanya terbelalak.

Nafasnya berat, jantungnya berdegup kencang.

“A… aku…” bisiknya lirih.

Tatapannya berkeliling.

Gunung yang sebelumnya menjulang kini menjadi lembah dalam. Tanah yang hijau berubah menjadi hitam legam seperti terbakar dari dalam. Tak ada suara burung, tak ada kehidupan—hanya kehancuran total.

“Ini… semua karena aku?”

“Tidak mungkin…”

Lalu ingatan samar mulai muncul.

Benturan terakhir dengan Tiandu.

Kesadarannya menghilang.

Lalu suara berat, dingin, dan penuh kemarahan—suara itu.

Dewa Perang.

Xio Lun menggigit bibirnya, mencoba menenangkan diri. Ia tahu, setiap kali ia kehabisan tenaga, sesuatu dari dalam tubuhnya akan bangkit… dan menggantikannya.

Namun kali ini terasa berbeda.

Auranya sendiri terasa lebih padat, lebih dalam—seolah sebagian kekuatan Dewa Perang tertinggal di dalam dirinya.

Ia menatap kedua tangannya, yang kini bergetar pelan, namun bukan karena takut—melainkan karena tenaga spiritual di dalam dirinya berputar begitu cepat.

“Energi spiritualku meningkat…” gumamnya pelan.

“Tapi tubuhku hampir hancur…”

Ia duduk bersila di atas tanah yang hangus, menarik napas dalam-dalam, dan mulai menyalurkan seni kultivasi Raga Naga Hitam, seni rahasia peninggalan garis keturunannya.

Gelombang aura naga hitam muncul dari punggungnya, membentuk bayangan seekor naga purba yang berputar di sekeliling tubuhnya.

Ia tahu masih jauh. Tapi jika Dewa Perang benar, maka hanya itu satu-satunya jalan untuk bertahan hidup.

Beberapa jam berlalu.

Ketika Xio Lun membuka mata, langit sudah gelap.

Ia menatap reruntuhan tempat Tiandu dan Yualian tewas, lalu menundukkan kepala.

“Klan Bintang Langit… mereka takkan diam.”

“Jika dua tetua mereka mati di sini, mereka akan mencariku. Aku harus cepat.”

Namun sebelum ia sempat melangkah, seberkas kenangan lain muncul—bayangan wajah seorang gadis dengan mata lembut namun penuh kekuatan.

Xin Shi.

Jantungnya berdegup kencang.

Ia teringat bagaimana gadis itu ditangkap oleh orang-orang Klan Tengkorak Merah di pertempuran klan bunga persik, dan memusnahkan klan itu...

“Xin Shi…”

“Xin Shi gumamnya pelan

Tatapan Xio Lun menjadi tajam.

Darahnya bergejolak, dan aura di tubuhnya berubah liar.

Ia berdiri, mengangkat pedangnya—Pedang Kegelapan—yang kini tampak redup dan mengecil karena itu hanya serpihan, bukan wujud pedang kegelapan yang sesungguhnya, namun masih berdenyut dengan aura Dewa Perang di dalamnya.

“Kau juga haus darah, ya?” ucapnya pelan sambil tersenyum tipis.

“Tenang saja… aku akan menemukan serpihan lainya...

Ia menyimpan pedang itu, menatap ke arah markas Klan Tengkorak Merah yang telah hancur, hanya menyisakan bangunan bangunan kecil, di balik reruntuhan itu

Dia melihat rune rune aneh dan rimit, itu segel dewa, apakah Xin slShi di segel di sana,,,

Sebelum pergike arah rune rune itu, ia menatap sekali lagi ke arah kawah tempat Dewa Perang menelan Yualian.

“Terima kasih… meski aku tak tahu sampai kapan kau akan diam.”

“Tapi mulai sekarang… aku yang akan melanjutkan jalan ini.”

Ia melangkah pergi.

Setiap langkah meninggalkan jejak energi naga yang bergetar di udara.

Namun di kedalaman jiwanya—

Sebuah mata hitam terbuka perlahan.

Dari balik kabut kesadaran, Dewa Perang tersenyum samar.

“Bagus… bocah.”

“Mari kita lihat… sejauh mana kau bisa berjalan tanpaku.”

Langit memerah di ufuk barat.

Burung-burung hitam mulai beterbangan menjauh dari lembah kehancuran.

Dan di antara bayangan senja, sosok muda dengan pedang hitam di punggungnya berjalan perlahan, menuju arah rune rune aneh itu berada..

Langkahnya pelan, namun setiap jejaknya membakar tanah.

Petualangan baru dimulai, dan dunia… mulai gemetar menantikan badai yang akan datang.

1
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Nanik S
di Cerita ini harusnya kata subuh tidak ada Tor
Nanik S
Peta
Nanik S
Siap Balas Dendam
Nanik S
apakah Xiao Lun akan dilenyapkan
Nanik S
Awal yang menarik
Ibad Moulay
Pengawal Timur
Ibad Moulay
Lorong Batu
Ibad Moulay
Formasi Penyegel Darah
Ibad Moulay
Penjaga Kuno
Ibad Moulay
Kuil Bayangan
Ibad Moulay
Menara Langit Ilahi
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Gerbang Bintang
Ibad Moulay
Pusaran
Ibad Moulay
Jalur Utara
Ibad Moulay
Penjaga
Ibad Moulay
Ledakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!