NovelToon NovelToon
Not My Type (Unfortunately, You Are)

Not My Type (Unfortunately, You Are)

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: deborah_mae

7 tahun bertahan, lalu ditinggal tanpa alasan. Hanna pikir, cinta sudah cukup menyakitkan untuk dicoba lagi dan mungkin sudah saatnya ia memilih dirinya sendiri.

Namun jika bukan karena cinta yang pergi tanpa pamit itu.. mungkin dia tidak akan bertemu dengan dr. Hendra.

Sayangnya, dr. Hendra seperti mustahil untuk digapai, meski setiap hari mereka berada di bawah atap yang sama.

Kali ini, akankah Hanna kembali memilih dirinya sendiri? Entahlah..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deborah_mae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEKALI LAGI, AKU GAGAL MENYELAMATKAN MU

"Cie..cie..." ucap rekan-rekan yang ada di ruang kerja Hanna.

Hanna terkejut dan heran mengapa mereka berperilaku seperti itu.

Ketika hendak duduk, dia sadar di atas mejanya ada sesuatu yang tidak pernah dia letakkan sebelumnya.

"dari dr. Arga:)"

Hanna benar-benar kaget dan sedikit kesal.

Entahlah. Mengapa harus dengan cara seperti ini? Sesuka hati bersikap kepada Hanna.

Kadang hangat, kadang dingin. Entah apa maunya. Seolah-olah meminta Hanna untuk menebak. Hanna bukan cenayang yang bisa membaca pikiran seseorang.

"Kenapa harus kaya gini sih?" gumam Hanna dalam hatinya.

"Cie...sejak kapan nih? Kok ga bilang-bilang sih hahaha" ucap Yati dengan semangat.

Dengan ekspresi yang datar, Hanna berbohong kepada rekannya

"Ya sejak Hanna dibawa ke IGD kemarin. Waktu itu Hanna nitip suplemen yang cocok untuk Hanna kak. Kebetulan Hanna gak paham soal suplemen. Jadi, dr. Arga bilang mungkin beberapa hari ke depan bisa bawain untuk Hanna" ucap Hanna dengan wajah yang meyakinkan.

Namun, Febi yang mendengar itu justru curiga dengan wajah yang lucu

"Hmm...iya kah?" tanya Febi

"Iya, Febiola Jesslyn" ucap Hanna.

Dengan cepat Hanna mengetik pesan kepada dr. Arga.

✉️ Hanna

"Dok, ini bener dokter yang letakin suplemen di atas meja Hanna?"

📩 dr. Arga Klinik Kebun

"Eh, udah kamu terima ya? Jangan lupa diminum ya, Han😊"

✉️ Hanna

"Kenapa harus dengan cara begini, dok?"

📩 dr. Arga Klinik Kebun

"Jangan salah paham dulu. Kemarin itu waktu aku mau berangkat dinas malam, kebetulan aku singgah ke apotek langganan untuk beli suplemen ku. Terus aku keinget kamu deh makanya sekalian aja aku bawain hehe.."

Membaca balasan pesan itu, Hanna semakin kesal.

✉️ Hanna

"Oke..terima kasih ya, dok. Boleh kirim nomor rekeningnya? Biar Hanna ganti."

Hanya centang biru dan tiada balasan dari dr. Arga.

"Aku harus paksa kamu nerima apa yang aku mau kasih. Apapun itu, Hanna. Apapun itu.."

Melihat hal itu, Hanna tidak jadi kesal kepada dr. Arga. Dia menjadi bersyukur karena dr. Arga menunjukkan rasa pedulinya kepada Hanna. Namun, caranya tidak tepat dan bahkan dikhawatirkan akan menimbulkan gosip yang liar apalagi dr. Arga adalah dokter yang cukup berperan penting di rumah sakit itu.

Handphone Hanna berdering, panggilan dari Sari masuk.

"Hanna, boleh kasih saya waktu satu Minggu lagi untuk kirim tagihan gak? saya masih sibuk soalnya" ucap Sari.

Dengan keberatan, Hanna menjawab "Maaf, Bu. Ini sudah delapan hari tagihan Hanna tertunda hanya karena nungguin punya ibu kelar. Pihak perusahaan juga udah nanya kenapa invoice belum dikirim juga"

Mendengar itu, Sari merasa tidak terima "Sorry ya, Han. Kamu ini memang orang yang gak bisa diajak kerjasama ya? Kalau kayak gini, oke gapapa kamu kirim sendiri aja. Tapi jangan salahin saya kalau kamu ditegur direktur, ya"

Tidak mau kalah, dengan tegas Hanna menerima ancaman Sari "Oke, Bu. Dengan senang hati akan saya terima teguran direktur. Selama saya di dalam unit Keuangan, atasan saya tetap Bu Vannya. Hari ini saya kirim tagihan saya. Terima kasih"

Hanna menutup teleponnya dan bergegas mengemas berkas tagihannya yang akan dikirim ke PT Palm Nation.

Karena emosi yang melonjak, kepala Hanna tiba-tiba pusing lagi. Dia merasa pandangannya berputar dengan cepat. Namun, dia tetap fokus mengemas berkas tagihannya, menulis nomor invoice di buku tanda terima dokumen lalu menuju ruangan HRD untuk mengirimkan berkas kepada pihak ekspedisi.

Ketika Hanna hendak menuruni tangga, kepalanya semakin pusing. Hanna berhenti sejenak lalu melanjutkan perjalanannya setelah memastikan kepalanya sudah tidak merasakan apa-apa lagi.

Dari arah gedung menuju ruangan HRD, dr. Arga melihat Hanna yang sudah kehilangan keseimbangan dan Hanna pingsan. Ia terjatuh ke depan dan kepalanya terbentur ke lantai karena dr. Arga tidak sempat menangkapnya.

Hanna terjatuh tepat di depan pintu minimarket rumah sakit yang ternyata saat itu sedang ada dr. Hendra.

Dengan cepat dr. Arga mengangkat Hanna dan memanggil orang lain untuk membantu membawakan dokumen Hanna.

Lagi, dr. Hendra terlambat menyelamatkan Hanna.

Iya, lagi..

dr. Hendra masih mencerna kejadian yang sedang ia saksikan saat itu. Ia hanya bisa melihat dr. Arga menggendong tubuh Hanna dengan panik menuju IGD.

Dengan cepat dr. Hendra mengikuti mereka tanpa memperdulikan dr. Ikhsan yang saat itu sedang bersamanya di minimarket.

Namun saat hendak memasuki pintu IGD, langkah dr. Hendra tiba-tiba berhenti. Dia ingat betul kejadian 13 tahun lalu.

Dan entah mengapa dia merasa masih belum mampu.

Rasa bersalah itu masih ada..

"Hanna, aku sarankan kamu rujuk ke dokter obgyn ya.. Takutnya, ada yang salah di dalam tubuh kamu.." ucap dr. Arga dengan lembut.

Hanna hanya terdiam, termenung, kemudian tiba-tiba ingin bergegas setelah mengingat sesuatu.

"Kamu mau kemana? Kamu masih lemah, Hanna" tanpa sadar, dr. Arga menyentuh bahu Hanna dengan tujuan untuk menahan Hanna supaya tidak pergi dari IGD.

"Dokumen Hanna, dok.." jawab Hanna dengan wajah yang lemas.

"Sudah ditangani sama kak Yati, kok.. Kamu disini aja ya.. Istirahat dulu. Nanti aku anter pulang.." bujuk dr. Arga.

Di celah tirai, dr. Hendra melihat tatapan dr. Arga yang sangat dalam kepada Hanna.

dia mendengus "Manisnya.."

Semakin dia memperhatikan bahasa tubuh dr. Arga, semakin dia kesal.

Di saat-saat seperti ini, dr. Arga tidak ingin kehilangan momen bersama Hanna.

Tanpa sadar, dr. Arga membelai rambut Hanna. Hal itu membuat Hanna terkejut.

"Ehem.." ucap dr. Hendra

"Dimuntahin Hanna gak, Ar?" tanya dr. Hendra dengan ketus.

Mendengar itu, dr. Arga sedikit tersinggung.

"Enggak, dok. Tadi kebetulan waktu saya mau ke minimarket nggak sengaja ngelihat Hanna udah pingsan. Karena nggak ada SIAPA-SIAPA, yaudah saya aja yang bawa ke IGD." jawab dr. Arga dengan nada tegas seperti sedang sarkas.

"Oke.. Tetap profesional, ya meskipun disini diperbolehkan menikah dengan rekan sekantor" ucap dr. Hendra lalu pergi begitu saja.

"Kenapa sih orang tua satu itu?" ucap Hanna dengan nada pelan yang kesal sambil menatap penuh benci ke arah tirai yang ditutup dr. Hendra

Mendengar ucapan Hanna yang tidak biasa itu, dr. Arga terkejut.

"Han, kamu serius ngomong gitu?"

"Iya, serius. Dia kelamaan ngejomblo jadinya rese pas udah tua begini" ucap Hanna dengan ekspresi yang tajam ke dr. Arga.

Sepertinya membiarkan Hanna beristirahat adalah sebuah keputusan yang baik menurut dr. Arga.

"Han, kamu gak pulang aja? Biar aku anterin.." tawar dr. Arga.

"Oke, Hanna mau dok" jawab Hanna dengan cepat.

Ternyata, dr. Hendra tidak langsung pergi. Dia mendengar pembicaraan mereka. Dan dia sangat kesal mendengar jawaban Hanna.

Setelah mendengar percakapan itu, dr. Hendra bergegas pergi menuju pos security yang berada di depan IGD. Pos itu jendelanya tidak tembus pandang dari luar. Jadi, dr. Hendra bisa memantau dari dalam bagaimana dr. Arga membawa Hanna pulang.

Hanna diantar Febi dan Yati menuju mobil dr. Arga. Saat itu, mobil dr. Arga diparkirkan tidak jauh dari IGD. Sepertinya Hanna akan diantar bersama Febi juga, pikir dr. Hendra.

Namun ternyata..

Hanna hanya berdua saja bersama dr. Arga.

"Mereka benar-benar ada sesuatu. Atau Arga yang ada sesuatu ke Hanna, nih?"

Tak lama, dr. Hendra tersadar "Astaga! Kok aku malah jadi ibu-ibu kepo sih! Ah! Mending balik ke ruangan aja"

"Eh tunggu.. Kalo Arga ada niat nggak baik ke Hanna gimana?"

"Argh.. Bodoh amat lah. Sama-sama udah gede kok"

"Tapi.. Gimana kalo Hanna nggak tau apa-apa?"

1
kalea rizuky
Hendra ne munafik bgt jangan jodohin dia ma Hanna thor laki plin plan gengsi an dihh
deborah_mae: Wkwkwk iya kaann?? Author aja gedeg liat si hendra🤣
total 1 replies
Quinza Azalea
next
Quinza Azalea: siap😍
total 2 replies
kalea rizuky
siapa jodoh hana thor/Hunger/
deborah_mae: Siapa yaaah😗
total 1 replies
kalea rizuky
Arga ma Hendra beda orang kah
deborah_mae: Bedaaaa
total 1 replies
kalea rizuky
moga abis ne ketemu cogan ya han
deborah_mae: kabar baiknya udah ketemu cogan nih tapi bingung mau milih yg mana🤭
total 1 replies
Quinza Azalea
bagus
Quinza Azalea
lanjut thor
deborah_mae: otw 😍
total 1 replies
Olivier Mira Armstrong
Duh, seru euy! 🥳
deborah_mae: Terimakasih😍👍
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Gak sabar lanjutin.
deborah_mae: waah terimakasih sudah membaca😍 ditunggu bab selanjutnya yaa🤭👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!