NovelToon NovelToon
Gadis Manja Milik CEO Arogan

Gadis Manja Milik CEO Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / One Night Stand / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Diandra_Ayu

Lily, seorang mahasiswi berusia dua puluh tahun, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu malam yang penuh jebakan. Ia dijebak oleh temannya sendiri hingga membuatnya terpaksa menikah dengan David Angkasa Bagaskara- seorang CEO muda, tampan, namun terkenal dingin dan arogan.

Bagi David, pernikahan itu hanyalah bentuk tanggung jawab dan penebusan atas nama keluarga. Bagi Lily, pernikahan itu adalah mimpi buruk yang tak pernah ia minta. Setiap hari, ia harus berhadapan dengan pria yang menatapnya seolah dirinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, di balik sikap angkuh dan tatapan tajam David, Lily mulai menemukan sisi lain dari pria itu.
Apakah Lily mampu bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta itu?
Ataukah perasaan mereka justru akan tumbuh seiring kebersamaan atau justru kandas karena ego masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra_Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepribadian Ganda

Lily begitu asyik menikmati sajian yang ia dan bundanya masak bersama. Suasana makan sore ini terasa hangat. Lily dan kedua orang tuanya seperti tengah reunian. Begitu akrab dengan saling melemparkan candaan satu sama lain.

Namun tidak dengan Nyonya Amanda. Ia menikmati makanan ini dengan perasaan kesal. Sesekali ia mencuri pandang ke arah Rama, tapi ayah kandung menantunya itu malah mengabaikannya dan mengalihkan pandangan pada Lily ataupun Cantika. Tatapan pria itu penuh dengan cinta. Sebelah lesung pipi membuat senyum pria berkacamata itu terlihat sangat manis.

Nyonya Amanda terpaksa mau menerima ajakan makan ini. Sebenarnya gengsi untuk duduk di ruang makan yang menurutnya sangat kecil itu. Namun karena ingin mendapatkan simpati dari Rama, akhirnya ia pun terpaksa bersandiwara. Seolah dirinya adalah mertua yang baik dan wanita yang bisa menerima apapun keadaan mereka. Apalagi tak dipungkiri, masakan buatan Cantika ini rasanya tak kalah enak dengan masakan di rumahnya.

Drrrttttt....

Drrrttttt....

Getar ponsel di atas meja makan itu mengalihkan perhatian keluarga yang tengah melepas rindu.

Amanda melirik ponselnya. Nampak sebuah panggilan tertera disana.

"Eh, maaf Pak Rama, ada telepon dari anak saya. Sebentar saya angkat dulu," ujarnya yang hanya meminta izin pada ayahnya Lily saja. Namun hal itu tak membuat Cantika curiga sama sekali. Ia pikir mungkin saja karena nyonya Amanda lebih menghargai suaminya sebagai ayah dari menantunya.

"Iya, silahkan Bu Amanda," ujar Rama berbicara sopan dan formal. Ia mengikuti sandiwara wanita itu. Selama Amanda tidak mengatakan macam-macam pada Cantika, maka ia akan menganggap bahwa mereka baru saling mengenal.

Sebenarnya Rama ingin menceritakan hal ini pada istrinya bahwasannya mertua anak mereka adalah mantan kekasihnya. Namun ia rasa saat ini bukan waktu yang tepat. Mengingat Cantika yang menginginkan bahwa lily dan David bisa bersatu sebagai suami istri yang saling mencintai. Bukan menikah karena keterpaksaan belaka.

Lily masih asyik menikmati makanannya. Ia bahkan tidak sadar jika saat ini ibu mertuanya tengah bertelepon dengan David.

"Ehhem.... Lily, sebaiknya kita cepat kembali. David mencarimu. Katanya David menghubungi ponselmu sudah puluhan kali sejak tadi." Tutur Nyonya Amanda setelah selesai mengangkat panggilan itu.

Lily tersentak. Ia baru sadar satu hal. Malam ini David mengajaknya makan malam. Dan sial, ia lupa sejak tadi ponselnya ditaruh di dalam kamar. Saking keasyikan melepas rindu bersama orang tuanya, ia jadi tak sempat pegang ponselnya.

"Astaga, aku lupa, Mam! Aku dan Mas David akan makan malam. Duuh, gimana ini? Mas David pasti marah."

Wajah Lily terlihat sangat cemas. Begitupun dengan kedua orang tuanya. Mereka khawatir jika anak merasa akan dimarahi oleh suaminya.

"Ayah akan mengantarmu dan menjelaskan pada David," ujar Rama.

"Tapi, Yah..." Lily terlihat ragu. Ia melirik ibu mertuanya yang masih saja terlihat santai.

"Kalian jangan khawatir. David tidak akan marah karena Lily bersamaku. Sebaiknya kita segera pergi untuk bersiap-siap! Mami akan mengajakmu ke salon dan membelikanmu gaun baru. Mami yakin David akan terpesona padamu."

Lily terbelalak mendengar penuturan ibu mertuanya yang sangat perhatian itu. Nyonya Amanda sangat perhatian dan peduli padanya. Padahal awalnya Lily berpikir jika Ibu mertuanya itu tidak menyukainya karena ia berasal dari keluarga yang sederhana.

"Benarkah, Bu Amanda? Kami benar-benar berterima kasih karena Bu Amanda memperlakukan anak kami dengan baik." Cantika bersuara dengan mata yang berbinar. Dibalik sikap angkuhnya, ternyata ibu mertua anaknya itu sangat perhatian.

"Tentu saja. Karena Lily anak saya juga," ujarnya. Hal itu sontak membuat semuanya terbengong.

"Ehm, maksudnya, saya sudah menganggap menantu saya seperti anak saya sendiri. Jadi kalian jangan sungkan. Dan, ehm... mungkin kami akan sering kemari. Saya tidak mau Lily bersedih karena harus memendam rindu pada kalian," ucap wanita cantik bergaya glamor itu dengan segala alibinya. Ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Tujuannya hanya satu, mengambil simpati Rama agar pria itu bisa luluh lagi padanya, sama seperti 25 tahun yang lalu.

Rama dan Cantika mengantar Lily dan ibu mertuanya masuk ke dalam mobil. Mereka tersenyum sambil melambaikan tangan melepas kepergian anak kesayangan itu.

Ting.

Satu pesan masuk ke dalam ponsel milik Rama yang ia masukkan ke dalam saku celananya. Pria yang masih berdiri di pagar rumah bersama istrinya sambil memperhatikan mobil yang membawa anak mereka itu menghilang dari pandangan. Ia mengernyit saat melihat satu pesan masuk dari nomor yang tak dikenalnya.

Mata pria itu terbelalak ketika membaca pesan tersebut. Pesan yang ternyata dari wanita yang selama ini sudah ia lupakan namun kini hadir kembali dan menjadi bagian penting dari keluarga mereka.

[Kamu jangan khawatir. Lily akan aman bersamaku. Akan kupastikan Lily juga mendapatkan kebahagiaannya. Tapi aku minta satu hal, bersikaplah baik padaku. Temui aku besok jam 11 siang di cafe delima. Sebagai besan, tentu kita harus memiliki hubungan yang baik, bukan?]

Rama mengepalkan tangannya dengan kuat. Suasana hatinya berubah menjadi kesal. Darimana wanita itu mendapatkan nomor ponselnya? Dan buat apa dia mengajak bertemu?

***

Jam menunjukkan pukul delapan malam ketika Lily selesai di make over.

Amanda menepati janjinya dengan membawa Lily ke sebuah salon ternama yang merupakan langganannya. Agar cepat, Ia juga meminta asistennya untuk membawakan sebuah gaun baru lengkap dengan tas dan high heels mewah untuk menantunya itu.

Sebelumnya Nyonya Amanda juga sudah menghubungi David. Ia meminta anaknya agar berangkat duluan ke tempat di mana ia dan rekan bisnisnya akan mengadakan makan malam.

Meskipun jengkel pada Lily dan geram pada ibunya yang seenaknya membawa istrinya keluar rumah tanpa seijinnya, namun David tidak bisa berbuat apa-apa karena waktu yang sudah mepet. Ia tidak mau mengecewakan rekan bisnisnya jika sampai dirinya terlambat. Dan apabila Lily sampai tidak datang, tentu saja hukuman berat sudah ia siapkan untuk istri menyebalkannya itu.

"Buka matamu, Cyin. Make up nya sudah selesai!" titah pegawai salon pria bergaya gemulai yang meriasnya kali ini.

Lily perlahan membuka matanya. Dia dibuat terkejut dengan penampilannya saat ini. Gaun berwarna ungu pastel dengan kelipan kalung mutiara yang disematkan ibu mertuanya membuat penampilannya begitu mempesona dan terkesan sangat elegan.

"Bagaimana, Lily? Kau suka baju dan aksesorisnya?" tanya Nyonya Amanda berjalan anggun menghampirinya yang masih terbengong tak percaya.

"I–ini... ini luar biasa, Mami. Ini sangat bagus!" Pujinya dengan tatapan takjub. Jujur saja Lily tidak belum pernah memakai gaun bagus ini juga perhiasan-perhiasan mewah. Ia sangat bahagia, ibu mertuanya begitu perhatian hingga memberikan barang-barang mewah ini secara cuma-cuma padanya.

"Baguslah kalau kau suka. Mami senang. Ya sudah, ayok kita jalan! David sudah menunggu!"

Lily bangkit dari duduknya. Dua orang pelayan salon membantunya memakaikan high heels. Wanita itu kembali mematut penampilannya dari pantulan cermin sebelum ia keluar dari salon yang megah itu.

Sementara itu, sudah hampir satu jam David menunggu. Rekan bisnisnya membawa serta istri mereka dan membuat David semakin kesal karena dirinya mereka telah dipermainkan oleh wanita itu. Gara-gara memikirkannya pula, David jadi tidak konsentrasi dalam membahas kerjasama perusahaan mereka.

Awas saja kau, wanita sialan! Aku akan membuat perhitungan padamu karena telah berani mempermalukanku seperti ini! 

Mereka pun bersulang setelah membicarakan inti pertemuan penting malam ini. David tersenyum dibalik wajah kesalnya. Apalagi saat salah satu rekan bisnisnya itu kembali menanyakan tentang istrinya.

"Dimana istrimu, Pak Dav? Katanya mau menyusul? Apa kalian baik-baik saja?"

"Iya, Pak Dav. Setelah pernikahan tanpa mengundang kami, apalagi yang kamu rahasiakan? Jangan-jangan dia hanya istri bayaran saja."

Hahahaha. . .

Rekan bisnisnya yang berjumlah 5 orang beserta para pasangan masing-masing di samping mereka tertawa terbahak-bahak. Hal itu sontak membuat wajah David semakin merah padam menahan rasa kesalnya.

Ini semua gara-gara Lily. Ia berjanji akan menghukum wanita itu setelah pulang nanti.

Namun tiba-tiba salah satu temannya berseru sambil menujuk ke arah dimana pintu masuk restauran mewah itu berada.

"Tunggu, tunggu, bukankah itu istrimu? Astaga... Cantik sekali!" puji rekan bisnisnya itu yang membuat pasangannya langsung cemberut kesal.

Semua mata yang ada di meja tersebut spontan menoleh ke arah yang di tunjukkan oleh salah satu rekan mereka. Tatapan kagum itu juga terlihat jelas dari yang lainnya. Tak terkecuali David Angkasa.

Pria itu terbelalak hingga tak mampu berkata-kata. Sekian detik memandang tanpa berkedip wanita yang berjalan menghampirinya.

"Maaf membuat semuanya menunggu. Salam kenal semuanya. Saya Lily Jelita Wijaya, istri dari David Angkasa Bagaskara. Senang bertemu anda semua," tutur Lily dengan begitu lembut dan sopan. Ia membungkuk hormat sebelum akhirnya menjatuhkan tubuhnya di kursi yang ada di sebelah suaminya.

David diam membisu. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Wanita yang biasanya berpakaian slengean dan selalu memakai celana jeans itu kini memakai gaun yang begitu elegan dan berbicara dengan sangat anggun. Wajahnya pun terlihat sangat dewasa, mampu mengimbangi David yang usianya terpaut 12 tahun darinya.

Benarkah ini Lily? Bagaimana bisa? Apa dia punya kepribadian ganda?

**

Bersambung...

1
ahok wijaya
Gak kecewa! 👍
Diandra Ayu: makasih kak🥰
total 1 replies
Shinn Asuka
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Diandra Ayu: Wah, makasih banyak kakak🥰🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!