Chelsea bahagia saat orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Reno, putra sahabat mereka.
Berbanding terbalik dengan Reno yang terpaksa menerima perjodohan itu karena ancaman papanya.
Segala usaha dilakukan Reno untuk membuat Chelsea membatalkan perjodohan mereka. Mulai dari memperkenalkan Sherly, teman SMA-nya sebagai kekasih sampai membuat Chelsea melihatnya tidur dengan Sherly di kamar hotel, namun semua itu tidak menggoyahkan Chelsea untuk meneruskan perjodohan mereka.
Chelsea akhirnya menyerah setelah Sherly datang dan menunjukkan bukti kalau wanita itu sedsng hamil dari benih Reno.
Chelsea pun pergi menjauh dan memutuskan kembali setelah 4 tahun berlalu dan tampil sebagai Chelsea yang berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Reno
Reno berjalan melintasi lobby kantor Cipta Konstruksi, milik papa Robert. Sudah seminggu sejak pertunangannya dengan Chelsea, Reno mendapat kesempatan untuk mulai magang di perusahaan ini.
Belajar sekaligus sebagai persiapan untuk meneruskan usaha papa Robert karena Revan lebih memilih mendirikan perusahaannya sendiri di luar.
“Bagaimana perkembangan skripsimu, Ren ?”
Papa Robert sedang berdiri di dekat meja gambar sambil membaca lembaran cetak biru yang terpasang di atasnya,
“Tinggal beberapa bab lagi, Pa, sesudah itu sidang dan kalau lancar aku bisa di wisuda tahun ini juga.”
“Papa senang karena kamu bisa menyelesaikannya tepat waktu ditambah lagi kamu sudah bertunangan dengan Chelsea.”
Papa Robert meninggalkan pekerjaannya dan ikut duduk di sofa berhadapan dengan Reno.
“Papa tahu kalau kamu belum sepenuhnya menyukai Chelsea, tapi papa dan mama yakin kalau waktu akan membuka mata dan hatimu untuk Chelsea. Sambil menunggu semuanya itu, papa berharap kamu memutuskan hubunganmu dengannya.”
Papa Robert meletakkan handphonenya di atas meja dengan satu gambar yang terbuka.
Reno langsung terkejut melihatnya, gambar yang diperlihatkan oleh papa sama persis dengan yang Edo tunjukkan beberapa waktu lalu dan semuanya itu masih terpampang di laman medsos milik Sherly.
“Tolong kamu hargai perasaan Chelsea sebagai perempuan dan ada kedua mertuamu yang sangat peduli dengan putri mereka. Supaya kamu tahu kalau papi mertuamu pernah menemui papa di sini dan minta supaya perjodohan kalian dibatalkan atau minimal pertunangan kalian diundur sampai kalian berdua yakin dengan perasaan masing-masing.”
Reno terdiam dan seperti menemukan jawaban atas sikap papi Agam padanya selama ini. Tatapan papi Agam sering membuat Reno bergidik dan jengah.
“Bukan karena foto ini yang membuat papimu resah, tapi karena kamu sendiri belum bisa menunjukkan keseriusan pada Chelsea. Papa mengerti dengan perasaan Agam dan akan mengambil tindakan yang sama, apalagi saat melihat perempuan itu seolah mengakui kamu adalah kekasihnya. Chelsea sudah seperti anak kandung papa dan mama, bukan sebatas calon menantu saja. Apapun yang membuat Chelsea sakit hati, papa dan mama akan merasa sakit hati juga.”
“Sebetulnya Sherly bukan kekasihku, Pa. Aku dan dia tidak memiliki hubungan apapun. Sherly memang menyukai aku, tapi aku tidak memiliki perasaan apapun padanya.”
“Kenapa ? Kalau papa lihat dia cukup cantik dan pintar, pasti mudah mengambil hatimu. Bukankah perempuan seperti itu yang kamu sukai ? Cantik, pintar, mandiri dan memiliki kepribadian yang kuat . Berbeda dengan Chelsea yang sering membuatmu kesal karena manja, cerewet dan cenderung bersikap apa adanya.”
“Aku sendiri tidak tahu kenapa tidak pernah bisa menyukai Sherly sejak dulu meskipun sebagai wanita dia memiliki banyak hal seperti yang papa sebutkan tadi. Aku juga tidak mengerti kenapa Sherly terus memaksakan perasaanya padahal aku sudah menolaknya berkali-kali.”
“Sepertinya kamu adalah magnet untuk perempuan-perempuan pemaksa,” ledek papa Robert sambil tertawa. Reno ikut tertawa pelan.
“Kalau memang Sherly terus mengejarmu dan tidak mau menerima penolakanmu berarti dia sama seperti Chelsea yang selalu bilang kalau kamu adalah calon suaminya.”
Reno hanya tertawa pelan. Apa yang dikatakan oleh papa sepenuhnya benar, tapi entah kenapa Reno merasa lebih tidak nyaman dengan tindakan Sherly yang suka mem-posting kedekatannya dengan Reno di laman medsosnya.
“Belajarlah mencari jawaban soal perasaanmu. Papi Agam sudah berpesan kalau kamu benar-benar tidak bisa mencintai Chelsea sebagai calon istrimu, lepaskan dia, jangan menggantung perasaan Chelsea terlalu lama biar dia masih punya kesempatan untuk mencari penggantimu di luar sana.”
Reno masih terdiam dan tersenyum tipis. Kalimat papi Agam sama persis dengan ucapan Chelsea di malam pertunangan mereka . Keluarga itu pasti bisa melihat keraguan yang terpancar dari hati Reno.
“Sementara soal pekerjaan, berusahalah sebaik mungkin untuk mengembangkan usaha ini karena biar bagaimana pun kamu adalah anak papa. Suatu saat nanti perusahaan ini akan menjadi milikmu.”
“Semoga Reno tidak mengecewakan papa.”
“Selama kamu mau belajar dan belajar terutama dari yang sudah berpengalaman, papa yakin kamu akan berhasil. Ambillah yang baik dan perbaikilah kekurangan yang masih ada. Papa sudah minta disiapkan satu ruangan di lantai 3 biar kamu bisa belajar dari bawah dulu. Ada Om Arif yang akan membantumu, jangan sungkan-sungkan untuk bertanya padanya atau kalau perlu dengan papa langsung.”
“Iya, Pa, semoga Reno bisa cepat belajar menghadapi pekerjaan di lapangan secara langsung.”
“Papa percaya dan yakin kamu pasti bisa !” Papa Robert mengangguk pasti sementara Reno hany tersenyim mengamini ucapana papa Robert.
*****
Sherly tersenyum lebar saat melihat Reno datang menemuinya. Ada sedikit harapan di hati Sherly karena selama ini Reno tidak pernah mengajaknya bertemu, apalagi Sherly sempat mendengar kalau Chelsea mulai menjauh dari Reno.
“Sorry gue terlambat.” Reno menarik kursi yang ada di seberang Sherly.
Sehari sesudah perbincangannya dengan papa di kantor, Reno memutuskan untuk menemui Sherly dan menegaskan tentang hubungan mereka.
“Nggak apa-apa, kamu terlambat 2 jam pun aku pasti akan menunggu selama restonya belum tutup,” sahut Sherly dengan wajah tersipu dan senyum malu-malu.
Reno memesan minuman sebelum memulai pebincangannya dengan Sherly. Jadwal kegiatannya mulai padat karena selain mempersiapkan skripsi, Reno senang bisa mulai bekerja di perusahaan orangtuanya. Dan malam ini, Reno sengaja menemui Sherly supaya masalahnya bisa segera tuntas dan tidak menganggu konsentrasinya.
“Gue nggak mau basa-basi karena nggak bisa lama-lama juga,” ujar Reno sambil menyodorkan handphonenya.
“Tolong hapus postingan ini dari akun elo dan semua postingan yang membuat orang salah paham, mengira kalau kita pacaran.”
“Kenapa ? Aku nggak pernah memperlihatkan wajahmu terang-terangan dan tidak menyebut nama kamu juga,” wajah Sherly terlihat emosi sampai dahinya berkerut.
“Elo memang nggak menyebutkan nama atau memperlihatkan wajah gue, tapi elo juga tidak membantah komentar orang yang memastikan kalau postingan elo itu tentang gue.”
“Kenapa baru sekarang protesnya ?”
“Elo tahu sendiri, Sher, selama ini gue nggak pernah aktif berselancar di dunia medsos model begini, akun pribadi gue pun udah lama nggak pernah update apapun. Tapi orang -orang di sekeliling gue banyak yang melihatnya dan info ke gue, dan terutama postingan yang terakhir ini cukup mengganggu.”
“Aneh, udah sekian lama kamu baru protes,” Sherly tersenyum sinis.
“Gue udah bertunangan dengan Chelsea seminggu yang lalu dan gue minta supaya elo menghargai perasaan keluarga gue berdua.”
“Keluarga mana yang kamu maksud ? Bocah manja itu ? Jadi dia yang meminta kamu menghapusnya menggunakan orangtuamu ?”
Reno menghela nafas, mencoba bersikap tenang menghadapi Sherly. Ucapan papa Robert benar kalau Reno harus berhadapan dengan wanita yang terobsesi padanya dan sulit diberi penjelasan.
“Chelsea bahkan tidak penah menyinggung masalah kamar hotel pada siapapun, jadi elo nggak perlu bawa-bawa namanya. Gue nggak mau karena postingan itu, semua usaha yang gue lakukan untuk mendapat kepercayaan bokap gagal dan berantakan. Jadi tolong elo hapus postngan itu atau gue akan menempuh jalan lain dan membuat elo susah aktif di media sosial lagi.
“Baru juga tunangan, bocah itu sudah bisa ngatur hidup kamu !’
“Bukan karena siapapun, tapi gue sendiri merasa terganggu dan tidak suka saat membaca komentar banyak orang di akun elo. Sampai saat ini jawaban gue masih sama, gue nggak punya perasaan lebih selain sebagai teman. Terima kasih karena selama ini elo udah banyak membantu dan mengerti gue, terutama soal kamar hotel itu.
Carilah cowok yang lebih dari gue, Sher, yang mencintai elo dan tergila-gila sama elo. Gue kan selalu bilang kalau elo itu pintar, cantik dan punya banyak kelebihan, pasti nggak akan sulit dapetin cowok yang sesuai dengan kriteria elo.”
“Dan kamu adalah cowok paling egois yang tidak mau belajar mengerti perasaanku. Sudah berapa kali juga aku bilang kalau hatiku sudah terlanjur sukanya sama kamu dan nggak mudah berpaling dengan yang lain.”
“Thankyou atas pujiannya, tapi tolong jangan memupuk harapan apapun sama gue. Apalagi sekarang status gue adalah tunangannya Chelsea.”
“Kamu juga nggak cinta sama dia, Reno ! Kenapa akhirnya kamu mau aja dijodohin sama dia ? Kenapa kamu mau mencoba belajar menerima bocah itu dan tidak mau memberikan aku kesempatan untuk membuktikan cintaku ?”
“Nggak usah membahas soal bagaimana perasaan gue sama Chelsea. Tujuan gue menemui elo malam ini untuk meminta baik-baik supaya elo menghapus semua postingan foto yang berhubungan dengan gue, Sher.
Sekarang ini gue masih bisa bicara baik-baik sama elo, tapi kalau bokap gue udah turun tangan, gue nggak yakin elo akan terhindar dari masalah hukum.”
“Tapi Reno…”
“Tolong jangan berharap lebih jauh lagi, Sher. Elo tetap teman gue, soal itu nggak ada yang berubah dan gue nggak akan pernah melupakan semua kebaikan elo sama gue dan hubungan kita tetap hanya akan sebatas itu aja.”
Wajah Sherly memerah karena menahan rasa marah, tangannya pun terkepal di bawah meja. Dalam bayangannya, Chelsea sedang menertawakannya, menganggap Sherly sudah kalah dari bocah ingusan itu.
“Gue harus balik sekarang, Sher. Tolong penuhi permintaan gue karena gue benar-benar nggak mau elo dibuat susah kalau tetap mempertahankannya.”
Reno mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan dan memnta bon pada pelayan.
“Sorry gue balik duluan, masih ada kerjaan yang harus gue selesaikan.”
Reno beranjak bangun dan tidak berusaha membujuk Sherly yang masih diam dan wajahnya terlihat tidak bersahabat. Reno berharap sebagai wanita dewasa, Sherly bisa mengerti dengan permintaan Reno malam ini dan tidak memperpanjang urusannya terutama dengan Chelsea.
Reno yg menolak perjodohan sehingga dia membuat rekayasa pacaran sama Serly,
Revan yg hanya pura pura mencintai mu padahal dia sudah punya anak dari Dita
Bastian yg mencintai mu tapi dia punya masa lalu yang kelam sehingga dia punya anak dari perempuan lain 🤭🤭🤦♀️