Arin adalah perempuan sederhana, manis tapi cerdas. Arin saat ini adalah salah satu mahasiswi jurusan tehnik kimia di fakultas tehnik negeri di Bandung. Orang tua Arin hanyalah seorang petani sayuran di lembang.
Gilang adalah anak orang terpandang di kotanya di Bogor, ia juga seorang mahasiswa di tempat yang sama dimana Arin kuliah, hanya Gilang di jurusan elektro fakultas tehnik negeri Bandung.
Mereka berdua berpacaran sampai akhirnya mereka kebablasan.
Arin meminta pertanggung jawaban dari Gilang namun hanya bertepuk sebelah tangan.
Apakah keputusan Arin menjadi single mom sudah tepat? dan seperti apakah sikap Gilang ketika bertemu putrinya nanti?
Yuuk kita ikuti alur ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yance 2631, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ponsel Baru Alina
Selesai makan malam, Alina, Arin dan Gilang memutuskan untuk pulang karena Alina besok sekolah pagi.. pukul 06:30 Alina harus sudah ada di sekolahnya.
Alina tampak bahagia malam ini karena impiannya hampir terwujud untuk mempersatukan kedua orang tuanya.
Alina terlihat tetap menggandeng manja lengan kiri Gilang, dan wajah Gilang pun bahagia, sedangkan Arin berjalan di sisi kanan Gilang.
"Rin, papi dan mami secepatnya akan ke rumah engki lembang untuk melamarmu.. "ujar Gilang sambil mengemudikan mobilnya, dan juga tersenyum mesra.
"Iya terima kasih Lang, aku juga kasih tahu ayah dan ibu dulu.." ujar Arin tersipu, "Eneng juga mau bilang sama engki kalo ambu dan ayah udah 'jadian' hehe.." ujar Alina yang tiba tiba ikut bicara dari jok belakang.
"Apa 'jadian' neng?" tanya Gilang.
"Iya ayah, kalo orang eeh.. maksud eneng cowok udah nembak cewek terus di terima itu namanya udah 'jadian'.." ujar Alina.
"Ambu sama ayah mah sudah tua neng, nggak ada pacar pacaran, nanti eneng juga gitu ya jangan pacaran langsung lamaran terus nikah, makanya neng nanti di UCLA kamu kuliah kalau ada laki-laki yang dekati kamu.. dan cuma pacaran saja itu hukumnya Haram" ujar Gilang, Arin di sebelahnya pun mengangguk.
"Iya ayah, memang ada beberapa cowok di sekolah yang mendekati eneng tapi eneng anggap teman semua, "ujar Alina.
"Good girl!, sekali lagi ayah tekankan sama kamu ya jangan mau pernah di pacari cowok, kalau memang eneng suka cowoknya bawa ke rumah dan harus bicara sama ayah, eneng anak ayah yang paling cantik sedunia.. jangan mau di hina sama cowok, ingat ya baik-baik pesan ayah, paham?" ujar Gilang tegas.
"Iya ayah,.. "ujar Alina.
Mereka pun tiba di rumah Arin, "Lang.. terima kasih ya nanti aku bicara sama ayah" ujar Arin berbisik pelan.
"Ambu, sekarang mah ngomongnya bisik-bisik sama ayah, nggak judes lagi kan?" ujar Alina.
"Neng, iih kamu ini ya, ambu hanya bilang mau konfirmasi sama engki" ujar Arin agak melotot pada Alina.
"Ini ayah Eneng..!" ujar Alina sambil memeluk tubuh Gilang yang masih tegap dan tampan.
"Iya abis ayah siapa lagi coba.. eneng satu satunya anak ayah" ujar Gilang. "Ayah nggak boleh bilang eneng anak satu satunya, kan sebentar lagi eneng mau punya adik.." ujar Alina.
Gilang pun tersenyum sambil mencium kepala Alina yang tertutup hijabnya, "Ya sudah ayah nggak masuk ya.. ayah langsung pulang" ujar Gilang.
"Assalamualaikum.. "ujar Gilang.
"Waalaikumsalam.. "balas Arin dan Alina.
Arin pun memberitahukan kedua orang tuanya jika dia telah menerima lamaran Gilang, tentu saja kedua orang tua Arin bahagia mendengar kabar baik itu.
"Ambu, ambu.. ini kenapa ya ponsel eneng mendadak suka off sendiri, takutnya rusak euy" ujar Alina.
"Coba aja lagi neng di tekan-tekan lagi tombolnya, bisa jadi baterenya habis" ujar Arin, eneng pun mencobanya tapi ponselnya tidak bisa kembali normal.
"Mm, harus di lem biru ini mah ambu" ujar Alina, Arin pun tersenyum mendengar ocehan putrinya.
"Ambu eneng pinjam ponsel ambu ya sebentar, eneng mau kirim pesan sama ayah" ujar Alina, lalu Arin memberikan ponselnya.
Alina kelihatan bingung mencari kontak ayahnya, dan mencobanya sekali lagi.. "Ambu, kontak ayah yang mana?" tanya Alina, "Oh sebentar.. "ujar Arin lalu mencari kontak Gilang.
"Yang ini neng.. "ujar Arin, Alina lalu melihat dan disitu nama Gilang adalah ayahnya Alina. Lalu Alina mencoba mengirim pesan pada ayahnya.
"Ayah, ini Eneng.. ponsel aku mendadak mati, sepertinya rusak deh, gimana ya Yah, eneng teh bingung mau perbaiki dimana" ujar Alina dalam pesannya.
Tidak lama Gilang pun membalas pesan Alina, "Neng, rusaknya kenapa.. kamu yakin nggak bisa ON lagi?, ponsel kamu brandnya apa?" tanya Gilang dalam pesannya.
"Apple 11 pro ayah.. "ujar Alina.
"Ya sudah besok pagi ayah lihat dulu ya nanti pas berangkat sekolah.." ujar Gilang.
"Iya ayah.. "ujar Alina dalam pesannya.
Keesokan pagi, setengah jam setelah sholat subuh Gilang sudah berada di rumah Arin, terlihat Arin menyuguhkan secangkir teh manis hangat kepada Gilang dan meletakkannya di meja tamu, "Lang, di minum dulu tehnya.. "ujar Arin.
"Terima kasih Rin.. "ujar Gilang tersenyum.
Setelah Alina siap, lalu menghampiri ayahnya sambil membawa ponselnya yang rusak..
"Neng, biar ayah bawa dulu ya nanti ayah coba servis.. kamu fokus saja belajar" ujar Gilang sambil mengusap kepala putrinya itu
"Ambu.. ,eneng duluan sama ayah" ujar Alina. Arin pun menghampiri mereka.
"Assalamualaikum.. "ujar Alina memberi salam. "Waalaikumsalam.. hati-hati di jalan ya," ujar Arin pada Alina dan Gilang.
Gilang mengantar Alina ke sekolah terlebih dulu baru setelah itu ia menuju kantornya. Tak terasa Gilang sudah sampai di sekolah Alina di SMAN 3 Bandung di jalan Belitung.. Alina bersiap untuk turun..
"Ayah, jangan lama-lama ya cepat nikahin ambu, pestanya juga harus meriah, daah ayah.. Assalamualaikum" ujar Alina.
"Waalaikumsalam.. "balas Gilang sambil tersenyum melihat putri cantiknya.
Beberapa menit kemudian Gilang sudah tiba di kantornya, ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan dan juga meeting rutin pagi ini.
Sementara di tempat lain, Arin juga terlihat sibuk setelah ia diangkat menjadi ketua jurusan tehnik kimia ITB di kampusnya, karir Arin memang bagus... dari tahun ke tahun posisi Arin selalu ada kemajuan.
POV DEVI
Hampir lebih dari 12 tahun gue menjanda, hidup gue kacau.. walaupun gue juga lulusan dari kampus ITB, tapi gue nggak mengabdikan ilmu untuk gue sendiri dan banyak orang.
Gue pribadi yang malas dan sikap gue yang boros dalam hal keuangan itu gue miliki karena sejak kecil sudah dimanja orang tua gue yang kaya.
Saat ini gue sedang memantau media sosial si Gilang di dalam mobil, sampai akhirnya gue lihat sesuatu..
"Huh, siapa sih anak ini?, apa .. jangan-jangan anaknya si Arin, yang waktu itu hamil duluan? Gue jadi penasaran, sialan si Arin!" gumamku.
Terlihat ada beberapa caption dengan tulisan, 'Separuh nafasku' dari foto-foto Gilang yang ada di media sosial memperlihatkan kebersamaannya dengan Alina.
"Gue akan cari tahu tentang anak ini dan gue akan sebarkan berita kalau dia anak haram, biar tahu rasa si Gilang!" gumamku.
"Gue harus ke bandung lagi secepatnya, gue akan coba sekali lagi ikuti Gilang ke rumahnya, penasaran banget gue.. tapi gue harus ganti mobil dulu kayaknya supaya Gilang nggak sadar kalau gue ikutin dari belakang" gumamku.
Gue coba datang ke beberapa showroom langganan gue, mm.. lucu juga sedan sport kecil 2 pintu warna kuning.. hmm..
"Mm, ini kayaknya cocok buat gue.. coba ah gue mau tukar tambah aja sama mobil gue, kali aja si kokoh langganan mau" gumamku.
"4 tahun lalu gue pernah kesini, ya nggak nyangka gue bisa ada disini lagi.. kali ini gue harus berhasil ikuti Gilang kemanapun, sekalian gue cari info soal anak perempuan itu" gumamku.
"Gue berharap Gilang nggak bisa kenalin gue dengan kacamata hitam, masker dan topi ini" gumamku dalam hati.
"Ya, itu Gilang.. tapi kok banyak juga ya teman kantornya wanita, siapa mereka?" gumamku sedikit cemburu.
"Masih aja ganteng suami gue.. "gumamku. Diam-diam gue coba terus mengikuti Gilang, gue juga curiga apa salah satunya pacar Gilang yang sekarang, gue belum pasti.
Gue pura-pura ngobrol dengan si ibu warung tempat gue ngopi sekarang, "Bu saya teh lagi cari sodara di perusahan itu, tapi satpam larang saya masuk, kenapa ya?" ujar Gue.
"Namanya siapa mbak?" tanya ibu warung.
"Namanya pak Gilang, ibu kenal?" tanya gue ke ibu warung. "Oh pak Gilang, tentu ibu kenal dia suka makan disini juga.." ujar ibu warung.
"Kalau mobil pak Gilang itu masih yang dulu nggak bu yang Pajero hitam?" tanya gue memancing karena gue baru sadar itu 4 tahun yang lalu.
"Oh iya mbak, masih kok mbak setahu saja merknya juga sama masih Pajero juga tapi keluaran terbaru warnanya putih sekarang, "ujar ibu warung polos.
Singkat cerita.. gue berhasil untuk ikuti mobil Gilang, tapi sepertinya Gilang tahu kalau gue coba mengikuti dia, di tanjakan setelah arah pasopati pajero putih Gilang lenyap dari pandangan gue di sekitaran gedung sate.
"Sial!, sial! awas Lo Lang.. gue nggak nyangka Gilang tiba-tiba berbelok arah berlawanan dari posisi gue sekarang" gumamku.
Sepulang dari kantornya tampak Gilang sudah berada di gedung BEC atau Bandung Electronic Center di jalan Purnawarman..
"Rin, ponsel eneng sepertinya udah nggak bisa di service.. aku di BEC sekarang mau belikan dia Apple 14 pro boleh?" tanya Gilang.
"Boleh belikan dia ponsel baru tapi jangan yang mahal, yang biasa aja, dia harus belajar hemat, hidup sederhana.." ujar Arin tegas.
"Iya Rin ... "ujar Gilang menurut.
"Lihat yang produk Apple 12pro bisa kang?" tanya Gilang di sebuah counter. Setelah melihat dan membayar akhirnya Gilang memilih ponsel baru untuk Alina, Apple 12pro.
Tak terasa Gilang sudah berada di depan rumah Arin yang asri. Gilang lalu masuk ke dalam rumah dan melihat Alina sedang belajar..
"Eneng sayang, assalamualaikum.. "sapa Gilang pada putrinya.
"Waalaikumsalam, ayah..?" balas Alina terkejut melihat Gilang sudah berdiri di depannya.
"Nih coba lihat ayah bawa apa.. hayoo?" ukar Gilang sambil memberikan paper bag ke tangan Alina.
"Eeh Hp baru.. alhamdulillah, terima kasih ayah" ujarnya sambil mencium pipi Gilang.
"Iya sayang sama-sama,.. kartu kamu juga sudah ada di dalam, tinggal pake aja" ujar Gilang sambil membalas pelukan Alina. Alina pun langsung mengotak-atik ponsel barunya.
Tak lama Arin pun datang, "Assalamualaikum.." sapa Arin. "Waalaikumsalam.. "balas Alina dan Gilang.
"Capek ambu?" tanya Alina.
"Iya nak, lumayan capek hari ini.." ujar Arin, Gilang pun menatap lembut Arin.
"Ambu, lihat dong.. hehehe.. Eneng dibelikan ayah Hp baru nih" ujar Alina tersenyum, sambil memperlihatkan ponselnya.
"Apple 12pro itu Rin, nggak mahal kok.. "ujar Gilang. "Mm, ya Lang.. "ujar Arin mengangguk.
********