NOTA HUTANG DI ATAS PERNIKAHAN

Saat ini Tuan Andreas sedang berada di dalam ruang baca milik Kakek Chryst. Ia sedang berhadapan dengan putranya. Sementara itu Virgo dan Dylan sudah keluar dari kamarnya. Tepat satu langkah di depan kamar Virgo, Dylan mencekal lengan Virgo dan membalikkan tubuhnya dengan cepat.

"Mau apa kau!" gertak Virgo.

"Cih, masih berani menantangku! Aku tau kau hanya berpura-pura hilang ingatan dan mencoba menjerat kakekku dengan pengakuan palsumu bukan?"

"Kata siapa aku hilang ingatan! Ha-ah, kau kira aku tidak ingat siapa kau!"

Virgo mendorong tubuh Dylan hingga terbentur tembok. Tidak disangka kekuatan Virgo cukup besar di balik tubuhnya yang mini itu.

"Aku tidak pernah mau berada di bawah kendalimu, kau tau, aku tak pernah melakukan perbuatan kotor sepertimu. Sudah menabrak orang meninggalkan di jalan bahkan tidak meminta maaf kepadaku!"

Virgo berbalik memunggungi tubuh Dylan.

"Jika kau tau aku yang menabrakku, kenapa kau tidak pernah meminta pertanggung-jawaban kepadaku?"

"Jelas saja aku tidak meminta pertanggungan jawab darimu, karena aku tau yang berkuasa di sini bukan kau, melainkan kakek."

"Dasar wanita tidak tau diri, beraninya kau!"

Gigi Dylan gemertak menahan amarah, Virgo tersenyum menyeringai. Perlakuan kasar dari para lelaki membuat kepribadiannya berganti. Ia yang awalnya lembut kini menjadi wanita yang lebih garang.

...***...

"Ada apa kau kemari?"

"Ayah, aku hanya menginginkan sebuah posisi di perusahaan ayah, tapi kenapa langkahku dipersulit?"

"Sejak kapan kau peduli dengan perusahaan? Bukankah yang kau mau hanya uang dan uang?"

"Aku sudah berubah ayah, lihatlah ke dalam mataku, aku sungguh sudah siap memimpin perusahaan saat ini."

"Jika kau memang ingin memimpin salah satu perusahaan, maka ambil alihlah perusahaan yang baru saja aku bangun di Sulawesi."

"Benarkah yang ayah ucapkan barusan? Kalau iya, biarkan aku pergi saat ini juga, bukankah menurut ayah waktu adalah uang, jadi setiap detik waktu sangat berharga."

"Baguslah kalau kau paham."

Tuan Andreas menjabat tangan Kakek Chryst sebelum ia meninggalkan ruangan itu. Wajahnya sangat berseri-seri ketika ia mulai melangkah keluar dari ruangan Kakek Chryst berada. Hal itu sukses membuat putra kandungnya merasa jengah.

"Biasa aja keles liatnya," ucap Dylan sambil berlalu.

Tetapi mata Andreas tidak sengaja melihat sekelebat bayangan Virgo.

"Ada wanita di sini? Wah sepertinya aku ingin mengejarmu!"

Andreas memutar langkahnya menuju ke kamar Virgo, ia ingin memastikan apakah yang ia lihat barusan benar-benar wanita atau bukan. Dylan yang masih berada di sana melihat Andreas menyusul ke arah Virgo membuatnya geram. Langkahnya terhenti ketika Virgo merasa ada yang mengikutinya.

"Maaf siapa Anda?"

"Mata Andreas membola melihat wajah Virgo."

"Le-lena?" ucapnya kemudian.

"Maaf aku bukan Lena, tetapi namaku ...."

"Milley, namanya Chamomile Milley, dia adalah tunanganku sekaligus calon istriku ayah," ucap Dylan yang entah sejak kapan berdiri di samping Virgo sambil merangkul pinggangnya.

Dylan menatap wajah Virgo dengan tersenyum mesra, "Bukan begitu kan sayang?"

"Sial, sejak kapan lelaki ini ada di sini?"

"I-iya, nama saya Milley, calon istri Dylan."

Tentu saja otak Andreas langsung mencerna kata intinya. "Kalau mereka akan menikah, secara otomatis harta kekayaan ayah akan langsung dikuasai anak sialan ini. Sial!"

Andreas yang merasa geram segera meninggalkan tempat itu dengan segera. Ia tidak terima dengan keputusan Kakek Chryst tetapi ia tidak bisa membantahnya saat ini.

"Ayah, tidak kah kau ingin menberikan doa untuk kami?"

Virgo yang jengah segera melepaskan tangan Dylan yang masih betah menempel di pinggang rampingnya. Tidak lupa sebagai bonusnya ia menginjak kaki Dylan.

"Sialan! Dasar wanita sialan, beraninya kau!"

Dylan yang masih kesakitan akan kakinya tidak bisa menyusul Virgo pergi. Ia pun meninggalkan tempat itu lalu masuk ke dalam kamarnya yang tidak jauh dari kamar Virgo.

Sepanjang langkahnya Virgo hanya tersenyum menanggapi hal tersebut. Namun, ia tidak boleh merasa senang. Di lihat dari dalam mata Andreas ia sadar jika lelaki tua itu hanya mengincar harta Kakek Chryst.

"Mungkinkah kakek meminta Dylan menikah muda untuk melindunginya dari jeratan anak kandungnya, Tuan Andreas ayah Dylan. Entahlah aku capek, aku mau tidur."

Virgo melepas gaunnya dan berganti dengan kaos kedodoran dan celana pendek. Sepertinya kakek lupa jika ia wanita, buktinya di dalam almari milik Virgo tidak ada pakaian santai untuknya, karena di dalam sana isinya gaun semuanya.

Di dalam perjalanan pulang, Tuan Andreas memukul-mukul stir kemudi. Rasanya ia lelah jika harus meneruskan kebohongan ini.

"Kenapa gadis tadi sangat mirip dengan Lena, apakah benar ia anak Lena?"

"Aku harus mencari tau semuanya, ya, aku harus melakukannya."

...🌹Bersambung🌹...