Luna Arindya, pemanah profesional dari dunia modern, meninggal tragis dalam sebuah kompetisi internasional. Saat membuka mata, ia mendapati dirinya berada di dalam novel fantasi yang pernah ia baca—dan menempati tubuh Putri Keempat Kekaisaran Awan. Putri yang lemah, tak dianggap, hidupnya penuh penghinaan, dan dalam cerita asli berakhir tragis sebagai persembahan untuk Kaisar Kegelapan.
Kaisar Kegelapan—penguasa misterius yang jarang menampakkan diri—terkenal dingin, kejam, dan membenci semua wanita. Konon, tak satu pun wanita yang mendekatinya bisa bertahan hidup lebih dari tiga hari. Ia tak tertarik pada cinta, tak percaya pada kelembutan, dan menganggap wanita hanyalah sumber masalah.
Namun semua berubah ketika pengantin yang dikirim ke istananya bukan gadis lemah seperti yang ia bayangkan. Luna, dengan keberanian dan tatapan tajam khas seorang pemanah, menolak tunduk padanya. Alih-alih menangis atau memohon, gadis itu berani menantang, mengomentari, bahkan mengolok-olok
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Yu Zhi
Wajah pria itu masih datar, tapi kedua telinganya yang tersembunyi di balik rambut panjang hitamnya berubah sedikit merah. Untung saja kabut sore menutupi warna itu.
Lan Mei, yang masih jongkok dengan keranjang di kepala, mengintip sedikit. "Ya Tuhan… aku tidak bermimpi, kan? Putriku benar-benar sedang merayu Kaisar Kegelapan? Orang yang katanya membantai satu pasukan hanya karena mereka bising?" batin Lan Mei
Pria itu menarik napas dalam, berusaha mengembalikan wibawanya. “Berani sekali kau bicara begitu. Bukankah kau tahu, aku bisa membunuhmu hanya dengan satu jentikan jari?”
Rui Zhi Han malah nyengir lebar, lalu dengan santainya menepuk dada. “Kalau mau bunuh, bunuh aja. Tapi setelah aku mati, siapa lagi yang bisa bikin hidupmu berwarna? Kau bosan kan, tiap hari lihat orang tunduk, gemetar, minta ampun? Nah, aku ini paket lengkap: lucu, cantik, plus sangat pintarm jadi kau tidak akan menyesal memiliki istri seperti ku.”
Lan Mei sudah pasrah, berbisik sambil menutup muka. “Putri… berhenti… tolong berhenti… jangan bikin saya jadi janda sebelum menikah…”
Mata pria itu berkilat aneh. Ada rasa penasaran yang tak bisa ia sembunyikan. Perempuan ini… benar-benar berbeda. Seharusnya dia takut, menangis, atau lari. Tapi justru…
Ia melangkah lebih dekat. Kabut seakan memberi jalan, auranya menekan hingga Lan Mei hampir pingsan. Namun Rui tetap santai, malah melirik ke atas-bawah.
“Hmm…” Rui mengangguk-angguk seolah menilai. “Postur oke. Mata tajam. Kalau senyum sedikit lebih sering, pasti bisa jadi model sampul majalah.”
Pria itu mengerutkan dahi. “Majalah?”
“Oh iya, lupa, di dunia ini belum ada. Intinya… kau tampan walau wajahmu kaku sekali. Tapi kalau senyum… bisa bikin aku makin jatuh.” Rui mengedip genit.
Seketika suasana hening.
Lan Mei mengguncang bahunya sendiri, hampir teriak. "Ya Tuhan! Putri bukan jatuh hati… ini jatuh ke liang kubur!"
Namun berbeda dari dugaan, pria itu… tiba-tiba tertawa lirih. Tawa dingin, rendah, tapi nyata.
“Hahaha… sudah lama sekali… aku tidak tertawa begini.”
Rui terperangah. “Nah, gitu dong! Senyum kamu kayak diskon besar di mall yang langka dan bikin hati orang meleleh.”
Pria itu menatapnya dalam, lalu tiba-tiba mendekat. Jarak mereka kini hanya sejengkal. Napas dinginnya menyentuh pipi Rui.
“Wanita, apa kau benar-benar tidak takut padaku?” bisiknya.
Rui tersenyum lebar, lalu membalas dengan berbisik pula. “Aku lebih takut kalau tidak bisa makan sore ini.”
Lan Mei: “……………..”
Pria itu terdiam, lalu perlahan mundur. Namun matanya tetap terpaku pada Rui Zhi Han, seolah ia baru saja menemukan teka-teki yang menantang.
“Aku akan mengingatmu, Putri Awan.” Suaranya dingin, tapi ada ketertarikan samar di dalamnya. “Kau… bukan wanita biasa.”
Ia pun berbalik, jubah hitamnya berkibar disapu angin, lalu lenyap dalam kabut.
Hening menyelimuti hutan.
Lan Mei langsung jatuh terduduk sambil menepuk pipinya sendiri. “Putriiii… Anda benar benar! Itu Kaisar Kegelapan! KAISAR KEGELAPAN!! Bagaimana bisa anda… Anda… justru menantang dia?!”
Rui hanya nyengir santai. “Heh, Mei. Justru itu… aku sedang naik level. Kalau ini game, aku sudah berhasil bikin boss final penasaran padaku. Langkah pertama menuju ending bahagia, sukses!”
Lan Mei ingin menangis lagi. “Saya yakin ini malah menuju ending kuburan massal…”
Rui terkekeh sambil memungut kembali keranjang daun. “Sudahlah, ayo pulang. Malam ini aku mau racik masker herbal. Siapa tahu besok aku makin glowing, Kaisar itu langsung jatuh cinta.”
Lan Mei menyeret kakinya lemas. "Dewa… tolonglah. Putri ini benar-benar akan membuat dunia kacau."
Selama perjalanan pulang tidak ada gangguan apapun seolah olah, aura dari Rui membuat penghuni hutan roh bersembunyi. Sesampainya di belakang istana kediaman nya ia langsung masuk dan menuju kamarnya tanpa ada yang tau, karena disini tidak ada pengawal atau pun pelayan selain Lan Mei.
Bahkan keberadaan mereka sering terlupakan oleh orang orang istana awan ini.
"Lan Mei, cepat istirahat dulu nanti malam kita akan buat ramuan ini untuk mempercantik penampilan kita" ujar Rui
"Baik putri jika begitu saya permisi dulu " ujar Lan Mei lalu menuju kamarnya.
Sedangkan Rui duduk di kursinya lalu minum teh yang ada di sana... Saat ia memikirkan sesuatu terdengar panggilan dari dalam dirinya.
"Yang mulia...." ujar suara itu
"Eh...suara siapa itu?" ujar Rui heran
"Putri ini hamba harimau putih... Putri jika anda ingin masuk kemari sentuh lah tato mahkota itu dan ucapankan masuk maka anda ak-...eh putri anda sudah di dalam" ujar harimau kaget.
Belum selesai ia bicara tuanya sudah ada di dalam, tuanya ini sangat ajaib pikir harum kecil itu.
"Iya kelamaan kamu jelasin nya, tapi ini tempat apa bagus sekali dan lihat banyak sekali tumbuhan obat" seru Rui di akhir katanya
Lalu mendekati tumbuhan obat obat itu, "kenapa kau tidak pernah bilang jika didalam sinih penuh obat yang luar biasa?" tanya Rui
"Putri anda tidak pernah bilang bagaimana hamba tau dan kita juga baru bertemu 1 tahun" jawab harimau itu
"Apa satu tahun..... Hahahaha kau ini ada ada saja kita baru bertemu beberapa jam tadi bagaimana bisa satu tahun" ujar Rui tertawa
"Tidak putri, memang ini sudah setahun, karena waktu di luar dan di dalam sini itu berbeda. Satu jam di luar sama saja dengan satu bulan di dalam sini " jelas harimau itu
"Benarkah... wah ini luar biasa, apa aku boleh melihat tempat lain disini?" tanya Rui
"Tentu saja putri... Tempat ini milik anda jadi putri bisa kemanapun anda bisa bahkan isi tempat ini pun milik anda" jawab harimau kecil itu
"Wah ini hebat, baiklah aku ingin berkeliling, mungkin saja aku menemukan hal yang menarik " ujar Rui lalu pergi mencari kesana kemari hingga ia melihat sebuah istana megah.
Saat Rui membuka sebuah pintu di istana itu ia sangat terkejut disana terdapat banyak senjata dan sebuah panah yang memancarkan cahaya pelangi. Dan saat membuka yang lain pun tetap mendapatkan barang yang berharga hingga akhirnya keruang yang terakhir Rui menemukan ruangan harta yang sangat luar biasa banyak hingga membuat mata Rui terbelalak.
"Ini benar benar emas dan koin.... Ya ampun aku kaya... aku kaya" seru Rui bahagia
Sedangkan harimau kecil itu memandang Rui takjub,"Ya ampun yang menjadi tuanku benar benar wanita ajaib, entah ini keberuntungan atau petaka, ck....ck... Ck..."
Rui lalu memeluk harimau itu dan menciumnya membuat harimau kecil itu memerah malu dan berubah kaku.
"Aku sangat bahagia... Kau adalah keberuntungan ku, aku menyayangimu.... Kau akan ku beri nama Yu Zhi
Bersambung