NovelToon NovelToon
Sistem Game Uang Gratis

Sistem Game Uang Gratis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Kebangkitan pecundang / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Alvan hanyalah seorang anak petani yang baru lulus kuliah.

Hidup sederhana di desa, membantu orang tuanya di sawah sambil mencari arah hidup yang belum pasti.

Satu kalimat dari gurunya dulu selalu terngiang:

“Nak, ibu sarankan kamu lanjut kuliah"

Namun dunia Alvan berubah bukan karena gelar tinggi, melainkan karena satu tindakan kecil, menolong seorang anak yang terjatuh di sawah.

Ding!

[Sistem berhasil terikat]

Sejak hari itu, kehidupannya tak lagi sama.
Setiap kebaikan kecil memberinya “misi,” setiap tindakan membawa “hadiah”
dan setiap bibit yang ia tanam… bisa muncul nyata di hadapannya.

Namun, seiring waktu berjalan, Alvan menyadari sesuatu, bahwa selain hal-hal baik yang ia dapatkan, hal-hal buruk pun perlahan mulai menghampiri dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - Sistem Kategori

Dalam ketenangan itu,

[Ding!]

Suara sistem bergema kembali...

Alvan refleks membuka hp dan mengeceknya.

Ding!

[Misi Utama Berhasil!]

[Reward : Sistem Berkelanjutan]

[Sistem Berkelanjutan "Kategori" Diaktifkan!]

Alvan mengerutkan dahi. Belum sempat ia bereaksi, bunyi notifikasi kedua muncul.

[Sistem Kategori Khusus Pertanian & Perkebunan Diaktifkan!]

[Sistem Kategori lainnya akan aktif apabila memenuhi syarat tertentu!]

Layar ponselnya kembali normal, seakan tidak terjadi apa-apa.

Alvan menatapnya lama, napasnya sedikit tercekat.

“Sistem Kategori Pertanian dan Perkebunan…? Maksudnya apaan lagi ini…” gumamnya pelan.

Panel Biru di hp nya sekarang sepenuhnya menghilang dan ia mengecek apa ada yang berbeda di hpnya.

Lalu, perlahan, 2 ikon baru muncul di layar beranda sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Sebuah aplikasi baru muncul di layar, dengan logo bergambar ladang hijau dan traktor kecil yang berkilau samar. Di bawahnya tertulis,

“Game Farm Reality & Simulator.”

Satu lagi di sebelahnya bertuliskan “Sistem.”

“Kalo yang 'sistem’ sih udah jelas, pasti kayak yang kemarin, ada menu nya gitu,” gumam Alvan sambil mengernyit.

“Nah, tapi yang satu ini… apaan dah baru muncul?”

“Coba buka dulu ajalah…” ucap Alvan, penasaran apa lagi yang bakal dikeluarkan sistem kali ini.

Sama seperti sebelumnya, begitu aplikasi disentuh...

[Ding!]

Layar langsung menampilkan notifikasi:

[Menyinkronkan aplikasi dengan pengguna]

[Progres 2%... 4%... 20%...]

[Harap Menunggu]

Alvan menunggu dengan sabar, hanya perlu 20 detik sudah selesai.

[Ding!]

[Sistem Berhasil Menyinkronkan]

[Selamat Datang di Game Farm Simulator & Reality]

Tanpa perlu masukin email atau nomor telepon, aplikasi itu langsung terbuka begitu saja.

Alvan mengernyit kecil.

“Lho, kok bisa langsung kebuka? Kayak kemarin aja, bisa tahu data aku gitu…” ucapnya dalam hati.

Ia menatap layar beberapa detik, mencoba mencerna, tapi makin dipikir makin nggak masuk akal selama ini..

 “Entahlah…” ucap Alvan singkat, menyerah karena tahu hal beginian mustahil saat ini di cari jawabannya.

Sebelum Alvan sempat menelusuri lebih jauh, Zania dan keluarganya tampak bersedihan, namun perlahan sudah mulai tenang dan bersiap pulang.

Sebelum berangkat, Pak Wandi meminta uang dari tas selempang istrinya dengan menggunakan bahasa asing.

“Деньги раньше.”

“Uang tadi.”

Istrinya mengangguk dan menyerahkan amplop berisi uang kepada suaminya.

“Maaf pak, cuma sedikit. Kami langsung pulang ya… selamat malam, pak!” Ucapmya sambil menyelipkan amplop ke tangan Pak Vandi dan langsung menyuruh istrinya masuk mobil.

“Мы идём домой, мама.”

“Kita pulang, Bunda.”

Ayah Alvan, Pak Vandi, refleks berteriak, “Tak usah, tak usah pak! Kami hanya berniat membantu!”

Namun, Pak Wandi tidak menghiraukan dan langsung naik ke mobil.

Di dalam mobil, Zania menoleh ke arah ayahnya dan berbisik dengan penuh sopan:

“Папа! Папа! Я хочу попрощаться со старшими братьями и сёстрами, которые сейчас со мной. Дедушка и бабушка были ко мне очень добры.”

“Ayah! Ayah! Aku mau berpamitan dulu dengan kakak-kakak dan opa-oma yang sudah sangat baik padaku.”

“Hm, baiklah…” ucap Pak Wandi, meski dalam hati ia ingin cepat pulang karena Pak Vandi tadi menolak uang pemberian nya.

Pak Wandi dan istrinya membuka pintu mobil kembali dan berpamitan dengan lebih sopan.

Pak Vandi, melihat hal itu, langsung mengulurkan tangan untuk mengembalikan amplop berisi uang yang di berikan tadi.

“Ga usah, Pak. Kami sekeluarga cuma berniat membantu,” ucapnya hangat.

Pak Wandi menggeleng pelan, lalu mendorong amplop itu kembali ke tangan Pak Vandi.

“Tak apa, Pak. Itu cuma sedikit, tak sebanding dengan pertolongan Bapak,” katanya.

Ia menoleh ke Zania sambil tersenyum dan memberi gestur jempol.

“Kalo Bapak tolak, Zania kami marah loh. Benar nggak, Zania?”

Zania, yang tidak mengerti sepenuhnya, hanya menatap dan mengangkat jempolnya sebagai jawaban.

“Iya, Pak,” jawabnya polos.

“Oh iya, Pak. Zania katanya mau pamitan dulu dengan opa, oma, dan kakak-kakak yang sudah baik banget dengan nya,” ucap Pak Wandi.

Pak Vandi dan istrinya tersenyum geli mendengar kata opa, oma yg baik.

“Haha, iya, kan memang seharusnya begitu,”

Ucap Pak Vandi sambil menggaruk kepala, dan istrinya menirukan gerakan yang sama terlihat seperti pasangan yang anak muda yang malu - malu kucing..

Istrinya, merasa canggung, masuk ke dalam rumah untuk memanggil adik Alvan, Alviani, yang sedang berada di kamarnya.

“Dek… adek… Adek Zania udah mau pulang, loh. Di jemput sama orangtua nya,” panggil nya.

Alviani yang kaget langsung membuka pintu.

“Lah, udah mau pulang aja?” serunya, lalu tanpa menunggu lama, ia segera berjalan menuju Zania di teras.

“Adek… kenapa udah mau pulang?” tanya Alviani sambil memeluk Zania.

“Hehe… iya, udah dijemput ayah dan bunda,” jawab Zania dengan tersenyum dan membalas pelukan nya.

Setelah selesai berpelukan, Alviani mengulurkan jari manis nya.

“Nanti kapan-kapan adek main ke sini, ya… janji?”

Zania pun mengangkat jari manisnya juga.

“Janji,” jawabnya dengan polos.

Alviani, yang sedang dilihat oleh lima orang termasuk kakaknya, langsung berdiri menjauh. Ia terlihat canggung dan memilih diam.

Untuk mengalihkan suasana, Pak Wandi memutuskan untuk segera pergi.

“Mari, Pak… Kami pulang dulu. Nanti kami akan ke sini lagi kapan-kapan,” ucap Pak Wandi sambil mengangguk pelan dari dalam mobil.

Zania, yang duduk di kursi belakang, langsung membuka kaca mobil dan melambaikan tangan.

“Dadah!” teriaknya ceria.

Lambaian tangan itu di balas oleh mereka berempat dan Alviani teriak paling kencang

"Dadah, Sampai Jumpa Lagi"

Broom… mobil itu hidup dan menjauh perlahan dari rumah.

Setelah memastikan tamu pulang, keluarga Alvan masuk kembali dan mulai bersiap untuk tidur.

Alvan menuju kamarnya, yang juga ditempati adiknya, Alviani.

Ayah dan ibu mereka berjalan masuk ke kamar nya, membawa lampu meja yang mulai meredup.

“Selamat tidur, Alvan. Selamat tidur, Alviani,” ucap mereka serempak, dengan nada hangat yang menenangkan.

“Selamat tidur, Ayah. Selamat tidur, Ibu,” jawab Alvan dan Alviani serempak.

Alvan naik ke kasur tingkat dua, karena kasur tingkat bawah memang sudah ditempati adiknya.

Alviani sedang duduk di kasurnya, menatap kakaknya yang sedang mau naik dengan senyum tipis.

Alvan juga menoleh sebentar ke arah adiknya,

ia tahu senyuman itu seperti menahan tangis kecil karena sedih Zania sudah pulang.

Alvan yang telah sampai di kasur atas, langsung tiduran dalam posisi telentang.

Ia pun terpikirkan untuk mengalihkan suasana, dia tidak rela adik nya menangis semalaman.

“Dek, dek…” panggilnya pelan.

“Iya, ada apa, Kak?” sahut Alviani sambil mengusap matanya.

“Kakak ada pertanyaan nih. Kalau bisa jawab, nanti Kakak kasih seratus ribu!”

“Serius nih, Kak?” mata Alviani langsung berbinar.

“Serius banget!” jawab Alvan dengan nada menggoda.

“Kakak mulai ya,” ucapnya sambil menahan tawa.

“Ikan… ikan apa yang bisa terbang?” Tanyanya.

Alviani langsung menjawab cepat, “Ikan patin! Kan ada sayapnya gitu sedikit!”

“Tetot, Salah!” Alvan terkekeh.

“Ikan nila!”

“Masih Salah!” Ucap Alvan.

“Ikan mujair!”

“Salah juga haha!”

“Ikan kakap!”

“Salah juga!”

“Yah, nyerah deh, susah amat sih,” keluh Alviani sambil cemberut.

Alvan menahan tawa sebelum akhirnya menjawab, “Ikan Lele Lawar! Hahaha!”

“Haaah?! Apaan tuh, Kak!?” protes Alviani.

“Kan kelelawar bisa terbang!” kata Alvan sambil ngakak karna berhasil menipu adiknya.

“‘Ke’-nya diilangin, diambil ‘Lele’, tambahin ‘Lawar’!”

“Ye… kirain ikan beneran bisa terbang…males ah..”

Ucap Alviani dengan meringkuk di kasurnya sambil pura-pura ngambek.

“Nih, seratus ribu, sesuai janji,” ucap Alvan tetap mengulurkan selembar uang ke bawah walaupun salah karna tau adiknya pasti tambah kesel di kerjain.

“Hah? Kan aku salah jawab, Kak,” jawab Alviani dengan nada heran.

“Udah, ambil aja, Anggep aja upah nyuci baju Kakak, haha!” kata Alvan sambil nyengir.

Alviani pun tertawa kecil dan mengambil uang itu dengan wajah senang.

“Sering-sering aja ya kak kasih tebak-tebakan,” katanya sambil melipat uangnya rapi.

“Ye… enak aja! Kakak yang rugi terus kalo gitu tahu!” balas Alvan sambil tertawa kecil.

“Udah, udah, tidur gih, bocah.” Ucap Alvan.

“Iya, hehe…” jawab Alviani pelan sambil menarik selimutnya.

Kamar kembali sunyi, hanya terdengar kipas berputar pelan dan suara jangkrik dari luar jendela.

Alvan menatap langit-langit sebentar, tersenyum kecil, lalu memejamkan mata.

1
Syahrian
👍😍
black
lanjutkan thor, jangan berhenti di tengah jalan, ceritanya menarik,
ALAN: iya bener tuh Thor 👍
total 2 replies
ALAN
lanjut Thor 💪😍
ALAN
hadir Thor 😍👍
Aryanti endah
ET buset, Mak bapak adek JD transparan 🤣🤣🤣🤣
ALAN: iya, alvan tak ada malu - malu nya dengan mertua 🤣
total 1 replies
Syahrian
👍💪😍
ALAN
Bagus, lumayan
ALAN
lanjut Thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut, semangat sehat ya 💪💪
Lala Kusumah
sepertinya bakal seru nih, lanjutkan 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!