NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Sci-Fi / Solo Leveling
Popularitas:101
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari-hari berlalu begitu saja tanpa ada sesuatu hal menarik yang terjadi. Kini di Akademi Nexum sedang di adakan kompetisi balapan terbang tanpa menggunakan sapu terbang, perlombaan ini di ikuti oleh beberapa sekolah lainnya termasuk sekolah yang meminta bantuan kepada pihak Akademi Nexum, yaitu Akademi Syntexia.

“Sial… aku sangat bosan…” gerutu Yaichi yang sekarang sedang rebahan di sofa yang ada di Ruangan OSIS.

Yaichi memang tidak suka dengan keramaian, sangat tidak suka malahan. Karena keramaian akan membuat tenaganya benar-benar terkuras habis dan Yaichi butuh waktu yang lama untuk mengisi ulang tenaganya itu. Introvert parah nih anak.

“Enaknya ngapain ya…? Semua orang sedang sibuk sama lomba itu ditambah aku kehabisan stok manga ku di sini dan novelku tertinggal di rumah! Akhhh aku ingin pulang saja…!”

Teriak Yaichi yang sedang sendirian di Ruangan OSIS karena semua pengurus sedang menonton dan berpartisipasi dengan lomba yang sedang diadakan, jadi tidak ada yang terganggu meski Yaichi teriak sekencang-kencangnya.

Sekarang mari kita beralih ke lapangan, dimana lomba dilaksanakan.

Yuna terlihat sedang menonton di bangku penonton bersama dengan pengurus OSIS yang lainnya dan juga pengurus OSIS dari Akademi Syntexia.

“Yang nomor 11 sepertinya akan menang ya?” celetuk Rian kepada yang lain.

Yang lainnya langsung menoleh ke arah Rian sejenak sebelum kembali menonton lomba tersebut yang menunjukkan kalau murid nomor 11 memang memimpin perlombaan dan menunjukkan tanda-tanda akan menang.

“Iya… tapi yang nomor 30 juga patut di pertimbangkan karena dia berada tepat di belakang si nomor 11 itu.” Balas Natasha tanpa menoleh sedikitpun dan masih fokus mengamati perlombaan tersebut.

“Benar, yang nomor 30 terlihat akan menyalip si nomor 11…” balas seorang yang duduk di samping Natasha yang setuju tiba-tiba setuju dengan ucapan Natasha.

Rian dan Natasha langsung menoleh dan menatap orang tersebut dengan heran.

“Siapa kau?” tanya Rian kepada orang tersebut.

“Oh, perkenalkan, namaku Dion dan aku dari Akademi Mechatralis.” Jawab orang tersebut yang bernama Dion.

Memang benar kalau si nomor 30 terlihat akan menyalip si nomor 11, tapi jika di perhatikan lebih detail lagi si nomor 30 terlihat akan mencapai batasnya sedangkan si nomor 11 meskipun terlihat kelelahan tetapi masih kuat untuk menyelesaikan perlombaan dan belum mencapai batasnya.

“Baiklah para penonton sekalian! Ini adalah akhirnya…! Akhir dari pertandingan ini! Mari kita lihat, siapakah pemenangnya? Apakah si nomor 30, Amelia Clarissa dari Akademi Syntexia atau si nomor 11, Arieyana Antenia dari Akademi LuminoCore?”

Seru sang pembawa acara yang sangat antusias dan penasaran dengan hasil perlombaan tersebut hingga pembawa acara yang satunya tertawa kecil karena melihat tingkah partnernya.

Saat mereka sedang asik-asiknya menonton pertandingan tersebut, dari kejauhan atau lebih tepatnya di atas gedung terbengkalai, terlihat ada seorang sedang berdiri dengan mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah sekolah Akademi Nexum.

“Ingat, Net, target kita adalah lapangan yang sekarang ramai karena ada lomba balapan apalah itu. Jadi jangan sampai salah target, oke?” ucap seorang lelaki yang sedang berjongkok dengan memperhatikan lapangan Akademi Nexum menggunakan teropong.

“Berisik! Aku ini sedang konsentrasi tau!” teriak orang yang di panggil Net oleh orang yang sedang berjongkok.

“Oke, oke… aku hanya mengingatkan, jadi tidak usah semarah itu.” Jawab orang yang berjongkok sambil menoleh ke arah Net.

“Aku tidak akan melupakan hal seremeh itu, Not! Jadi diam dan awasi, karena aku akan melepaskan tembakanku.” Balas Net dengan kesal kepada Not.

Not kemudian hanya diam dan memperhatikan lagi lapangan Akademi Nexum yang dimana perlombaan masih berlangsung, sementara Net mulai mengarahkan bola api yang sedari tadi ada di atas mereka berdua.

“Ini saatnya kalian merasakan penderitaan kami selama ini, sialan… sekarang, MATILAH!!”

Teriak Net sambil mengepalkan tangannya dan seketika itu pula puluhan bola api yang ada di atasnya melesat menuju Akademi Nexum dengan kecepatan yang tinggi.

“Ya… sekarang giliran mereka merasakan apa yang sudah kita rasakan…” ucap Not sambil terus menatap ke arah lapangan Akademi tersebut menggunakan teropong.

Sementara Net terlihat sedang mengatur pernafasannya yang terengah-engah karena menggunakan kekuatan besar seperti itu membutuhkan tenaga yang besar.

Meskipun jarak keduanya dengan Akademi Nexum cukup jauh, tapi kecepatan bola api milik Net sangat cepat hingga tidak butuh waktu lama untuk bola api itu menghantam lapangan dan sekelilingnya hingga membuat kekacauan dadakan di sana.

Semua murid yang menyaksikan lomba balapan tersebut langsung berhamburan untuk menyelamatkan diri, tapi ada beberapa murid yang tewas maupun terluka karena terkena bola api tersebut secara langsung.

Para pengurus OSIS yang ada di lapangan dan sekitarnya langsung bergerak untuk mengevakuasi para murid ke tempat yang aman, begitu pula dengan para guru yang membantu murid yang terluka untuk menjauh dari lokasi ledakan.

Bola api itu tidak hanya mengenai lapangan, tapi juga mengenai gedung kelas atau ruangan lainnya dan salah satunya adalah ruang laboratorium yang sedang ada kelas praktek hingga banyak murid yang terluka.

“Sial…! Siapa yang berani menyerang kita disaat-saat seperti ini?” celetuk Rian sambil memadamkan api yang mulai menyebar kemana-mana.

“Mana ku tahu… tapi yang pasti orang yang melakukan ini ingin membuat nama akademi kita jelek di mata akademi lainnya.” Jawab Natasha yang ikut memadamkan api bersama murid lainnya.

“Sepertinya kau benar, Nat… mereka pasti sengaja melakukan ini.” ucap Rian.

Mereka kemudian fokus memadamkan api dengan sihir air mereka bersama murid yang lainnya hingga Sebastian datang.

“Bagaimana keadaan disini, An? Apakah semuanya aman terkendali?” tanya Sebastian keada Rian setelah berada di dekatnya.

Rian pun menghentikan sihirnya dan menoleh ke arah Sebastian. “Semuanya aman terkendali, Kak.”

“Bagaimana keadaan peserta lombanya, Kak? Apakah mereka baik-baik saja?” tanya Natasha setelah berjalan mendekati Sebastian yang sedang berbicara dengan Rian.

“Untungnya mereka aman-aman aja, dan juga guru perwakilan dari masing-masing akademi juga aman.” Jawab Sebastian dengan santai.

“Hmm. Untung mereka aman… tapi, dimana Kak Yuna? Kok ga kelihatan dari tadi.” Tanya Natasha lagi yang menanyakan keberadaan Yuna.

“Ohh… kalau Yuna sih tadi sudah masuk ke dalam gedung untuk mencari keberadaan adik kesayangannya itu.” Jawab Sebastian dan mendapatkan anggukan dari Rian dan Natasha.

Di sisi lain, Yuna terlihat sedang berlari di lorong kelas yang sekarang hanya ada beberapa murid yang sedang mengevakuasi diri menuju tempat yang aman.

Yuna terus berlari hingga dirinya sampai di ruang OSIS dan langsung masuk ke dalam ruangan. Di sana Yuna melihat adiknya yang sedang berdiri menatap keluar jendela dengan ekspresi terkejut.

Yaichi menoleh ketika merasa ada seseorang yang sedang menatapnya yang ternyata adalah kakaknya yang menatapnya dengan khawatir dan nafas yang tersengal-sengal.

“Kak…?”

Tanpa Yuna sadari, air matanya perlahan keluar dari sudut matanya dan dirinya langsung berlari memeluk Yaichi dengan erat.

“Syukurlah… hiks… syukurlah kau selamat… Ichi…!”

Sekilas ingatan muncul di pikiran Yuna, waktu di mana dirinya masih kecil sedang berlutut sambil memeluk Yaichi yang kepalanya berdarah dan tak sadarkan diri di pelukan Yuna sementara Yuna menangis dengan keras di tengah kobaran api yang cukup besar.

“Ahh, iya… terimakasih sudah khawatir, kak. Tapi apa kakak melihat titik cahaya di sana?”

Yaichi kemudian membalas pelukan dari Yuna sebentar sebelum melepaskan pelukan tersebut dan menunjuk ke arah gedung yang letaknya cukup jauh dari sekolah.

Yuna pun menoleh ke arah gedung yang di tunjuk adiknya. Yuna menyipitkan matanya untuk melihat titik cahaya yang di maksud adiknya itu sebelum akhirnya membulatkan matanya karena menyadari kalau titik cahaya itu adalah pantulan sinar matahari.

“Hmm… begitu ya. Harus ku akui kalau indramu itu sangatlah tajam Ichi, bahkan lebih tajam dari manusia pada umumnya.” Ucap Yuna yang memuji Yaichi sebelum mengarahkan jari telunjuknya ke arah gedung tadi, tempat dimana pantulan cahaya matahari berada.

Bola api yang berukuran cukup besar muncul di ujung jari Yuna dan perlahan bola api itu mengecil hingga berukuran kelereng, kemudian Yuna melepaskan bola api yang berukuran kelereng tersebut. Bola api itu melesat dengan kecepatan tinggi ke arah gedung tersebut dan menarik perhatian para murid dan guru yang ada di luar gedung sekolah.

“Wahh… itu pasti bola api yang sangat padat…” ucap Yaichi yang kagum dengan kejeniusan kakaknya itu.

“Yup… sangat padat…” jawab Yuna dengan santai.

Murid dan guru yang ada di luar gedung sekolah pun ikut kagum dengan bola api yang melesat dengan sangat cepat, dan mereka sudah tahu siapa yang membuat hal semenakjubkan itu selain murid terkuat di Akademi Nexum, yaitu Yaichiro Yuna.

Sementara itu di atas gedung tempat Not dan Net berada, sekarang sudah tidak ada siapapun dan tempatnya juga sudah sedikit hancur dengan gosong di beberapa tempat. Hanya tersisa sepotong tangan kanan dan tubuh utuh dari seseorang yang sudah tidak dapat dikenali karena sudah gosong terbakar.

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!