( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 314
"Penghujat! Bunuh manusia itu!"
Raungan marah (Dou Sheng 3) memecah keheningan Alam Naga. Lima aura Dou Sheng yang kuat meledak serempak. Mereka tidak menahan diri; membunuh manusia yang berani menginjakkan kaki di tanah suci mereka adalah sebuah penghinaan.
"Badai Bilah Angin Giok!" "Tombak Es Penusuk Jiwa!" "Cakar Naga Bumi Pemecah!"
Lima serangan yang dipenuhi oleh Hukum Dao Dou Sheng yang berbeda melesat dari lima arah, menciptakan jaring kematian yang tak terhindarkan. Ruang di sekitar Tian Feng bergetar hebat, siap untuk terkoyak.
"Tuan Muda, awas!" raung Xu Zhao, tubuh Dou Sheng Bintang Satu-nya bersiap untuk menerjang maju, siap untuk menahan serangan itu dengan tubuh naganya.
"Berdiri diam, Jenderal," kata Tian Feng, suaranya tenang.
Ia tidak bergerak. Ia tidak menghindar. Ia tidak memanggil Pedang Naga Langitnya.
Saat kelima serangan mematikan itu yang masing-masing cukup untuk melukai parah seorang Dou Sheng Bintang Satu hanya berjarak satu meter darinya, Tian Feng hanya mengangkat satu tangannya.
Ia melepaskannya.
Bukan aura fisik. Bukan Dou Qi.
Ia melepaskan Hukum Dao-nya. Domain Kaisar Dou Di.
Dunia menjadi sunyi.
Lima serangan Dou Sheng yang ganas itu membeku di udara. Bilah-bilah angin berhenti berputar. Tombak es berhenti bergerak. Hukum Dao di dalamnya seolah-olah ditimpa oleh hukum yang jauh lebih agung, jauh lebih murni, dan tak terbantahkan.
Kelima penjaga Dou Sheng itu sendiri membeku di tempat, mata mereka yang dipenuhi pupil reptil melebar ngeri. Mereka tidak bisa bergerak. Bukan karena tubuh mereka terkunci, tetapi karena jiwa mereka.
Darah naga di dalam nadi mereka menjerit ketakutan. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka rasakan seumur hidup mereka tekanan primordial yang sama seperti saat mereka di depan Tahta Kaisar yang kosong. Tekanan dari seorang Naga Primordial sejati.
"I-Ini... Tekanan Garis Keturunan... Dou Di?!" tergagap pemimpin itu, suaranya bergetar hebat, kesombongannya lenyap dalam sekejap.
Tian Feng menatap mereka dengan mata tenang yang kini memancarkan cahaya emas murni. "Kalian," katanya, suaranya bergema dengan otoritas kaisar, "terlalu berisik."
Dengan satu jentikan jarinya yang santai.
FUSSSSH!
Kelima serangan Dou Sheng yang membeku di udara itu berbalik arah dalam sekejap, melesat kembali ke pemiliknya dengan kecepatan dua kali lipat.
BOOM! BOOM! BOOM! BOOM! BOOM!
Lima ledakan dahsyat mengguncang perbatasan Alam Naga. Kelima penjaga Dou Sheng itu terlempar ke belakang seperti boneka kain, menghantam pulau-pulau batu yang melayang. Mereka ambruk ke tanah, memuntahkan darah emas naga, armor sisik mereka retak parah. Mereka terluka parah, tetapi tidak mati.
Tian Feng berjalan perlahan melewati mereka, setiap langkahnya membuat tanah emas di bawah kakinya tampak tunduk. Ia berhenti di depan pria yang kini gemetar ketakutan.
Segel Kaisar Naga emas di dahinya terbakar dan bersinar terang, memancarkan aura agung yang tak terbantahkan.
"Aku adalah Tian Feng," katanya, suaranya kini tenang namun menindas. "Pewaris yang ditunjuk oleh Kaisar Long Yuan. Kalian berani mengangkat senjata melawan Kaisar kalian?"
Pria itu menatap Segel Emas itu. Simbol yang terukir di setiap kuil, simbol yang telah lama hilang. Ia tidak bisa salah mengenalinya.
Xu Zhao melangkah maju, dadanya membusung penuh kebanggaan, aura Dou Sheng Bintang Satu-nya kini terasa agung. "Sekarang," ia meraung pada para penjaga yang terluka. "Apakah kau masih mengira kami penipu?"
Mata Pria itu dipenuhi oleh campuran teror, penyesalan, dan kekaguman yang fanatik. Ia berjuang untuk bangkit, menyeret tubuhnya yang hancur, dan membenturkan kepalanya ke tanah di depan kaki Tian Feng.
"Hamba... hamba... gagal mengenali keagungan Anda!" serunya, suaranya bergetar. "Hamba mohon ampun, Yang Mulia Kaisar!"
Empat penjaga lainnya, melihat pemimpin mereka, dengan cepat merangkak dan melakukan hal yang sama, membenturkan dahi mereka ke tanah.
Di gerbang Alam Naga, di bawah langit emas pucat, Kaisar Naga yang baru telah tiba. Dan sambutan pertamanya... adalah penaklukan total.
menjadikan anaknya tumbal kebangkitan,,,💪💪💪Tian cepat datang