NovelToon NovelToon
BAYANGAN DALAM MELODY

BAYANGAN DALAM MELODY

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / BTS / Persahabatan
Popularitas:838
Nilai: 5
Nama Author: JM. adhisty

"Persahabatan adalah ikatan yang tak terpisahkan, hingga cinta datang dan menjadikannya sebuah pilihan."

Kisah ini berputar di sekitar dinamika yang rapuh antara dua sahabat karib yang datang dari kutub kehidupan yang berbeda.

Gabriella, gadis kaya raya dengan senyum semanis madu, hidup dalam istana marmer dan kemewahan yang tak terbatas. Namun, di balik sampul kehidupannya yang sempurna, ia mendambakan seseorang yang mencintainya tulus, bukan karena hartanya.

Aluna, gadis tangguh dengan semangat baja. Ia tumbuh di tengah keterbatasan, berjuang keras membiayai kuliahnya dengan bekerja serabutan. Aluna melihat dunia dengan kejujuran yang polos.

Persahabatan antara Gabriella dan Aluna adalah keajaiban yang tak terduga
Namun, ketika cinta datang mengubah segalanya
Tanpa disadari, kedua hati sahabat ini jatuh pada pandangan yang sama.

Kisah ini adalah drama emosional tentang kelas sosial, pengorbanan, dan keputusan terberat di antara cinta pertama dan ikatan persahabatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JM. adhisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TEMAN ???

Setelah Aluna melarikan diri dari kantin, meninggalkan sisa makan siangnya dan buku yang basah, keheningan terasa mencekik di meja Big Five.

Kata-kata terakhir Aluna, "Aku tidak ingin berada di antara kalian," menusuk mereka semua, terutama mereka yang peduli.

Yoga merasakan sakit yang menusuk—bukan karena harga dirinya, melainkan karena ia menyadari bahwa tindakan perlindungan mereka justru membuat Aluna semakin menjauh. Ia berdiri di sana, tangannya terkepal di saku jaketnya. Di matanya yang dingin, hanya ada satu kesimpulan, ia telah gagal. Ia ingin melindungi Aluna dari kejamnya dunia luar, tetapi malah menjadi bagian dari kekejaman itu. lain kali, ia akan bertindak tanpa membuatnya merasa terbebani.

Axel dipenuhi rasa penyesalan yang mendalam. Ia merasa bertanggung jawab atas seluruh drama ini. kini, persahabatan tulus yang baru terjalin antara Aluna dan Gabriella terancam. Ia menyesal karena tidak bertindak lebih cepat di kantin dan tidak melindungi Aluna dari rasa malu. Kekagumannya pada Aluna kini bercampur dengan rasa bersalah. Ia merasa, dunia mereka terlalu beracun untuk gadis setulus Aluna. Ia ingin meminta maaf, tetapi kata-kata Aluna membuatnya takut akan ditolak.

Gabriella adalah yang paling tersentak. Ia melihat kepedihan di mata Aluna dan mendengar ketulusan dalam penolakannya. Kata-kata Aluna terasa seperti pukulan telak—gadis yang ia cari kejujurannya justru menjauh darinya. Ia merasa bersalah karena telah meninggalkan Aluna untuk menjawab telepon Arjuna. Ia menyadari betapa rapuhnya persahabatan mereka di hadapan drama elit. Perasaannya terhadap Aluna semakin dalam, jauh melampaui Axel. Ia tidak peduli lagi tentang Axel, ia hanya ingin mempertahankan sahabat tulusnya ini.

Kevin berdiri kaku. Insiden di kantin, ditambah dengan insiden motor pagi tadi, membuat rasa bersalahnya menumpuk. Ia adalah bagian dari masalah Aluna.

"Dia benar-benar tidak ingin ada urusan dengan kita," gumam Kevin.

Ia sadar, uang, status, dan arogansinya tidak berarti apa-apa bagi gadis itu. Ia bertekad harus meminta maaf atas semua ulahnya, dari insiden motor hingga sikapnya yang meremehkan.

Jhonatan, sebagai pemimpin, segera mengambil alih. Ia melihat bahwa masalah ini bukan lagi soal bullying, tetapi soal harga diri Aluna dan geng mereka.

"Baiklah, cukup," putus Jhonatan tegas.

"Kita tidak akan membiarkan Gaby kehilangan satu-satunya teman yang ia anggap nyata, dan kita tidak akan membiarkan dia berpikir kita adalah monster."

Jhonatan menatap Axel. "Aluna takut pada kita karena dia tidak mengenal kita, dan kita selalu muncul di saat yang buruk. Kita akan mengubah itu."

Ia memberi instruksi. "Kita akan ke ruang kelasnya. Kita akan memperkenalkan diri. Kali ini, tidak ada yang bicara tentang uang atau status. Kita akan bersikap manusiawi."

Ruang kuliah Pengantar Bisnis. Aluna duduk sendirian, mencoba mengelap buku catatannya yang basah di kursi paling depan.

Beberapa menit kemudian, pintu terbuka. Aluna mengangkat kepala dan terkesiap. Seluruh Big Five—Jhonatan, Axel, Kevin, Jay, dan Yoga—berdiri di ambang pintu, diikuti oleh Gabriella yang berjalan lebih dulu dengan wajah penuh penyesalan.

Gabriella berjalan ke kursi Aluna. "Aluna, aku minta maaf. Sungguh."

Aluna hanya menunduk, matanya memerah. "Aku tidak ingin ada masalah lagi, Gabriella."

Jhonatan melangkah mendekat, diikuti oleh semua pria. Mereka membentuk setengah lingkaran di depan meja Aluna.

"Kami tahu kau tidak ingin berada di antara kami," kata Jhonatan dengan suara yang tidak berwibawa seperti biasanya, melainkan lebih tenang.

"Tapi kami di sini untuk memperbaiki kesalahan itu."

Ia mengulurkan tangan pertamanya.

"Namaku Jhonatan. Kami tidak tahu namamu sampai beberapa waktu lalu. Kami minta maaf karena bersikap sombong. Aku hanya ingin bilang, kau adalah mahasiswa yang tangguh."

Aluna dengan hati-hati menjabat tangan Jhonatan.

Kemudian, giliran Kevin. Wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang nyata.

"Hai. Aku Kevin. Aku minta maaf soal motor tadi pagi, dan soal sikapku di kantin. Aku... aku benar-benar minta maaf. Itu tidak akan terjadi lagi."

Kevin, yang tidak pernah meminta maaf pada siapa pun, membuat Aluna sedikit terkejut.

Aluna tersenyum tipis "Tidak apa apa, Kevin," bisik Aluna.

Jay hanya mengangguk sopan. "Aku Jay. Selamat datang di Rajawali. Jangan pedulikan kami. Kami hanya berisik."

Axel adalah yang terakhir. Ia berlutut sedikit di samping Aluna, menatapnya dengan tulus.

"Aku Axel. Aku senang kau berteman dengan Gabriella. Dan aku berjanji, aku akan memastikan tidak ada lagi yang mengganggumu. Aku berjanji."

Akhirnya, Yoga melangkah maju. Ia tidak mengulurkan tangan. Ia hanya menatap mata Aluna. "Yoga," katanya singkat.

Kemudian, ia menunjuk ke buku Aluna yang basah. "Buku barumu akan dikirim besok."

Aluna merasakan air matanya benar-benar menetes saat itu. Ia tidak bisa menahan nya lagi.

Ia menangis bukan karena sedih, melainkan karena kelelahan emosional dan ketulusan yang tiba-tiba ia terima dari kelompok yang paling ia takuti.

Perkenalan resmi itu, yang lahir dari rasa bersalah dan kekaguman, telah membuka babak baru. Aluna kini tidak lagi sendirian.

Akankah kebaikan tak terduga dari Big Five ini berhasil meyakinkan Aluna untuk tetap tinggal dan membuka diri pada pertemanan baru?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!