Kisah ini lanjutan dari kisah ku yang berjudul TRANSMIGRASI WANITA LICIK KE TUBUH MENANTU TAK DIINGINKAN versi kisah cinta Leon.
Dimana ada seorang gadis cantik sangat menyukai pria yang penuh tantangan. Dan akhirnya ia bertemu dengan Leon. Membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Penasaran?!
Ayo langsung mampir saja dan baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCTL~17
...🔥🔥🔥...
...Di sisi lain tepatnya di mansion milik keluarga Amores. Di ruang tengah mansion Nyonya Silvia nampak marah besar kepada Alan sambil melayangkan beberapa tendangan keras menghantam dada dan perut Alan, sehingga Alan pun tersungkur beberapa kali di hadapannya dan berlutut lemas tak berdaya....
...Semua orang terdiam menatap aksi Nyonya Silvia. Mereka benar-benar tak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan Alan dari kemarahan Nyonya Silvia, bahkan Nanda pun memilih diam dan hanya menangis tersedu-sedu tanpa mengeluarkan suara meratapi nasib suaminya di tangan sang Kakak....
"Apa yang kamu suntikan kepada Leon, Alan?!" pekik Nyonya Silvia menggema."Apa kamu tidak melihat kalau gadis itu masih kecil!"
"Maafkan aku Kakak Ipar. Aku pikir dengan cara ini, akan lebih cepat membuat Leon menikah," ucap Alan menunduk lesu.
Plak!
...Nyonya Silvia menampar Alan dengan keras, sehingga Alan pun menoleh ke arah samping. Alan tau kalau apa yang ia lakukan salah, jadi ia memilih diam dan menerima hukuman tanpa melawan....
"Aku akan membunuhmu dan menguburmu bersama dengan Leticia, kalau sesuatu yang buruk terjadi kepada gadis malang itu," desis Nyonya Silvia menatap Alan penuh amarah.
...Nyonya Silvia semakin marah karena Alan sudah melangkah terlalu jauh dari rencana yang ia susun dari awal. Karena Nyonya Silvia berencana akan menciduk mereka di pagi harinya, lalu memaksa mereka menikah. Makanya ia hanya memberi obat bius kepada Leticia, bukan obat perangsang....
...Di samping. Tuan Antonio mulai cemas melihat istrinya yang sedang marah, takutnya Nyonya Silvia lepas kendali dan menghabisi Alan. Ia pun melangkah mendekat dan merangkul bahu Nyonya Silvia....
"Sayang, sudah cukup," bujuk Tuan Antonio lembut.
"Cukup bagaimana?! Kita tidak tau apa yang akan Leon lakukan kepada gadis itu dalam keadaan seperti ini?!" bentak Nyonya Silvia mengibas tangan Tuan Antonio dengan kasar, lalu menjauh.
...Tuan Antonio menghela nafas berat, kembali mendekati istrinya itu, lalu memeluknya....
"Kalau kamu khawatir, mari kita pergi dan memeriksanya," ajak Tuan Antonio diam-diam memberi kode kepada Nanda agar membawa Alan pergi dari sana.
"Baik." Nyonya Silvia mendorong Tuan Antonio menjauh."Ayo kita pergi."
...Nyonya Silvia berjalan pergi terlebih dahulu meninggalkan mereka semua. Melihat itu, Tuan Antonio menghela nafas berat segera menyusul sang istri. Keduanya masuk ke dalam mobil segera pergi meninggalkan mansion menuju hotel dimana Leon dan Leticia berada....
*
*
...Di hotel, Leon terus melakukan pergulatan panas yang ke sekian kalinya, walaupun saat ini Leticia sudah pingsan tak sadarkan diri. Ia merasa tak puas mencicipi Leticia yang sudah membuatnya candu, hanya dengan bermain sekali....
"Oh... sh*t, ini membuatku gila..." lirih Leon terus menghentak masuk keluar dengan gerakan cepat sesuai ritme."Hey bangun, aku belum puas," panggil Leon dengan suara serak kembali mencium dan melumat bibir Leticia.
Brak!
...Pintu kamar terbuka lebar akibat tendangan keras dari luar. Membuat Leon terkejut melepaskan diri meraih tubuh polos Leticia masuk ke dalam pelukannya, lalu membalut tubuh mereka. Tangan Leon secepat kilat meraih lampu meja bersiap melempar ke arah sosok yang menendang pintu kamar itu....
...Akan tetapi ia begitu terkejut melihat Nyonya Silvia dan Tuan Antonio berjalan masuk sambil membawa senjata....
"Lepaskan Leticia," perintah Nyonya Silvia sambil mengarahkan senjatanya ke arah Leon.
"Urusanku belum selesai," tegas Leon memeluk erat tubuh polos Leticia, sambil melayangkan tatapan dingin ke arah ibu sambungnya itu.
"Bajingan gila, apa kamu ingin membunuh gadis itu?!" bentak Nyonya Silvia melangkah mendekat sambil terus mengarahkan pistolnya.
"Leon sadarlah... Leticia masih anak-anak, jika kamu terus melakukan itu, dia bisa mati," pinta Tuan Antonio ikut melangkah mendekat.
"Cih! Anak-anak? Apakah anak-anak bisa menyusun rencana untuk menghadangku di tengah jalan, lalu membawaku kesini?" ungkap Leon mendesis sinis melirik Leticia yang sedang pingsan di pelukannya.
"Gawat, aku harus segera bertindak," batin Nyonya Silvia."Pengawal!" pekik Nyonya Silvia memanggil.
...Dalam sekejap, para pengawal bertubuh kekar muncul dan berjalan masuk memenuhi kamar....
"Tahan dia," perintah Nyonya Silvia.
"Baik Nyonya," sahut mereka serempak.
"Kalian berani-"
...Sebelum Leon menyelesaikan ucapannya, sebuah pistol berisi obat bius melayang ke arahnya dan menancap tepat di lehernya. Dalam sekejap Leon pun kembali pingsan tak sadarkan diri. Dengan cepat Nyonya Silvia mendekati Silvia dan memeriksa denyut nadinya....
"Fiuh... syukurlah," ucap Nyonya Silvia menghela nafas lega.
"Sayang, apakah dia baik-baik saja?" tanya Tuan Antonio dari jauh tak berani mendekat. Mengingat Leticia dan Leon tidak memakai apa-apa.
"Tidak baik. Cepat kalian keluar dari sini," usir Nyonya Silvia.
...Mereka pun segera keluar dari dalam kamar, begitu pun dengan Tuan Antonio. Dan mereka semua berkumpul di depan kamar hotel yang tertutup rapat atas perintah Nyonya Silvia. Tak lama kemudian Nyonya Silvia kembali memanggil Tuan Leon dari dalam kamar....
"Suamiku."
"Iya, sayang," sahut Tuan Antonio melangkah mendekati pintu kamar, dan membukanya."Ada apa sayang?" tanya Tuan Antonio berjalan masuk menghampiri Nyonya Silvia.
"Kita bawa dia pergi dari sini, biarkan bajingan itu disini. Dan perintahkan mereka untuk membawanya ke mansion besok pagi," pinta Nyonya Silvia.
"Baik sayang," ujar Tuan Antonio mengangguk paham.
"Sekarang, kamu gendong dia," perintah Nyonya Silvia menunjuk ke arah Leticia yang terbaring lemas memakai kemeja milik Leon.
"Tapi sayang, aku-"
"Satu," tekan Nyonya Silvia melotot tajam ke arah Tuan Antonio yang hendak menolak perintahnya.
...Mau tak mau, Tuan Antonio pun mengendong Leticia. Mereka berjalan keluar meninggalkan Leon seorang diri di dalam kamar tak sadarkan diri terbaring lemas dengan kedua tangan terborgol, lalu menutup pintu kamar....
(Bersambung)