NovelToon NovelToon
Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Selina harus menerima kenyataan bahwa dirinya ternyata menjadi istri kedua. Tristan suaminya ternyata telah menikah siri sebelum ia mempersuntingnya.

Namun, Selina harus berjuang untuk mendapatkan cinta sang suami, hingga ia tersadar bahwa cinta Tristan sudah habis untuk istri pertamanya.

Selina memilih menyerah dan mencoba kembali menata hidupnya. Perubahan Selina membuat Tristan perlahan justru tertarik padanya. Namun, Selina yang sudah lama patah hati memutuskan untuk meminta berpisah.

Di tengah perjuangannya mencari kebebasan, Sellina menemukan cinta yang berani dan menggairahkan. Namun, kebahagiaan itu terasa rapuh, terancam oleh trauma masa lalu dan bayangan mantan suami yang tak rela melepaskannya.

Akankah Sellina mampu meraih kebahagiaannya sendiri, atau takdir telah menyiapkan jalan yang berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07. Terpesona

Dania tergelak, tawanya renyah mengiringi usilnya menjahili putra kesayangannya. Di rumah kaca yang damai, terik mentari Makassar menorehkan warna cerah di wajahnya.

“Sini, Nak,” Dania menepuk kursi rotan di sampingnya. Erza dengan langkah malas, mendekat dan mendudukkan diri.

Aroma teh melati menguar, menenangkan suasana yang sedikit tegang.

“Dia itu wanita pintar, Erza. Mama yakin dia bisa bekerja dengan baik. Beri dia kesempatan, ya,” ujar Dania, menyeruput teh yang di siapkan pelayan setianya.

Matanya menatap lurus ke arah putranya, penuh harap.

Erza memutar bola matanya, ekspresi yang selalu membuat Dania gemas. “Ma, Mama tahu kan aku gak suka wanita seperti itu. Seleraku itu perempuan seksi, menggoda ...”

Dania yang geram, mencubit telinga lelaki 30 tahun itu. “Dasar anak nakal! Siapa bilang mama mau jodohin dia sama kamu, mama suruh dia buat jadi sekretaris, bukan buat jadi mainanmu! Mau sampe kapan kamu main-main terus, hah.”

Dania menggeleng, ia hanya ingin anak lelakinya itu mewarisi kerajaan bisnisnya. Bukan berarti ia tak punya anak lain, hanya saja putrinya sudah memiliki jalan sendiri, enggan mengurus hotel dan perusahaan keluarga.

Sejak kepergian sang suami, Dania melakukan semua sendiri, kini saat Erza sudah mampu, ia ingin pensiun dan menikmati hidupnya tanpa memikirkan masalah bisnis.

Namun, Erza yang sejak kecil dimanja, tumbuh menjadi pria yang urakan. Meski begitu, di balik kenakalannya, Dania melihat potensi besar.

Ia percaya suatu saat nanti, Erza akan berubah dan menjadi pemimpin yang hebat. Erza terkenal dengan hobinya bergonta-ganti pacar. Sekretaris-sekretarisnya pun tak luput dari godaannya. Jika bosan, dengan enteng memecat dan meninggalkannya.

Dania ingin Erza berubah. Karena itulah, ia memilih Sellina sebagai sekretaris baru putranya. Ia tahu, meski Erza terkesan playboy, ada batas yang tak akan ia lewati.

“Aduh, sakit, Ma! Aku gak mau! Pokoknya besok dia aku pecat. Sekarang aku direkturnya, jadi Mama nggak bisa ngatur-ngatur aku lagi,” sergah Erza, meringis sambil mengusap telinganya yang memerah.

Nada bicaranya merendah, tak berani melawan sang mama sepenuhnya.

Namun, perhatian Dania tiba-tiba beralih oleh notifikasi di ponselnya. Sebuah pesan masuk, dan seketika wajahnya berubah cerah.

“Pokoknya mama gak mau tahu! Dia akan tetap bekerja di sana. No complain!” tegas Dania, bangkit dari kursi rotannya dengan gerakan cepat. “Sekarang mama ada urusan. Mama mau siap-siap dulu, ya.”

Tanpa menunggu  jawaban Erza, Dania bergegas meninggalkan putranya yang masih merengut tak terima.

Erza hanya bisa menatap punggung sang mama yang menjauh dengan tatapan kesal.

“Urusan apa sih yang lebih penting dari anak sendiri?” gumam Erza.

Di Hotel.

Sellina tenggelam dalam lautan kertas dan layar komputer. Jadwal Erza, labirin yang harus ia navigasi dengan cermat. Setiap pertemuan, setiap panggilan telepon, setiap detail harus sempurna.

Ia bahkan rela menunda makan siangnya demi memastikan semuanya berjalan lancar.

Tiba-tiba, suara pintu yang terbuka menginterupsi konsentrasinya. Seorang wanita muda berdiri di ambang pintu, pakaiannya lebih cocok untuk ke klub malam dari pada untuk bekerja.

Pakaiannya minim, roknya terlalu pendek untuk ukurannya, dan aura sensual terpancar kuat darinya.

Matanya menyapu ruangan dengan tatapan menyelidik.

“Maaf, ada perlu apa, ya? Tanya Sellina.

Ailany yang seorang resepsionis itu menyeringai, suaranya di buat-buat manja. “Pak Erza mana? Biasanya jam segini dia udah ketempatku, ngajakin makan siang.”

Sellina menghela nafas dalam-dalam. Dengan senyum sopan namun tegas, ia berkata, “Maaf, tapi pak Erza sedang tidak ada di tempat. Mungkin kau bisa datang lain waktu.”

Ailany, yang jelas tidak terima diusir begitu saja, membalas dengan tatapan tajam. “Berani sekali kau menyuruhku pergi! Kau tidak tahu siapa aku? Aku ini kesayangan pak Erza!”

Sellina tetap tenang. “Aku gak peduli siapa kau. Yang jelas, kau sudah tidak sopan datang ke sini tanpa mengetuk pintu. Ini ruang atasanmu, dan aku harap kau bisa lebih sopan, apa pun hubunganmu dengan pak Erza di luar jam kerja.”

“Silahkan keluar sekarang, karena pak Erza tidak ada di sini,” ucap Sellina sekali lagi sambil membuka pintu lebar-lebar, mempersilahkan Ailany untuk pergi.

Dengan wajah merah padam karena marah, Ailany melangkah keluar ruangan. Sebelum pergi, ia menunjuk Sellina dengan jari telunjuknya. “Awas kau, ya!”

Sellina menutup pintu dan bersandar sejenak. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri.

‘**i**ni baru permulaan,’ pikirnya,'aku harus lebih kuar dan profesional lagi.’

Sellina kembali fokus pada pekerjaannya, Tenggelam dalam tumpukan dokumen dan panggilan telepon yang tak ada habisnya.

Tepat pukul lima sore, saat jam kantor berakhir, hujan mulai turun dengan deras.

Awalnya hanya rintik-rintik kecil, namun dengan cepat berubah menjadi badai yang mengguyur kota.

Sellina berdiri di teras hotel, menunggu taksi yang ia pesan. Tiba-tiba, sebuah ide gila melintas di benaknya.

Tanpa ragu, ia berlari menerjang hujan dengan gembira. Sensasi air yang membasahi tubuhnya membuatnya merasa bebas, seolah beban pekerjaannya hilang seketika.

Di kejauhan, sebuah mobil berhenti mendadak.

“Sasha hentikan mobilnya,” pinta Erza, suaranya sedikit tercekat.

Ia terpaku melihat Sellina yang tengah menikmati hujan dengan wajah berseri-seri. Wajahnya tampak begitu lepas dan bahagia, seolah tidak ada beban yang menghimpitnya.

Erza terus memperhatikan Sellina. Wajahnya polos tanpa riasan justru terlihat begitu mempesona di tengah badai hujan.

Ia mengusap matanya, bahwa pengelihatannya tidak salah. Ada sesuatu yang berbeda dari Sellina, sesuatu yang membuatnya terpana.

Sellina terus berlari dan menari di bawah hujan, hingga akhirnya menghilang dari pandangan Erza. Namun, pria itu masih terpaku menatap ke arahnya, seolah terhipnotis.

"Wanita seceria dan secantik dia, harus mengalami hal se menyakitkan itu ..." gumam Erza, air hujan menerpa wajahnya dan ia tak menghiraukannya.

Erza baru teringat, bahwa tanpa sengaja ia pernah menyaksikan sebuah drama yang melibatkan Sellina.

Di sebuah restoran ramai, Sellina dengan berani menampar suaminya di depan banyak pasang mata.

Ia bahkan berniat menolongnya, merasa Sellina lemah. Namun, ia salah besar. Sellina tak terprovokasi, bahkan dengan tenang membela dirinya sendiri.

Sejak saat itu, Erza mengagumi sosok wanita itu.

****

Langkah Sellina terhenti saat sebuah mobil hitam tiba-tiba menepi di sampingnya.

Kaget, ia menyipitkan mata, berusaha mengenali sosok di balik kemudi. Seorang pria keluar dari mobil, sebuah payung hitam besar menutupi wajahnya dari pandangan Sellina.

Semakin dekat pria itu, jantung Sellina berdetak semakin kencang. Payung itu dikit demi sedikit membuka tabirnya, hingga akhirnya Sellina melihat dengan jelas siapa yang menjemputnya.

"Ayo masuk ke mobil, hujannya semakin deras, " ajaknya, suara beratnya memecah keheningan.

Sellina membeku. Tidak mungkin, pikirnya. Sosok itu, di sini menawarkannya tumpangan.

1
🍒⃞⃟🦅☕︎⃝❥~`•suami aku`•~⧗⃟ᷢʷ
lanjut Thor semngat /Joyful/
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
gmn mau punya anak, wong Tristan nggak pernah mau nyentuh selina lohh
Yuli Yulianti
mumpung dirmh orang tua Tristan mending jujur deh sellina klo kamu ud nggak sanggup bertahan lg
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©: bener itu kak.. biar nggak sakit hati mulu
total 1 replies
𝑻𝒉𝒂𝒓𝒊𝒊 🍒⃞⃟🦅
kek pernah liat namanya /Chuckle/
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: 🤭🤭 iya emng sesuatu ini nama🤣
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
udah pada metong dong🤣🤣🤣
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
wehh mau apa lagi itu nenek sihir
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
hilih bukan pemilik kok sok2an
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
Nathan statusnya menantu tapi kelakuan seperti pemilik aja
Mardiana Mardiana
bacanya sambil senyum-senyum dong😁
ditunggu kelanjutannya❤❤
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: siap deh... ngebut nulis
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
awas selina, Ezra mulai nyaman tuhh🤭🤭
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
astaghfirullah tuduhan mu sekejam itu😭😭
Mardiana Mardiana
seruu bab ini😁😁❤❤
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
lanjut Thor, semakin seru🤭🤭
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mantap selina
Mardiana Mardiana
ditunggu lanjutannya 😊
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: sabar ya buk.. ini gebut nulisnya 🤭
total 1 replies
Mardiana Mardiana
ikut gereget bacanya😁
Mardiana Mardiana
suka dengan karakter selina dia tegas keren banget ❤
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mumpung cepat sadar kamu selina
☘𝓡𝓳 𝙉ᗩƁίĻԼል
mampir kak
awan
ada rahasia apa ini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!