NovelToon NovelToon
Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amy Zahru

Karma? Apa benar itu yang terjadi padaku? Disaat aku benar-benar tidak berdaya seperti ini.

Bagaimana mungkin aku meghadapi sebuah pernikahan tanpa cinta? Pernikahan yang tidak pernah ku impikan. Tapi sekali lagi aku tak berdaya. Tidak mampu menentang takdir yang ditentukan oleh keluarga. Pria yang akan menikahiku...aku tidak tahu siapa dia? Seperti apa sifatnya? Bagaimana karakternya? Aku hanya bisa pasrah atas apa yang terjadi dalam hidupku.

Aku sebenarnya masih menunggu seseorang dari masa laluku. Seorang pria yang sangat ku cintai sekaligus pria yang telah ku lukai hatinya. Nando Saputra, mantan kekasihku yang telah memutuskan pergi dariku setelah aku dengan tega mengusirnya begitu saja.

Sekarang rasa menyesal kembali menghatuiku saat ku tahu sebuah fakta yang lebih mengerikan...dia Nando, pria yang selama ini ku rindukan adalah adik dari pria yang menikahiku. Rasanya aku ingin bunuh diri saat ini juga....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amy Zahru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Untuk Pertama Kalinya

Akhir-akhir ini aku menjadi lebih sering melamun, otakku tak bisa berhenti mengolah informasi tentang Nando yang di ceritakan Ali kemarin.

Sebelum kami berdua tidur, Ali masih bercerita tentang Nando yang berjuang meningkatkan kembali salah satu fungsi otaknya.

Aku baru tahu kalau selama ini Nando di rawat oleh Om Charlie, paman Ali yang kebetulan tinggal di Amerika. Selain kuliah, Nando juga berobat disana. Pengobatan itu tampaknya berhasil karena Nando sudah bisa berpergian sendiri walaupun Nando harus melewati jalan yang ingin di hapalnya selama puluhan kali.

Rasa penasaranku terhadap nilai cum laudenya juga akhirnya terjawab. Nando membaca buku-bukunya sebanyak seratus kali. Jadi pada saat ujian tiba, dia akan menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Sekarang aku tahu kenapa Nando sangat menyukai buku.

Bukan suka tapi lebih kepada butuh. Nando yang sekarang seratus persen berbeda dengan Nando yang dulu. Aku sebenarnya tahu bahwa otak Nando cerdas tapi dia itu aslinya pemalas, susah untuk belajar dan nilainya juga jelek, hanya Matematika yang nilainya lumayan. 

Aku sedang sangat malas beraktifitas tapi berlama-lama duduk di atas ranjang juga jenuh.

Ku lirik jam di atas dinding, jam 9 pagi. Haruskah aku berolahraga biar lebih fres? Ah iya benar, di halaman belakang ada walking pad milik Ali yang jarang di pakai karena pemiliknya terlalu sibuk bekerja jadi tidak punya waktu untuk olahraga. Sudah saatnya alat itu digunakan.

Aku mengganti baju secepat mungkin lalu berlari menuju halaman belakang. Rumah sangat sepi, bi Ina pasti sedang mencuci baju dan Nando pasti dikamarnya.

Sejak pertengkaran kemarin dia seperti ingin menghindariku. Aku sebenarnya ingin sekali menemuinya dan mengucapkan maaf tapi aku takut dia masih marah. 

Aku memperhatikan benda di hadapanku. Itu adalah alat untuk lari tapi aku bingung bagaimana menggunakannya? Banyak sekali tombol-tombol dan aku tidak mengerti. Memalukan sekali rasanya.

Dulu,saat ekonomi keluargaku masih dibilang berada, aku tidak pernah sekalipun pergi ke gym dan sering menolak ajakan teman-temanku. Dulu aku tidak suka olahraga. Sekarang rasanya memalukan sekali. Aku pasti terlihat sangat bodoh. Untung saja aku di  rumah, coba kalo di tempat gym, aku pasti sudah mati gaya.

Ku perhatikan sekeliling, tidak ada orang untuk dimintai tolong. Seingatku, aku ini pintar, paling cepat mengetahui kegunaan sesuatu. Baiklah, aku harus mencobanya.

Kedua kakiku akhirnya melangkah dengan sedikit ragu menaiki alat itu. Jantungku berdetak cepat dan kakiku gemetaran. Ya ampun, kenapa aku takut sekali mencobanya? Rasa percaya diriku luntur perlahan-lahan.

Aku memencet salah satu tombol dengan asal dan aaaa.....!!! aku terdorong ke belakang menabrak sesuatu yang keras.

“Kak Aura ga pa-pa?”

Tubuhku menegang mendengar suara itu. Suara yang ku  kenal. Aku memberanikan diri menatap wajahnya. Nando sangat dekat denganku.  Dia pasti tadi menangkap tubuhku agar tidak jatuh. 

Nando menatapku dengan mata coklat kayunya yang memancarkan keteduhan. Sepasang mata yang selalu ku rindukan. Aku segera menyadarkan diri.

“Oh ga pa-pa!” jawabku sambil melepaskan diri dari dekapannya.

Nando menghampiri mesin sialan itu lalu mematikannya. 

“Kenapa kak Aura tidak meminta tolong padaku? Aku bisa membantu kakak”

Ingatan tentangnya menghantamku. Tanpa ku sadari, air mataku menggenang di pelupuk dan mencoba untuk keluar. Aku cepat-cepat menepis perasaan sedihku lalu tersenyum padanya. 

“Tadi kamu dikamar, aku tidak ingin mengganggumu” 

Nando tersenyum. Dia sudah terlihat lebih baik. Tidak lagi marah padaku.  Tapi ku pikir, aku harus tetap meminta maaf. Bagaimanapun juga aku harus memperbaiki hubunganku dengannya.

“Em...Nando!” panggilku ragu.

“Hm...”

“Maafkan aku”

Sekali lagi Nando menatapku. Memandangiku dengan sepasang matanya yang selalu membuat hatiku berdesir lembut.

“Tentang apa?” tanyanya.

Ketenangan masih terpancar darinya, sangat berbeda denganku, jantungku berdebar dengan sangat cepat. 

“Tentang aku meninggalkanmu di toko buku. Maaf, karena aku tidak tahu soal penyakit kamu”

Nando diam beberapa detik. Wajahnya menjadi murung dan sedih “Oh, itu.  Sudah tidak apa-apa. Seharusnya aku yang minta maaf karena selalu merepotkan”

“Tidak kok!” jawabku cepat-cepat.

Aku ingin sekali menepis rasa sedihnya. Dia pasti sedih karena penyakitnya. Seandainya dia tahu yang sebenarnya

“Nando, kamu kan adiknya Ali...dan adik aku juga...”

beban berat menimpaku saat ku ucapkan kata ‘adik aku juga’ aku mulai ragu dengan status kami.

Jujur perasaanku masih sangat besar padanya dan setelah tahu apa yang terjadi padanya, aku semakin ingin mendapatkannya kembali.

“Kamu jangan pernah merasa seperti itu, kita kan...saudara”. 

Nando tersenyum padaku. Senyuman yang sangat berarti untukku.

“Terima kasih,Kak!” ucapnya ringan.

Aku membalas senyumannya. Semua perasaan canggung yang selama ini mengitari kami hilang perlahan-lahan.

Ini adalah langkah awal untuk mendapatkan dirinya lagi. Setelah ini aku berjanji agar kami bisa lebih dekat.

Aku berjanji akan membantunya. Memulihkan lagi ingatan Nando yang hilang lalu....menjadikannya kekasihku lagi. Milikku! Hanya milikku!

1
Desi Oktafiani
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Dzakwan Dzakwan
Cerita ini keren banget, susah move on!
Ami Zahru: Terima kasih /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!