kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu 6
Setelah berbicara dengan ayahnya, Teresa menjadi murung tak bersemangat. Dia hanya berbaring diatas tempat tidurnya sembari menatap langit-langit kamarnya. Hatinya masih terasa nyeri saat mengingat kata-kata yang ayahnya ucapkan padanya. Dia tentu saja akan selalu mengingat dimana posisinya di rumah ini, tidak perlu selalu di ingatkan.
“Aku pasti akan membalas kebaikan kalian, tenang saja ayah, ibu” ucap Teresa lirih.
Bye Bye Fever masih setia menempel di dahinya, entah kenapa kesehatannya sudah membaik begitu Prince menempelkan benda ini. Teresa mendadak ingin berangkat les malam ini, dia ingin mengobati rasa sakit di hatinya dengan bertemu cinta pertamanya.
“Obat dari segala obat adalah bertemu dengan orang yang kita sukai” batinnya.
Teresa mulai bangkit untuk bersiap pergi ke tempat lesnya, mengingat jam sudah menunjukan pukul setengah 7 sore. Dia harus segera bersiap agar tidak terlambat, dan semoga saja dia bisa bertemu dengan Prince disana.
Tepat jam 7, Teresa sudah sampai di depan tempat lesnya. Dia keluar dari mobilnya, lalu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Prince. Dia juga mengecek parkiran sepeda yang berada di depan gedung les ini. Dan Teresa bernafas lega saat akhirnya dia melihat sepeda milik Prince yang sudah terparkir di tempat ini.
“Yoshh…, aku datang Prince!” Ucap Teresa dengan sangat bersemangat.
Teresa masuk kedalam tempat lesnya, dia sesekali memperhatikan orang-orang yang berpapasan dengannya. Dia berharap bisa berpapasan dengan Prince sekarang, hoodie hitam dengan penutup kepala adalah ciri khas Prince.
“Hai cantik!” Ucap lelaki asing dengan tatapan nakalnya, membuat Teresa risih.
“Wahh pendek sekali rok mu ini! Kaki mu sungguh cantik sekali!” Ucap orang yang ada di sampingnya, bahkan mereka berdua menghalangi jalan Teresa.
“Jangan ganggu aku!” Ucap Teresa dengan tatapan tajamnya, membuat dua orang lelaki nakal itu terkekeh kearahnya.
Teresa sampai mundur beberapa langkah karena takut dengan gangguan dua orang lelaki di depannya. Apalagi saat dia mundur, dua orang itu justru semakin mendekat padanya. Wajah cemas Teresa seolah menjadi hiburan tambahan bagi mereka, karena mereka suka melihat korbannya ketakutan seperti yang sedang di alami Teresa.
‘Deg!
Mata Teresa membulat saat punggungnya menabrak seseorang. Dia semakin terkejut saat sebuah tangan melingkar memeluknya dari belakang. Nafas Teresa mulai tak karuan, dia sedikit ketakutan saat menyadari bahwa ada tangan khas seorang lelaki sedang memeluknya.
“Dia milikku, jangan ganggu dia” ucap sebuah suara yang berasal dari orang yang memeluk Teresa dari belakang.
Teresa terdiam membeku saat mengenali suara itu, dia juga sedikit tidak percaya bahwa kalimat tanda kepemilikan itu baru saja dia dengar dengan jelas. Tere memberanikan diri untuk melihat ke wajah orang yang memeluknya dari belakang, dan mata mereka saling bertemu bertatapan satu sama lain.
“Prince” batin Teresa.
“Apa dia pacarmu?” Tanya lelaki pengganggu itu.
“Bukan” ucap Bastian berhenti sejenak, matanya menatap tajam kearah dua lelaki itu.
“Tapi dia milikku” lanjutnya lagi.
“Apa maksud ucapannya?” Batin Teresa.
“Cantik…, kurasa dia lebih brengsek dari kita berdua. Dia berkata bahwa kau bukan pacarnya, tapi dia mengklaim dirimu sebagai miliknya. Lebih berhati-hati lah padanya!” Ucap lelaki pengganggu itu dan pergi.
Teresa tidak menanggapi ucapan itu, dia hanya langsung menjauh dari Prince untuk menatapnya. Alisnya mengernyit saat melihat ekspresi wajah tenang dari Prince. Dia terlihat seperti orang yang berbeda dalam sekejap. Bahkan dia sekarang sedang menatap Teresa dengan tatapan khas pangeran es yang sesuai dengan julukannya.
“Kau baru saja memelukku tadi Prince” ucap Teresa.
“Lalu?” Tanyanya, membuat Teresa menatapnya tak percaya.
“Aku hanya menyelamatkan teman sekelasku. Jangan berpikir berlebihan, dan jangan berharap lebih dariku” ucapnya lagi.
“Apa kau bila—“
“Dan jangan pakai rok sependek itu malam-malam!” Tegasnya memotong ucapan Teresa dan pergi begitu saja.
Teresa hanya bisa melihat Prince berjalan menjauh darinya, setelah membuatnya kebingungan dengan sikap dan perilakunya yang tentu saja bisa membuat Teresa salah paham. Prince adalah contoh nyata manusia es yang menyebalkan, tapi tetap membuat hatinya berdebar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya…
“Kau sudah tau berita kencan Prince?”
Teresa langsung berhenti menyuapkan makanan ke mulutnya begitu dia mendengarnya. Wajahnya langsung berubah menjadi sedih, ada juga kekecewaan di wajahnya. Bahkan dia sampai meletakan sendok dengan keras ke mangkuk sup di depannya.
“Dengan siapa dia berkencan?” Tanya Teresa geram.
“Ketua osis sekolah ini, dia tetangga kelas sebelah yang sangat akrab dengan Prince” ucap Zeva sembari menyeruput es teh nya.
“Namanya hely” jelasnya, membuat Teresa memutar bola matanya jengah.
“Tidak! Prince tidak akan berkencan dengannya!” Tegas Teresa, mulai bangkit dari posisi duduknya.
“Kenapa? Apa dia sudah menerima pernyataan cintamu? Tanya Zeva dengan senyum lebar diwajahnya.
Teresa tidak bisa menjawab ucapan Zeva. Dia tahu jelas bahwa Prince sama sekali tidak menanggapi pernyataan cintanya saat itu. Dan fakta bahwa mereka belum juga menjalin hubungan adalah suatu kenyataan pahit yang harus Teresa telan mentah-mentah.
“Aku pergi sekarang!”
“Dan Prince tidak akan berkencan dengan hely helykopter itu!!” Tekannya dan pergi dengan menghentak-hentakan kakinya kesal.
Di sepanjang perjalanan Teresa terus saja mengucapkan sumpah serapahnya. Dia berjalan cepat pergi dari kantin sekolahnya meninggalkan Zeva seorang diri. Lalu langkahnya berhenti saat dia berpapasan dengan seseorang.
“Apa kau tau dimana kelas hely?” Tanya Teresa.
“Dia ada di kelas 3 D” ucapnya.
“Baiklah terimakasih!” Ucap Teresa dan langsung pergi dengan langkah cepat ke kelas itu.
Akhirnya Teresa menemukannya! Kelas 3 D.
“Yoshh!! Mari kita masuk se—“
Kalimatnya terhenti, hatinya seperti di remas saat dia melihat Prince sedang bersama dengan seorang gadis yang Teresa yakini sebagai Hely. Ia membeku di tempat, lidahnya terasa kelu. Teresa sampai menyandarkan tubuhnya ke dinding, mencoba bertahan agar tidak jatuh.
“Ternyata mereka memang seakrab itu, bahkan aku belum pernah melihat Prince tersenyum sampai seperti itu kepadaku” batinnya, ia mulai mundur perlahan.
Bahkan saat Prince menyadari keberadaan Teresa, dia langsung menghilangkan senyuman diwajahnya, tatapannya kembali dingin bak kutub utara. Mata mereka bertemu, Prince bisa melihat Teresa melangkah mundur lalu pergi dengan berlari menghilang dari pandangannya.
“Tunggu Hely!” Ucap Prince menghentikan pembicaraan mereka.
“Ada apa Prince? Ada sesuatu yang mengganggumu?” Tanyanya heran.
“Kurasa aku harus pergi sekarang” jelasnya, membuat Hely menatapnya tak suka.
“Kenapa? Kau baru sempat berbicara padaku setelah sekian lama, dan kau sudah ingin kembali ke kelasmu?” Ujarnya terkekeh.
“Gosip yang sudah tersebar luas di sekolah, apa kau sudah mendengarnya?” Tanyanya, membuat Prince menatapnya penuh tanda tanya.
“Gosip?” Tanyanya tak tau apapun.
“Gosip tentang hubungan kita. Entah bagaimana, seseorang telah menyebarkan rumor tentang hubungan kita sebagai sepasang kekasih” ucap Hely, membuat Prince menatapnya tak percaya.
“Sebaiknya kau jangan menyangkal hubungan ini, bukankah dengan adanya gosip ini, kau bisa lebih nyaman? Tidak akan ada lagi gadis-gadis pengganggu yang mengejarmu” Ucap Hely lagi, kali ini dibarengi dengan senyuman yang hangat.
Prince sudah tidak setegang tadi, karena setelah dia pertimbangkan lagi ternyata ucapan Hely ada benarnya. Jika gosip ini di biarkan begitu saja, maka bisa membuat hari-harinya lebih tenang.
...----------------...