NovelToon NovelToon
Cinta Virtual

Cinta Virtual

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Pelakor / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:590
Nilai: 5
Nama Author: Nur leli

Perkenalan Mia dan Asril berawal dari sosmed dan tidak butuh waktu lama, mereka pun menikah tapi sayang pernikahan mereka hanya seumur jagung itu disebabkan oleh hadirnya Ida mantan istri dari Asril. yang sedang hamil dari laki laki lain namun laki laki itu tidak mau bertanggung jawab sehingga Ida menjebak Asril agar bisa menikah dengannya. apakah nantinya kebusukan Ida terbongkar? dan apakah Asril dan Mia bersatu kembali? yuk kita baca bersama sama kelanjutan cerita ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur leli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suasana baru

Adzan shubuh telah berkumandang, Asril mengerjapkan matanya dan membuka perlahan. saat matanya sudah terbuka orang yang pertama dia cari adalah istrinya.

Matanya terus mengitari seisi kamar, "kemana Mia?" gumamnya. terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, langsung mata Asril melihat kearah suara itu. "kamu mau mandi, mas?" tanya Mia yang sudah selesai mandi. "mengapa kamu pagi sekali mandinya?" Asril terlihat keheranan.

"aku memang setiap hari mandi jam segini, mas" ucap Mia.

"oh ..., ya sudah aku mau mandi" sambil mengambil handuk dari tangan Mia.

Selang beberapa menit Asril tampak keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk separuh badan saja. Mata Mia melirik ke arah bidang dada Asril yang terlihat sangat atletis. sejenak pikiran Mia melayang, wajar saja Mia juga wanita biasa yang memiliki hasrat birahi juga.

"jangan di lihatin terus nanti kamunya tidak tahan," goda asril. sontak godaan Asril membuat Mia memalingkan tubuhnya membelakangi Asril, betapa malu yang dirasa Mia.

"kenapa? kamu malu, maafkan ucapan mas tadi ya," Asril langsung memegang bahu Mia dan memutar tubuh Mia hingga beradu tatapan. "emmm iya mas, tidak apa apa. Ya sudah mas shalat dulu ya, aku mau ke dapur." Asril hanya memperhatikan punggung istrinya hingga hilang di telan pintu kamar.

Selesai shalat Asril menghampiri Mia di dapur. tampak Mia yang sedang memasak nasi goreng, kedatangan Asril tidak di ketahui oleh Mia. Dengan lembut Asril memeluk pinggang Mia dari belakang.

Betapa terkejutnya Mia, hingga spatula yang dipegang Mia berhasil mendarat di kepala Asril. "aww, sakit sayang" Asril terlihat meringis. dengan cepat Mia memegangi kepala Asril mencoba meraba raba, Mia takut kepala Asril berdarah.

"maaf kan aku mas, aku tidak sengaja" Mia merasa bersalah.

Asril tetap meringis, Mia menuntun Asril untuk duduk di kursi makan. "sini, kamu duduk disini, aku mau lihat kepalamu."

"ternyata pukulanmu cukup keras juga, sayang."

"maafkan aku, mas." suara Mia terdengar serak seperti ingin menangis, mendengar itu Asril langsung memeluk Mia. "tidak apa apa, kamu tidak salah. Mas yang salah tadi membuat kamu terkejut." mia mendongakkan kepalanya dan menatap nanar ke Asril. "jangan nangis, nanti mas merasa bersalah." ucap Asril.

bu Siti tidak menyadari kalau di dapur ada Mia dan Asril sedang berpelukan. "astaghfirullah, kalian," pekik bu Siti. Suara bu Siti berhasil mengagetkan mereka, dengan cepat Asril melepaskan pelukannya, "maaf Bu" ucap mereka serentak.

"boleh bermesraan tapi jangan di dapur, kan ada kamar." tutur bu Siti. Asril dan Mia hanya saling pandang dan tersenyum.

Selesai sarapan, Mia mengemasi pakaiannya dan pakaian Andi kedalam koper. Asril turut membantu Mia. karena siang ini Mia dan Andi akan dibawa Asril ke rumah Asril yang akan mereka tempati. setelah selesai berkemas Mia meminta izin untuk pindah rumah ke bu Siti.

"ingat jangan sekali kali keluar rumah tanpa izin suami. dan jadilah istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak anakmu." bu Siti memandang sendu putri satu satunya itu.

"iya Bu, nanti Mia bakal sering main kemari." isak tangis pun mewarnai perpisahan mereka.

Asril yang sudah memasuki koper Koper kedalam bagasi, kini mendekati mertua dan istrinya. "Bu, kami pamit dulu ya, kalau ada apa apa ibu langsung telepon kami ya."

"iya, ibu titip Mia dan Andi, jangan pernah buat Mia menangis." Asril menganggukkan kepalanya dan mencium punggung tangan bu Siti begitu juga dengan Mia.

"nek, Andi pamit ya, nenek kalau ada apa apa hubungi Andi, nek." tatapan Andi sendu.

bu Siti langsung memeluk Andi dan tak kuasa menahan air matanya. "kamu jangan nakal ya disana," lirih sendu bu Siti.

tara yang melihat semua orang menangis membuat hatinya merasa iba ke bu Siti. "nenek kami pasti sering main ke sini,"

Bu Siti tersenyum pada Tara dan memeluknya.

Setelah selesai berpamitan mereka satu persatu memasuki mobil, terlihat lambaian tangan meraka melambai ke arah bu Siti, bu Siti membalas lambaian tangan meraka hingga mobil Asril menjauh dari rumah bu Siti.

Ditengah perjalanan, mia mengingat kalau kemarin dia sudah berjanji untuk datang kerumah mertuanya hari ini.

"mas, kemarin kata ibu, ayah tidak enak badan. dan aku sudah janji hari ini mau jenguk ayah. kita mampir ke rumah ibu dulu ya, mas."

"iya, sayang." menoleh ke Mia sejenak lalu kembali fokus mengemudi. dua puluh menit diperjalanan tidak terasa sudah sampai di rumah orang tuanya Asril. Meraka disambut hangat oleh kedua orang tua Asril.

"gimana keadaan ayah? ayah uda pergi ke dokter atau mau kami antar?" tanya Mia beruntun.

"ayah sudah sembuh, kemarin ayah itu lupa minum obat saja, kamu tidak perlu khawatir." ayah tersenyum ke Mia.

"baiklah ayah, lain kali kalau ada apa apa hubungi Mia, jangan sungkan."

"tidak salah aku memilih istri, Mia begitu peduli pada orang tuaku." gumam Asril dalam hati, yang sedari tadi memperhatikan rasa peduli Mia kepada orang tuanya.

"ini ... ,nenek buatkan minuman dan cemilan. Andi, Tara sini minum!" pinta bu Nur.

Tara dan Andi berlari masuk ke dalam rumah neneknya karena sedari tadi mereka main di teras.

"kamu sudah membawa Mia kerumahmu, as? tanya bu Nur.

Asril menggeleng, "tadi mau langsung kerumah tapi ditengah perjalanan Mia ingat dengan janjinya yang mau jenguk ayah, makanya kami mampir kesini dulu."

"makasih loh Mia, Uda mau repot repot datang kesini." ucap pak Ari.

"ah, tidak repot ayah, malah Mia senang bisa main kesini. Kan ini kali pertama Mia main kesini."

"iya, iya, benar kamu. Asril yang belum mau bawa kamu kemari karena katanya tunggu uda jadi istrinya baru dia bawa kemari, yakan bu." tutur pak Ari. bu Nur menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"kalian semua makan siang di sini ya, ibu mau masak pepes ikan kesukaan Asril." pinta bu Nur.

"Mia bantuin ya, Bu." dengan cepat Mia mengekori bu Nur ke dapur. mereka memasak bersama sesekali terdengar senda gurau mereka. bu Nur memberitahu makanan apa saja yang Asril suka.

Momen seperti ini tidak pernah Mia rasakan sewaktu bersama mantan mertuanya dulu. Alangkah bahagianya yang dirasa Mia sekarang, dia memiliki mertua yang sayang kepadanya.

Pepes ikan yang mereka masak sudah terhidang di meja makan, bahkan ada ayam goreng juga. Mereka makan bersama sama, terlihat Andi dan Tara memakan ayam goreng dengan lahapnya.

berhubung hari sudah sore mereka pun pamit ke bu Nur dan pak Ari. tidak butuh waktu lama di perjalanan meraka sudah tiba di rumah asril. karena jarak rumah Asril dan orang tuanya hanya lima belas menit saja.

Rumah Asril tidak bertingkat tetapi rumahnya cukup luas juga. Mia mengedarkan pandangannya ke sekeliling sudut rumah Asril. "sayang, kamu suka dengan rumah ini?" tanya Asril. "suka, mas" sahut Mia.

Selesai mengeluarkan koper dan memasukkan dalam rumah. Mia langsung membereskan pakaiannya kedalam lemari. "sayang, besok saja kamu rapikan baju kedalam lemari, kamu pasti capek" ucap Asril yang berdiri diambang pintu.

"tidak apa apa mas. mas, mau minum kopi? aku buatin ya."

bukanya menjawab pertanyaan Mia, Asril segera mengunci pintu kamar. Melihat hal itu membuat Mia sedikit gugup.

Asril terus melangkah mendekati Mia, Mia yang tadinya berdiri kini berjalan mundur hingga terhenti bersandar ke dinding.

 Asril mencoba mengangkat dagu Mia, Mia merasa gugup sekali dan hanya bisa menutup matanya. "santai sayang, jangan gugup." bisik Asril pelan. Mia hanya menganggukkan kelapanya. Asril mengecup lembut bibir Mia tanpa disadari, Mia membalas kecupan Asril.

karena adanya pembalasan membuat Asril bergairah dan kini, indra pengecap mereka sudah bersatu. Yang tadinya lembut berubah menjadi ganas. indra pengecap Asril ikut menelusuri leher jenjang Mia, karena aksi itu membuat Mia mendesah. ketika Asril ingin membuka kancing baju Mia terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok! Tok! Ayah, ibu buka dong pintunya. bang Andi tidak bisa membuka kopernya. dengan cepat Mia dan Asril menghentikan permainan meraka. dan membuka pintu.

"ada apa ,nak?" tanya Mia.

"itu Bu, bang Andi tidak bisa buka kopernya dia mau ambil baju."

Mia langsung melangkah ke kamar anak anak untuk membantu Andi. sedangkan tara masih berdiri diambang pintu dan melipat tangannya didada. "ayah, kenapa pintunya dikunci? ayah dan ibu lagi buat adik ya untuk kami." ucapan Tara berhasil membuat Asril terdiam dan memikirkan jawaban yang tepat.

"tadi pintunya dikunci karena ibu mau ganti baju, takut kalian masuk jadi pintunya di kunci deh."

Mendengar jawabnya ayahnya yang masuk akal membuat Tara pergi dan tidak bertanya lagi. " huhhhh" Asril membuang napas perlahan dan merasa lega karena Tara tidak lagi bertanya padanya.

1
micho0w0
Jalan ceritanya mantap!
Nur leli: makasih, maaf kalau masih ada kurangnya 🙏
total 1 replies
Kama
Gilaaa ceritanya!
Nur leli: maaf kalau masih ada kurangnya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!