Clara Alverina seorang perempuan cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol. Bekerja sebagai wanita malam akibat dijual oleh ayah tirinya sendiri. Harus mati mengenaskan di tangan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya.
Bukannya ke alam baka, justru Clara terbangun di tubuh lain.
Clara Evania yang mati karena dikurung oleh ibu mertuanya di dalam sebuah gudang kotor tanpa makanan selama 1 minggu lamanya. Clara adalah seorang istri yang penurut, pendiam dan terkesan bodoh yang selalu ditindas oleh mertuanya karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan suaminya tidak peduli. Selama pernikahan Clara belum pernah disentuh.
Suaminya sibuk memelihara gundik dan berniat untuk menjadikan istri kedua tanpa mau menceraikan Clara dahulu.
Bagaimana kelanjutan cerita Clara sang pelacur yang terbiasa hidup hedon harus menjadi seorang istri miskin yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memikirkan Strategi Baru
Saat ini setelah puas berbelanja dan perawatan di salon, Clara yang sedang dalam perjalanan ingin ke apartemen mantan kekasihnya. Tiba-tiba merasa lapar, jadi dia mampir ke kafe yang dilewatinya. Kafe yang cukup jauh dari keramaian tapi memiliki desain bagus. Setelah memesan makanan favoritnya lalu duduk di tempat paling pojok.
Ketika sedang menikmati makanannya, tidak diduga Clara melihat pemandangan yang membuatnya kehilangan selera makan seketika.
"Abian..." Mau bagaimanapun, Clara pernah mencintai pria itu. Pria yang telah membunuh raganya hingga hancur.
"Hahaha... Aku tidak menyangka bisa melihatmu di sini. Dan ternyata kamu memiliki hubungan dengan pelakor." Gumamnya dengan luka yang menganga.
Clara berfikir untuk saat ini tidak akan menemui Abian. Tapi bukan berarti dia akan diam saja menunggu sesuatu yang tak pasti. Dengan menggunakan ponsel yang baru dibelinya di Mall tadi, Clara mengambil banyak foto Abian dengan gundik suami Clara pemilik tubuh. Bahkan saat mereka bercumbu mesra sudah terekam dengan jelas.
Untuk video yang diambil di kantor menggunakan ponsel mertuanya juga Clara pindah ke ponsel barunya.
"Sekarang aku harus apa? Aku hanya ingin mengambil seluruh aset yang sudah diambil alih oleh Alicia. Aku yakin semua itu atas permintaan Abian." Gumam Clara.
Setelah membayar makanannya, Clara memutuskan untuk pulang saja lebih dulu.
"Abian... Kamu sudah lama tidak menengok anakmu. Terakhir kali saat sebelum aku dinyatakan hamil." Ucap Alice terdengar ketika Clara melewatinya.
"Aku sibuk akhir-akhir ini, banyak sekali pekerjaan." Jawab Abian.
Deg
"Jadi Abian menghamili dua wanita sekaligus? Dan gundik itu mengaku anak Alvin. Menarik." Gumam Clara lalu meneruskan langkah kakinya.
Di dalam mobil, Clara memejamkan mata. Air mata yang tidak diharapkan keluar, nyatanya semakin deras. Dulu saat masih menjadi dirinya sendiri, Clara selalu diminta menggunakan kontrasepsi saat sedang ber cinta dengan Abian. Kata kekasihnya itu belum siap punya anak. Kini Clara tahu itu hanya alasan semata mungkin karena dia pelacur.
"Benar, mungkin Abian tidak ingin punya anak dari seorang pelacur sepertiku. Mungkin juga dia tidak yakin jika benih yang tumbuh adalah miliknya karena sudah banyak sekali pria yang memakai jasaku."
"Aku juga tidak mau jadi seorang pelacur." Teriak Clara meraung di dalam mobil. Ingatannya kembali saat dirinya dijual ayah tirinya.
"Aku akan menuntut balas pada semua orang yang telah menyakiti aku. Hidup sebagai anak broken home, tidak tahu rupa ayah kandung. Disiksa ayah tiri ketika ibu telah mati." Dendam Clara telah lama tumbuh sejak ibunya membawa pria sebagai suami barunya.
"Ibu, membusuk saja di neraka. Karenamu hidupku hancur berkeping-keping."
"Sekarang, aku harus menggunakan tubuh ini dengan sebaik mungkin. Membalaskan lebih dulu dendam pemilik tubuh. Kita mulai hari ini, bagaimana jika suami brengsek itu tahu jika anak yang dikira benihnya ternyata milik pria lain. Tapi kalau langsung dibongkar sekarang rasanya kurang seru. Alvin juga tidak mungkin percaya dengan mudah." Monolognya.
Puas meluapkan isi hatinya, sekarang Clara ingin segera sampai rumah. Pasti setelah ini akan ada drama baru karena uang 5 milyar yang diambilnya tadi siang.
"Tunggu, sekarang baru jam 4 sore tapi Alice sudah keluar kantor untuk bertemu Abian. Itu artinya ada yang tidak beres dengan Alvin." Clara tersenyum misterius.
Begitu tiba di halaman rumah besar milik Alvin, kening Clara mengernyit karena ternyata pria itu juga sudah ada di rumah.
"Mungkin Alvin sedang ribut dengan Alice, bagus aku bisa masuk di antara mereka. Lucu ya Clara, istri sah serasa orang ketiga. Tapi kamu tenang saja di surga, aku akan membalasnya."
Tap
Tap
Tap
Suara heels dari sandal Clara menggema, membuat atensi dua orang yang sedang duduk diam menoleh ke arahnya.
"Akhirnya kamu pulang juga, aku jadi membatalkan pergi ke tempat arisan karena mobil dan ponselku kamu bawa." Ucap Nyonya Rossa.
"Clara kembalikan sisa uang yang kamu pakai berbelanja." Ucap Alvin.
"Uang itu sudah aku pindahkan ke rekening pribadiku, kamu pasti sudah mendapatkan notifikasi dari pihak bank tadi." Jawab Clara tenang.
"Tapi aku tidak rela uangku kamu curi seperti itu. Aku bisa saja melaporkanmu atas tuduhan..."
"Kamu tidak bisa Alvin, atau aku akan menuntut balik kamu atas penelantaran istri selama setahun."
"Tapi 5 milyar tidak setara dengan uang nafkah yang seharusnya."
"Maksud kamu, lebih rela menghabiskan ratusan milyar untuk perempuan murahan itu?" Ucap Clara sengaja memprovokasi.
"Jangan sebut Alice perempuan murahan. Bahkan dia lebih berharga daripada kamu, yang hanya istri sampah."
"Sudah tahu kalau aku istri tak berguna, kenapa masih dipertahankan."
"Kamu itu aneh Alvin, jelas-jelas aku istri sah dimata hukum dan agama tapi kamu telantarkan. Sedangkan Alice hanya wanita penggoda yang tidak lebih baik dari seorang pelacur." Hina Clara.
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi Clara, tangan besar milik Alvin lah yang melakukannya. Bukannya menangis, Clara maju satu langkah.
Bug
Bug
Dua bogeman mendarat di perut Alvin, membuat pria itu memuntahkan seteguk darah. Clara tidak main-main saat memukulnya, tenaga wanita yang pernah memegang sabuk hitam taekwondo memang mengerikan.
Ya, jiwa Clara bukan sekedar pelacur. Tapi dia pernah menjadi atlet karate sebelum dirinya tenggelam dalam lembah hitam penuh dosa.
Memegang sabuk hitam saat masih usia 15 tahun, adalah salah satu prestasi yang dimiliki Clara.
Alvin memandang penuh amarah, tapi dia tidak cukup kuat untuk melawan. Perutnya terasa sangat sakit.
"Jangan pernah menyentuh tubuhku lagi jika tidak ingin berakhir sekarat. Atau jika kamu tetap memaksakan diri, aku tak segan membunuhmu."
Nyonya Rossa yang mendengar perkataan Clara bergidik ngeri, begitu pula dengan sang suami yang merasa jika istrinya telah jauh berubah.
Dengan senyum mengembang, Clara meneruskan langkahnya menuju kamar tamu. Meninggalkan Alvin yang terdiam terpaku, matanya mengerjap beberapa kali. Ada desiran aneh dalam dadanya kala melihat penampilan istrinya hari ini. Cantik!
"Benar kamu memberikan uang 5 milyar pada istrimu itu?" Tanya Nyonya Rossa sambil mengobati putranya.
"Iya, dia memaksa aku memberinya nafkah terhitung sejak kami menikah satu tahun ysng lalu. Kalau tidak, dia mengancam membeberkan bukti perselingkuhanku dengan Alice kepada pemegang saham." Ucap Alvin putus asa.
"Kenapa kamu menuruti omongan Clara?"
"Karena aku tidak ingin perusahaan yang sudah susah payah aku dapatkan harus hancur karena ulahnya."
"Kamu itu CEO bebas menentukan pilihan, lagi pula sudah mama suruh ceraikan saja kamu tetap tidak mau. Mama bingung sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan."
"Mama tidak akan mengerti, karena semua ini begitu rumit untukku."
"Kamu mencintainya?" Tanya Nyonya Rossa.
"Tidak tahu, tapi aku merasa aneh setiap menatap sorot matanya. Ada yang berbeda, apalagi melihat perubahannya hari ini." Jujur Alvin.
"Kamu sudah punya Alice, dan dia juga sedang mengandung benihmu. Cepat ambil keputusan, sebelum perut Alice semakin besar. Kasihan dia, nanti malu." Ucap Nyonya Rossa.
"Tapi aku ragu jika dia anakku Ma? Karena aku selalu menjaga batasan saat bersamanya. Hanya ciuman tidak lebih." Jawab Alvin.
"Oohhhoo... Jadi kamu juga ragu, baiklah kita lanjutkan permainan mengikuti skenario yang sudah kalian perankan. Aku cukup menambah bumbu." Ucap Clara dari balik tembok yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
cara kotor belum tau dia ada backingan dari si kakek di jadikan peyetttt kalian
Untuk yang sudah mendukung, Author ucapkan ribuan terima kasih. Insya Alloh, jika 40 bab terbaik lolos lagi. Maka akan ada give away untuk pembaca terbaik 1, 2, dan 3.