NovelToon NovelToon
YOTH: The Mystery Laboratory

YOTH: The Mystery Laboratory

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Konflik etika / Perperangan / Robot AI
Popularitas:410
Nilai: 5
Nama Author: Radit Radit fajar

seorang remaja laki-laki yang berumur 15 tahun bernama Zamir pergi ke pulau kecil bersama keluarganya dan tinggal dengan kakeknya karena ayahnya dialih kerjakan ke pulau itu.

kakek Zamir bernama kakek Bahram. Kakek Bahram adalah oramg yang suka dengan petualangan, dan punya berbagai pengalaman semasa hidupnya.

Saat kakeknya sedang membereskan beberapa catatan lama. Ada selembar catatan yang menuliskan tempat yang belum kakek Bahram ketahui tentang pulau ini. jadi kakek Bahram mengajak cucunya Zamir untuk ikut menyelidiknya.

Akankah mereka menemukan tempat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perkemahan di Pegunungan

"kalian sudah mau tidur?" aku bertanya ke mereka, mereka menggeleng.

"sepertinya sebentar lagi." Eron berkata.

Naurah mengeluarkan sebuah buku dari ranselnya, sedangkan Elysia memakan cemilan sambil melihat buku Naurah juga disampingnya.

Aku menatap lentera di tengah tempat duduk kami saat ini, redup.

"apa kamu merasa ada yang kurang Zamir?" Eron bertanya, memperhatikanku yang melihat lentera itu.

Aku mengangguk. "sepertinya kamu juga menyadarinya Eron, apa kamu mau membuatnya?" aku bertanya, Eron mengangguk, berdiri dari tempat duduknya.

"tentu, mari kita buat api unggun." Eron berkata antusias, kami mengambil 1 lentera yang belum dipakai, menggunakannya untuk mencari bahan agar bisa membuat api unggunnya.

"kurasa batu yang kalian taruh disekelilingnya itu terlalu tebal." Naurah berkata, dari tadi dia dan Elysia juga memperhatikan sedikit apa yang kami buat.

"agar lebih aman." aku menjelaskan, kami sebenarnya tidak pandai membuat api unggun, jadi hanya dengan pengetahuan terbatas kami membuatnya.

Tumpukan kayu kecil yang ada di tengah api unggun dengan dikelilingi batu. Batunya sengaja kami buat banyak dan tebal agar resiko kebakaran rendah.

Aku mendongak ke atas, tidak ada ranting pohon di atasnya untuk menghalangi asapnya, jadi tidak masalah.

Aku menyalakan kayu di tengahnya itu dengan korek api. Mulanya api yang ada cukup besar membuatku sedikit mundur dan Eron hampir menyiramnya dengan air. Tapi ternyata tidak lama kemudian api itu jadi terkendali.

Kami berhasil. Naurah dan Elysia juga memperhatikan api unggun itu, cahayanya lebih luas dari lentera sebelumnya, mereka bisa lebih nyaman membaca buku.

Tidak lama kemudian aku dan Eron juga mendekat, tertarik dengan buku yang dibaca Naurah.

"itu buku apa?" aku bertanya.

"ini sebenarnya buku tulis biasa, tapi aku mencatat sejarah pulau Alean disini. Ini bagian sebelum pulau Alean terbagi menjadi dua kelompok." Naurah menjawab.

Aku melihat sebagian isinya, tulisannya rapi, mudah dibaca. Disini tertulis sebelum pulau Alean menjadi dua kelompok, hanya satu kelompok yang tinggal di pulau Alean, yaitu hindu-budha.

Saat ada kelompok islam yang masuk ke dalam pulau Alean untuk berdagang. Ada yang pro dan kontra tentang hal itu, ada yang mengatakan kalau kelompok islam itu hanya mau merebut kekuasaan pulau alean diam-diam, ada juga yang tetap terbuka bilang itu bisa jadi keuntungan dan malah sekutu baru di pulau Alean.

Akhirnya sejak saat itulah pulau Alean terpecah menjadi dua kelompok, kelompok islam dan hindu-budha. Sebelum datangnya penjajahan, sebenarnya di Alean kedua kelompok itu sudah tipis-tipis punya hubungan dengan saling berdagang beberapa barang. Dan saat penjajahan hendak datanglah mereka akhirnya bersatu penuh melawan gelombang serangan penjajahan.

Beberapa menit kemudian, Naurah, Elysia, dan Eron memutuskan untuk tidur ke tenda mereka masing-masing. Mereka sudah cukup bosan karena disini juga tidak ada sinyal untuk bermain ponsel.

Di kedua tenda digantungkan lentera di bagian puncak tendanya sebagai lampu tiap tenda.

Aku sebenarnya sedikit mengantuk dan bosan juga, tapi ini giliranku berjaga. Aku menatap api unggun di depanku, dia masih menyala cukup terang dan menghangatkan saat malam yang dingin.

Tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri, aku bosan. Lalu aku membuka ponselku, melihat-lihat hal acak, tapi karena tidak ada sinyal, tidak banyak hal juga yang bisa kulakukan.

Citt citt!

Tiba-tiba suara itu terdengar dari pepohonan dekat tenda. Aku menatap ke arahnya, ternyata ada seekor tupai, aku bisa melihat samar-samar bayangannya.

Sepertinya dia mencium bau makanan dari tas kami yang berada di dalam tenda. Aku melempar batu kecil ke arahnya agar dia pergi.

Tek! Batunya malah mengenai ranting pohon, tupainya hanya lompat menghindar. Akan sulit mengenainya dalam kondisi gelap begini.

Tuk! Ternyata malah tupai itu balik melempar sesuatu, yaitu biji pohon. Dan malah tepat kena ke kepalaku, aduh... Aku memegangi kepalaku yang ngilu.

Dasar tupai sialan, tapi kalau aku asal lempar kerikil lagi jelas aja tidak akan kena. Aku tiba-tiba teringat kalau aku menyimpan vidio cara membuat panah dari bahan-bahan dihutan.

Awalnya aku iseng saja menyimpannya, tapi tidak jadi-jadi membuatnya. Sekarang adalah waktu yang tepat membuatnya, aku mencari bahan-bahannya di sekitar menggunakan lentera yang sama dengan saat mencari bahan untuk api unggun tadi.

Tupai itu masih melihat tenda dari atas ranting pohon tadi. Sepertinya masih menginginkan makanan yang ada di dalam tenda, penciumannya tajam juga rupanya, padahal makanannya saja ada di dalam ransel.

Saat tupai itu sudah turun dari pohon ke tanah menuju ke tenda. Satu anak panah meluncur ke depannya, membuatnya reflek berhenti dan menjauh.

Sialnya aku hanya bisa membuat satu anak panah, jadi aku harus mengambil ulang anak panah yang tersisa.

Saat tupai itu sudah ada di atas pohon itu lagi, dia melemparkan tiga biji pohon lagi ke arahku. Aku dengan cepat menghindarinya, mengambil anak panah tadi, lalu memanahnya lagi.

Refleknya cepat juga, sampai tiga kali aku memanahnya, dia terus menghindar, sampai melintas antar pohon juga. Karena mengejarnya sedikit dalam kehutan aku membawa lentera tadi lagi.

Sampai saat tupai itu sudah jauh, aku memutuskan untuk berhenti. Ternyata aku menginjak area semut, aku langsung menghentakkan kakiku dengan cepat, menjauh, menuju ke tenda kembali.

Lalu aku menyingkirkan semut yang tersisa di kakiku. Lagi-lagi aku jadi bosan sendiri lagi karena tidak ada kegiatan.

Tapi setidaknya sekarang aku punya "mainan" baru. Aku memikirkan apa yang bisa kulakukan dengan panah ini, memperhatikan sekilas.

Busurnya terbuat dari ranting kayu yang lentur, tali busurnya dari tanaman merambat. Aku mengotak-atiknya dengan sedikit dilubangi dan diikat agar bisa menjadi busur ini.

Sedangkan anak panahnya, adalah ranting kayu yang sedikit lancip diujungnya. Aku melancipkan ujung anak panahnya lagi dengan batu berukuran sedang.

Aku mencoba menargetkan beberapa ranting kecil di pohon setelah itu, dan ternyata kena. Ini seru juga ternyata.

Sebenarnya aku sudah cukup lama tertarik dengan soal panah-memanah. Tapi dikotaku tidak ada komunitas seperti panahan, kalau ada juga cukup jauh, aku tidak selalu bisa sempat kesana.

Aku melemparkan ranting kayu ke api unggun, mencegahnya tetap menyala.

Lalu selama aku berjaga di tenda ini, aku hanya terus memainkan panah ini selama masih waktuku berjaga. Mumpung ada waktu luang begini, aku manfaatkan saja..

Sesekali juga aku melemparkan kayu lagi kembali ke api unggun agar tetap menyala. Lalu saat aku melihat ponsel, sudah jam sebelas malam, waktu berjagaku sudah selesai.

Aku masuk ke tenda, membangunkan Eron, ternyata dia cukup sulit dibangunkan, sudah beberapa kali baru terbangun

"e-oh, udah waktuku jaga ya? Oke." dia berkata, bangkit, lalu keluar dari tenda untuk berjaga.

"ada panah di sandarkan di tenda kita, kalau kamu mau pakai pakai saja, tapi hati-hati." aku berkata.

"oke." Eron menjawab singkat.

Lalu tidak butuh waktu lama, aku tertidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!