Sebuah Kejadian yang kurang mengenakkan dialami oleh Zahra setelah kepindahannya dari pulau Jawa ke Kalimantan bersama Keluarganya. Dimana Karena kejadian itu Zahra mengalami Trauma yang begitu hebat hingga ia tidak berani untuk keluar dari Rumah kontrakannya.
Sampai di suatu hari, mau tidak mau ia harus keluar rumah untuk mengantarkan kue pesanan pelanggannya hingga diperjalanan ia tidak sengaja ditabrak mobil dari belakang karena kesalahannya sendiri.
Marah? Tentu saja marah, Pria Pemilik mobil itu tentu saja ingin memarahi Zahra karena kecerobohan Zahra dalam berkendara sepeda motor, tetapi ia urungkan karena melihat Mata Zahra yang begitu sembab dan merah.
Siapakah pria itu? Akankah ia luluh dengan air mata Zahra? dan apakah ini akan menjadi awal dari kisah kebahagiaan Zahra yang selama hidupnya belum pernah mendapatkannya? atau justru malah sebaliknya?
Ikuti terus Kisah perjalanan Hidup Zahra Di dalam Cerita Ini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenRose23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
\\ Eps 7 //
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Satu bulan kemudian...
Tidak disangka waktu cepat berlalu, Zahra Merasa sangat nyaman bekerja di toko kue milik Jojo. Bukan hanya karena pemiliknya yang baik, tetapi Zahra sangat senang ketika ia membuat kue. Ia banyak belajar membuat kue bersama Jojo dan keterampilan buatan kue nya pun kini meningkat.
"Ra, ini gaji kamu bulan ini" ucap Jojo dengan memberikan amplop berwarna coklat yang berisi uang itu
"Alhamdulillah makasih banyak ya kak" jawab Zahra dengan tersenyum senang
"Oh iya Zahra, hari ini kamu boleh pulang cepat soalnya aku mau ada urusan keluarga di rumah" ucap Jojo dengan tersenyum
"Beneran kak?" tanya Zahra antusias dan diangguki oleh Jojo
"Yasudah kalau begitu Zahra pamit dulu ya kak....Dada" pamit Zahra dengan melambaikan tangannya
Jojo tersenyum dan membalas lambaian tangan Zahra 'Manis' batin Jojo, wajahnya memerah hingga ke telinganya. Hati Jojo tidak bisa berbohong, sepertinya ia mulai menyukai gadis kecil yang tidak lama bekerja dengannya itu. 'Sayangnya beda agama' batin Jojo kembali setelah melihat tubuh Zahra yang menghilang bersamaan dengan tertutupnya pintu toko miliknya
Zahra merenung sejenak diatas sepedanya, ia menatap sendu uang gajiannya yang baru saja diberikan oleh bosnya itu. 'Aku harus gimana dengan uang ini? Apa aku ambil ijazah dulu aja ya? Tapi........... Ibu pasti juga butuh uang ini untuk bayar bunga ke renternir, Apa aku bantu ibu dulu aja ya?' Batin Zahra bingung
Zahra memutuskan untuk segera meninggalkan toko kue itu, ia bergegas untuk pulang ke rumahnya. Dijalan Zahra melamun memikirkan uang gajiannya, apa yang harus ia lakukan. Gajinya tidak seberapa tetapi keperluannya lebih banyak dibandingkan dengan gaji itu
"Lebih baik aku mengambil ijazah dulu aja, dari pada nanti ijazahku hilang di sekolah. Semoga aja masih ada kembalian" ucap Zahra kepada dirinya sendiri, ia bergegas untuk melajukan sepedanya menuju SMA nya
Sesampainya Zahra disekolah nya, ia menemui pak satpam yang berjaga di depan "Assalamualaikum pak Wawan"
"Eh waalaikumsalam, mbak Zahra? Ada keperluan apa mbak datang kesini? Jangan bilang mau balik sekolah lagi?" tanya pak Wawan dengan bercanda
"Hahaha enggak lah pak, ya kali mau sekolah lagi. Kan Zahra udah lulus, Zahra kesini mau mengambil ijazah Zahra pak. Apa masih ada guru disini pak?" tanya Zahra dengan sopan
"Hehehe kirain mau sekolah lagi mbak, masih ada guru di dalam mbak. Ada petugas Tata usaha juga di dalam, mbak Zahra masuk aja"
"Kalau begitu Zahra masuk dulu ya pak Wawan terimakasih" ucap Zahra yang diangguki oleh pak Wawan
Kini Zahra sudah berhadapan dengan petugas Tata usaha yang sedang menghitung kekurangan uang SPP Zahra, jantungnya berdetak kencang dan tubuhnya juga ikut bergetar. Zahra takut kalau uang yang ia bawa masih kurang untuk melunasi SPP nya
"Ini sudah saya hitung mbak Zahra, dan ternyata kekurangan mbak Zahra tidak banyak. Ini Kartu pembayarannya" ucap petugas Tata usaha itu
Dengan perlahan Zahra mengambil kartu pembayaran itu, dengan menutup matanya dan menahan nafasnya Zahra meyakinkan diri untuk melihatnya
"Haaahhh Alhamdulillah ternyata Zahra kurang sedikit ya Bu? Zahra kira, dulu kekurangan Zahra itu banyak. kalau tahu kekurangan Zahra sedikit gini, Zahra udah ambil dari waktu kelulusan hari itu" ucap lega Zahra
Zahra mengira dulu memang kekurangannya itu banyak, ternyata kekurangan Zahra tidak lebih dari seperempat gajinya. Ia segera mengeluarkan uang dan membayar kekurangannya itu
"Emangnya dulu mbak Zahra nggak cek dulu kekurangannya?" tanya petugas Tata usaha itu
"Hehehe enggak Bu, soalnya Zahra takut kalau kekurangan Zahra banyak"
Petugas Tata usaha itu memberikan ijazah Zahra, setelah itu Zahra berpamitan untuk pulang kerumahnya.
"Pak Wawan Zahra pulang dulu yaa, assalamualaikum" ucap Zahra dengan mulai menaiki motornya
"Waalaikumsalam mbak, hati-hati dijalan ya mbak Zahra" jawab pak Wawan yang sedikit berteriak karena ia yang berada di dalam ruangan satpam
Dalam perjalanan Zahra berpikir sebentar untuk membantu ibunya itu 'Apa sisa uang ini aku bayarkan bunga hutangnya ibu ya?' batin Zahra berpikir
Zahra melajukan motornya Menuju rumah Bu Eris, Salah satu tetangga jauhnya yang dihutangi oleh ibunya juga. Bu Eris Sudah terkenal sebagai renternir dari dulu, bahkan ia tidak segan-segan memberikan bunga yang besar kepada orang-orang yang berhutang. Ia juga di kenal dengan Kekejamannya kepada orang-orang yang tidak bisa melunasi hutang kepadanya, Biasanya ia menyegel harta pemilik hutang itu jika tidak bisa melunasinya
Apa daya yang bisa dilakukan oleh Bu Ratih, ia sangat terpaksa berhutang kepada Bu Eris juga untuk menyelamatkan ibu nya
Sesampainya Zahra di rumah Bu Eris, ia mendapati Bu Eris yang sedang menyiram tanamannya, dengan wajah galak Bu Eris yang berbadan gendut itu. Zahra memberanikan diri untuk menghadap kepadanya meskipun ia kesusahan hanya untuk menelan air liurnya yang tiba-tiba mengering
"Assalamualaikum Bu Eris" ucap Zahra dengan sopan
"Waalaikumsalam, kenapa kamu kesini? Disuruh ibu kamu membayar bunga?!" tanya Bu Eris secara langsung
"Eh Iya Bu, Ini gaji saya untuk membantu ibu buat membayar bunga" ucap Zahra dengan memberikan semua sisa gajinya, dengan cepat Bu Eris mengambil amplop yang diserahkan Zahra kepadanya
"Apa-apaan ini?! Kenapa cuma segini?! Ini masih kurang untuk membayar bunga hutang ibu kamu!! Bilang aja deh ke ibu kamu, suruh cepat-cepat buat melunasi hutangnya kalau nggak bisa bayar bunga kayak gini!!!! Rugi saya kalau kayak gini ceritanya!!" marah Bu Eris kepada Zahra
"Maaf Bu tapi itu sudah banyak, bahkan itu semua gaji Zahra kerja selama satu bulan Bu"
"Terus??!!!! Saya nggak peduli ya! Ini itu masih kurang hanya untuk bayar bunga ibu kamu!! Suruh ibu kamu kesini Nantii!!! Saya nggak mau tahu!! Dia harus segera melunasi hutangnya kepada saya!!!" ucap Bu Eris dan langsung masuk ke dalam rumahnya
'Astaghfirullah ada ya orang kayak gitu? Sakit banget hati aku digituin, pasti selama ini ibu juga merasakan hal yang sama seperti ini. Ya Allah sungguh manusia di dunia ini sangat kejam ya Allah, Kenapa dihidupin orang kayak gitu ya Allah. Cekik aja ya Allah cekik, aku ikhlas Ya Allah. Kenapa nggak di usir aja sih dia dari kampung ini, apa orang-orang takut ya lihat wajahnya yang kayak kingkong itu' batin Zahra dengan mulutnya yang komat-kamit di depan rumah Bu Eris
Sebenarnya Zahra sedikit takut tadi berhadapan langsung dengan Bu Eris bahkan ia hampir saja meloloskan air matanya. tetapi ia berpikir lagi, kenapa ia harus takut kepada manusia yang sama-sama diciptakan, seharusnya ia lebih takut kepada yang menciptakan bukan
Zahra memutuskan untuk pulang ke rumahnya untuk mengistirahatkan badan dan pikirannya itu
"Zahra? Kamu sudah pulang sayang?" tanya Bu Ratih yang baru saja keluar dari kamarnya
"Hehehe assalamualaikum ibu" salam Zahra dengan menyalimi tangan ibunya itu
"Waalaikumsalam, tumben kamu pulang jam segini?"
"Bos nya Zahra hari ini ada keperluan di rumahnya ibu, jadi Zahra pulang cepat deh. Ibu mau kemana kok rapi gini?" tanya Zahra yang melihat ibunya berpakaian sedikit rapi
"Ibu mau ke rumah Bu Eris sebentar sayang, kamu jaga rumah dulu ya nak" ucap Bu Ratih dengan nada yang sedikit sendu, ia melangkah ingin keluar dari rumahnya tetapi perkataan Zahra menghentikan langkahnya
"Sudah Zahra bayar bunganya Bu, Tapi katanya tadi masih kurang" ucap Zahra yang sedikit sedih
"Kamu bayar? Pakai uang apa nak?" tanya Bu Ratih yang kembali masuk dan berhadapan dengan Zahra
"hari ini Alhamdulillah Zahra gajian ibu" ucap Zahra dengan sedikit senyuman di bibirnya
"Astaghfirullah, jadi kamu kasih semua gaji kamu ke Bu Eris? Ya Allah nak, kenapa kamu lakuin itu?? Seharusnya kamu pakai sendiri saja gaji kamu untuk keperluan kamu, Ibu nggak mau susahin kamu nak" ucap Bu Ratih dengan meneteskan air matanya
"Ibu udah jangan pikirin itu yaa? Zahra kerja kayak gini juga karena Zahra pengen bantuin ibu sama ayah supaya bisa lepas dari semua masalah ini" ucap Zahra dengan mengelus lengan ibunya itu
Bu Ratih menangis melihat anaknya kesusahan kayak gini hanya untuk membantunya, Ia berhamburan memeluk anak semata wayangnya itu karena merasa sangat bersalah kepadanya....
...----------------...