NovelToon NovelToon
Bosku Buaya Darat

Bosku Buaya Darat

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Nikah Kontrak / Fantasi Wanita
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

DICARI DENGAN SEGERA

Asisten pribadi.

• Perempuan usia max 27 tahun.

• Pendidikan terakhir min S1.

• Mampu berkomunikasi dengan baik dan bernegosiasi.

• Penampilan tidak diutamakan yang penting bersih dan rapi. (Lebih bagus jika berkaca mata, tidak banyak senyum, dan tidak cerewet.)

Kejadian itu satu setengah tahun lalu, saat dia benar-benar membutuhkan uang, jadi dia melamar pekerjaan tersebut. Namun setelah dia di terima itu adalah penyesalan untuknya, sebab pekerjaanya sebagai asisten pribadi benar-benar di luar nalar.

Bosnya yang tampan dan sangat di gemari banyak wanita itu selalu menyusahkannya dalam hal pekerjaan.

Dan pekerjaannya selain menyiapkan segala kebutuhan pribadi bosnya, Jessy juga bertugas menyingkirkan wanita yang sudah bosan dia kencaninya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Watak Buruk

Jessy tak asing saat harus menemani Chris dinas ke luar kota, atau ke luar Negeri seperti sekarang.

Selama satu setengah tahun ini Jessy kerap menemani Chris dan Mike. Hanya saja kali ini Jessy tak mengerti kenapa Chris tak membawa Mike bersamanya.

Saat tiba di Negara tujuan, Jessy dan Chris turun dari pesawat lalu menaiki sebuah mobil untuk menuju ke villa Chris yang tersedia di Negara tersebut.

Karena hari sudah malam mereka memutuskan untuk beristirahat sebelum mengecek perusahaan mereka yang bermasalah besok pagi.

Setelah memasukkan koper Chris ke dalam kamar pria itu, Jessy pergi ke kamarnya tepat di sebelah kamar bosnya tersebut.

Jessy membaringkan tubuhnya di ranjang setelah membersihkan diri dan mengenakan piyama lengan panjang untuk membalut tubuhnya.

Baru saja akan memejam Jessy mengeryit saat merasa perutnya terasa lapar. Tadi saat di pesawat dia hanya makan sedikit, dan tentu saja tak membuat perutnya kenyang.

Jadi, Jessy memutuskan untuk mengisi perutnya lebih dulu sebelum tidur.

Jessy keluar kamar untuk menuju dapur dan mencari makanan untuk mengganjal perutnya. Namun langkahnya terhenti saat dia mendengar suara- suara aneh dari kamar bosnya yang pintunya sedikit terbuka.

"Oh, yess, Baby ... yeah."

"Oh, yeah, honey ... ah, faster."

"Yah, ah..." Jessy membuka pintu kamar sedikit dan pelan untuk melihat suara apa itu, hingga matanya membulat saat di depan sana bosnya tengah melakukan hal tak senonoh di depan ponselnya yang menyala.

Pria itu berdiri tegap tanpa melepas pakaiannya dan hanya membuka resleting celananya hingga benda perkasa miliknya muncul ke permukaan, sebelah tangannya bergerak naik turun dengan irama pelan lalu cepat seiring desahan yang semakin berat.

"Oh, yess, honey, milikmu besar sekali ... ah." Terdengar rintihan dari wanita di balik vidio call yang sedang berlangsung.

Jessy mengerjapkan matanya dan langsung menegakkan tubuhnya untuk segera pergi.

"Sialan!" Jessy memukul kepalanya, bagaimana bisa dia melihat benda itu.

Berapa detik dia terpaku?

Oh, Jessy pikiranmu mulai kotor. Langkah Jessy tiba di dapur, hingga dengan cepat dia membuka lemari es untuk menuang air dingin ke dalam gelas lalu meneguknya.

"Oh, Astaga!" Jessy mengibas tangannya di pipinya yang terasa panas.

"Brengsek, sialan. Kenapa tidak mengunci pintu, sih!" Padahal jelas kamar itu kedap suara, dan jika pintu tertutup rapat, tentu dia pasti tak akan mendengar dan penasaran dengan apa yang dia lakukan di dalam sana.

Jessy memejamkan matanya lalu menggeleng dengan cepat. Tangannya membuka kembali lemari es kembali untuk melihat makanan di dalamnya, dan dia hanya bisa mengeluh saat hanya menemukan sereal disana.

Melihat tanggal kadaluarsa Jessy menuangnya ke dalam mangkuk saat masa expired masih lama, lalu menuangkan susu diatasnya untuk segera dia santap.

"Sedang apa, kamu?" Baru saja memasukan dua suapan ke dalam mulutnya, Jessy justru mendengar suara bosnya, hingga bayangan saat pria itu melakukan masturbasi kembali terlintas, dan membuatnya tersedak.

Uhuk...

Uhuk..

Jessy menyemburkan makananya.

"Kau ini, hati- hati." Chris akan menepuk punggungnya, namun dengan cepat Jessy menghindar dan pergi ke wastafel untuk membasuh mulutnya.

Jessy jelas menghindar, apalagi saat ini bosnya itu hanya mengenakan celananya saja. Kemejanya yang tadi melekat saat melakukan hal tak senonoh, kini tanggal, menampilkan keringat mengkilat di kulit tubuhnya, mungkin itu keringat dari sisa- sisa kegiatan panasnya tadi.

"Anda membutuhkan sesuatu, Tuan?" tanya Jessy dengan menundukkan wajahnya.

"Tidak, aku hanya ingin minum," ucap Chris dengan mengambil gelas di rak, lalu menuangkan air ke dalamnya. "Kamu sedang makan?"

Jessy mengangguk. Bukannya pergi Chris justru duduk di kursi sebelah dimana tadi dia duduk untuk makan.

"Kalau begitu, lanjutkan!" Jessy menipiskan bibirnya, lalu duduk kembali di kursinya.

Sambil menyuapkan sereal ke dalam mulutnya, sesekali Jessy melihat ke arah bosnya yang justru memperhatikannya. Pria itu menopang kepalanya dengan sebelah tangan dengan mata yang menatap ke arahnya.

Ada apa dengan pria ini. "Tak.ada makanan lain selain itu?" tanyanya setelah beberapa lama memperhatikan Jessy.

"Pelayan baru akan datang besok, Tuan. Jadi di kulkas hanya ada ini."

Chris mengangguk. "Anda ingin kopi?" tanya Jessy akhirnya.

"Boleh." Jessy segera membawa mangkuknya ke konter untuk mengakhiri makannya. Tentu saja makan dengan di tatap seperti itu membuat nafsu makannya hilang. Apalagi dia terus terbayang bagaimana pria itu mengocok miliknya dengan kepala yang mendongak.

"Aish, sial!" umpatnya. Seluruh tubuhnya terasa merinding.

"Kenapa?" Jessy menoleh dan tak menyangka jika Chris masih melihat ke arahnya.

"Oh, tidak, Tuan." Jessy membawa cangkir kopinya ke depan Chris. "Silakan, Tuan." Jessy akan pergi namun Chris kembali memanggilnya.

"Mau kemana?"

"Kembali ke kamar, Tuan."

"Duduklah, temani aku sebentar." Jessy menelan ludahnya kasar, lalu kembali duduk. Namun kali ini agak sedikit menjauh dari Chris.

"Jess, kau punya kekasih?" Chris melihat wajah Jessy sedikit berubah, namun kembali biasa.

"Untuk sekarang tidak, Tuan."

"Kenapa?"

Jessy mengeryit. Apanya yang kenapa?

"Saya tak memiliki waktu untuk itu, Tuan. Saya sangat sibuk." akhirnya itu yang Jessy ucapkan.

Chris mengangguk. "Lalu bagaimana untuk kebutuhan biologismu?" Jessy kembali tersedak, namun kali ini dengan ludahnya sendiri.

Dasar bos tak tahu malu! Untuk apa dia bertanya hal itu?

Lalu sekarang bagaimana dia akan menjawabnya.

Chris tersenyum miring dengan alis terangkat menunggu jawaban Jessy. Dia ingin tahu apa jawaban Jessy.

Jessy mengutuk bosnya dalam hati, namun tak urung juga dia menjawab. "Begini, Tuan. Saya adalah orang timur yang menganut, tidak ada seks sebelum menikah. Jadi, saya hanya akan melakukannya dengan suami saya kelak. Karena itu tak masalah jika saya tak melakukannya."

Chris tertegun dengan mengerjapkan matanya, tak percaya dengan apa yang Jessy katakan.

"Kamu benar- benar tidak pernah melakukannya?"

Jessy mengangguk.

"Bahkan ciuman?" Jessy meringis.

"Tidak begitu juga, Saya melakukan itu, beberapa kali dengan mantan saya, tapi hanya sebatas itu." Tentu saja dia tak sesuci itu, namun meski begitu dia tetap menjaga keperawanannya.

Chris melihat Jessy dari atas ke bawah. Seperti biasa pakaiannya tertutup, Chris bahkan tak bisa melihat lekuk tubuhnya, meski dia tahu pinggang Jessy memang ramping, tapi itu tertutup piyamanya.

"Apa dulu kekasihmu tidak bosan?"

"Ya, mungkin karena itu beberapa kali juga saya di selingkuhi." Jessy mengedikkan bahunya acuh.

Chris tertawa. "Bisa jadi. Apalagi melihat penampilanmu."

Jessy berdecak. Tidak tahu saja bosnya itu bagaimana penampilannya diluar pekerjaannya.

"Kau tahu satu hal, Tuan. Selingkuh itu bukan sebuah pilihan. Tapi, watak buruk seseorang. Aku merasa saat Tuhan menujukkan keburukannya, adalah keberuntungan untukku. Karena bagaimana pun pria seperti itu tidak akan pernah pantas membuat sebuah ikatan. Apalagi pernikahan. Apalagi jika harus mengorbankan kesucian. Mengobralnya kesana kemari hanya untuk kepuasan, yang aku takutkan adalah terkena penyakit kelamin." Jessy berucap dengan nada penekanan diakhir kalimat, dia bahkan melupakan bahasa formalnya.

Chris terdiam dengan perasaan sedikit kesal. Apa Jessy sedang menyindirnya?

1
Riri DH
mungkin Chris berharap reaksi Jessy seperti Kim seon Ho smile sambil senyum sambil pegang dada dan kedipin mata..😉
yuning
tunjukkan kalau kamu serius
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Bunda Hilal
😜😜😜😜
yuning
permainan classic menarik
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
uluuu .... manisnya sang Casanova 😜
mbu ne
yaiyyalahhh Chris.....
sakit fisik ngga sepadan sama sakit psikis...
ayoo...tanggung jawab kamu sama Jessy...
Anonymous
eeaaaaaa.....
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
azalea_lea
buat crist bucin thor 🤭🙏👍❤🌹
Noveni Lawasti Munte
jangan baper ya Jess...tetap dengan logikamu
yuning
kenapa kamu jadi sweet begini sih Chris 😅
3sna
mempermainkan kali thor
yuning
buaya darat sialan
Saadah Rangkuti
masih mau masuk thor...
Erna Wati
sudah mampir Thor👍
Arw
sudah kak...bagus ceritanya menarik dan penuh misteri
biby
baru tau kamu christ kl kmu sdh menyiksa jessy secara tdk langsung
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
mau dibawa kemane pak si Jessy nya 🤭
yuning
penasaran juga , kenapa bos kamu suka banget main perempuan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!