NovelToon NovelToon
ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Konflik etika / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta
Popularitas:29k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.

ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.

Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.

Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7. HISTEREKTOMI

Teddy duduk di sisi ranjang pasien sembari menatap wajah istrinya yang nampak pucat dan terus menggenggam sebelah tangannya. Sorot matanya sendu, ekspresi wajahnya menggambar kesedihan yang dirasakannya saat ini. Sejak istrinya dipindahkan ke ruang perawatan, ia tak sedikitpun beranjak dari sisi istrinya.

Agnes, wanita yang dinikahinya tiga bulan lalu. Diawal pernikahan ia memang belum sepenuhnya bisa menerima sebab seseorang masih menempati hatinya. Tapi seiring waktu berjalan akhirnya ia bisa membuka hati untuk Agnes, dan perlahan melupakan wanita yang jelas-jelas tidak pernah menginginkannya. Ia sadar, tak seharusnya masih berharap dan memikirkan wanita lain sementara ada istrinya yang begitu perhatian.

Baru kemarin ia merasakan kebahagiaan luar biasa atas berita kehamilan sang istri, tapi hari ini kebahagiaan itu harus terenggut dengan kejam. Dan yang lebih membuatnya terpukul, adalah akibat dari kecelakaan itu. Apa yang akan ia katakan saat istrinya tersadar nanti.

Ia menundukkan kepala. Memikirkan apa yang telah terjadi. Gerakan pelan jari-jari tangan yang digenggamnya membuatnya tersentak. Ia segera mengusap sudut matanya lalu mendekatkan wajahnya.

"Sayang, kamu sudah bangun?"

"Mas...." gumam Agnes.

"Iya, Sayang. Aku disini," Teddy membelai lembut wajah istrinya.

Agnes mengerjapkan mata. Mulanya terasa buram dalam pandangan, hingga penglihatannya terasa jelas ia mengedarkan pandangannya meneliti ruangan sekitar yang bernuansa putih itu.

"Aku dimana, Mas?"

"Kamu di rumah sakit, Sayang."

"Rumah sakit?" Agnes tampak menarik nafas. Meraba kepalanya yang terbalut perban dan perlahan mencoba mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya.

Ia berinisiatif mengantarkan makan siang untuk suaminya ke rumah sakit. Dengan mengendarai motor kesayangannya ia pergi dengan perasaan berbunga-bunga, layaknya remaja gadis yang sedang kasmaran ingin bertemu dengan sang kekasih. Tapi, kejadian nahas justru menimpanya. Ia tidak bisa menghindari sebuah mobil yang melaju dari arah berlawanan. Setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi sampai tersadar dan sudah berada di rumah sakit.

Wajahnya yang pucat itu semakin nampak pucat kala teringat sesuatu. Dengan gemetar ia meraba perutnya. "Mas, kandunganku bagaimana?" tanyanya terbata.

Teddy terdiam, bibirnya terkatup rapat dan tampak gemetar. Tak sanggup mengatakan yang sebenarnya.

"Mas, jangan diam aja! Bagaimana dengan kandunganku?" tanya Agnes lagi. Kali ini nada suaranya sedikit meninggi.

"Akan aku kasih tau, tapi tolong kamu tenang." Teddy beranjak dari tempat duduknya dan berpindah duduk ke sisi ranjang pasien. Memindahkan kepala sang istri ke pangkuannya dan memeluknya erat.

Agnes pun perlahan tenang. Ia mendongak menatap mata suaminya yang tampak menganak sungai, menandakan sesuatu yang buruk telah terjadi. Namun, ia tetap ingin mendengar penjelasan suaminya.

"Sayang, kuatkan hatimu...." Teddy menjeda kalimatnya sejenak dengan tarikan nafas. "Kandungan kamu tidak bisa diselamatkan. Dan...." Ia kembali terdiam. Menggenggam tangan istrinya dengan erat.

Air mata Agnes pun perlahan jatuh seketika. "Dan apa, Mas?" tanyanya lirih.

"Efek kecelakaan itu menyebabkan kerusakan pada rahimmu. Dan rahimmu terpaksa harus diangkat." Terbata-bata Teddy saat mengatakannya. Ia semakin memeluk istrinya dengan erat.

Tubuh Agnes terguncang dalam dekapan sang suami. Air matanya kian deras mengalir. Suara tangisnya yang terdengar pilu menggema di dalam ruangan itu. Jika hanya kandungannya yang tidak bisa terselamatkan, ia tidak akan merasa seterpuruk ini. Tapi ia juga harus kehilangan rahim yang membuatnya tidak akan pernah bisa mengandung lagi.

.

.

.

"Pasien mengalami perdarahan hebat dari rahim yang tidak bisa dihentikan, bahkan setelah janinnya dikeluarkan. Tidak ada cara lain selain melakukan Histerektomi."

Fiona mengusap wajah seraya mengembuskan nafas panjang ketika teringat ucapan dokter. Sejak kembali dari rumah sakit ia lebih memilih menyendiri di kamar.

Sempat terjadi keributan kecil sebelum ia pulang, ibunya Agnes mengamuk dan ingin menyeretnya ke kantor polisi setelah tahu keadaan putrinya. Beruntung berhasil ditenangkan oleh orang tuanya Teddy. Ia dan keluarganya diminta pulang dan akan membicarakan masalah tersebut setelah keadaan Agnes cukup membaik.

Ia siap menerima hukuman atas perbuatannya. Mendekam di dalam penjara pun ia tidak peduli.

Ia lebih memikirkan nasib seorang wanita yang kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang ibu bahkan tidak akan pernah bisa lagi menjadi seorang ibu, dan itu semua karena dirinya.

Dering ponselnya yang ada di atas nakas membuatnya sedikit tersentak. Ia kembali mengusap wajah lalu mengambil benda pipih tersebut.

Calon imam tertera di layar ponsel, ia mendiamkan sebentar, tampak ragu untuk menjawab. Teringat pernikahannya yang tinggal menghitung hari membuatnya tidak bisa berpikir jernih lagi. Seluruh persiapan sudah hampir mencapai puncak, tapi bagaimana jadinya jika itu semua menjadi sia-sia lantaran ia harus mendekam di penjara.

Matanya terpejam kala ponselnya berhenti berdering. Namun, dalam hitungan detik kembali berdering, ia pun akhirnya menjawab panggilan tersebut.

"Assalamualaikum, Fio. Kamu gak apa-apa, kan?" tanya Damar begitu panggilannya terhubung. Ia benar-benar mencemaskan calon istrinya itu, wajah Fiona terlihat pucat saat di rumah sakit.

"Waalaikumsalam. Aku gak apa-apa, Mas," jawab Fiona lirih.

Damar terdiam sejenak, jawaban calon istrinya tak serta merta membuatnya merasa lega. Sebab ia tahu Fiona benar-benar merasa terguncang saat ini.

"Fio, kamu jangan khawatir ya. Kalaupun mereka mau menuntut kamu, aku akan mencarikan pengacara terbaik untuk mendukung kamu."

Ekspresi wajah Fiona datar. Sama sekali tak menunjukkan kelegaan atau dukungan calon suaminya. Damar jelas mampu mengusahakan pengacara terbaik untuknya, tapi tetap saja ia tidak akan pernah hidup tenang mengingat nasib yang dialami Agnes.

"Mas, besok apa bisa temani aku ke rumah sakit?" tanya Fiona, mengabaikan dukungan yang disampaikan calon suaminya. Ia ingin menemui Agnes dan meminta maaf secara langsung pada wanita itu. Meski ia tahu kata maaf saja tidak akan bisa menyelesaikan semuanya.

"Sebaiknya kamu jangan kesana dulu. Aku khawatir Ibunya Agnes menyerang kamu lagi," ujar Damar.

"Aku harus siap menerima segala resikonya, Mas," kata Fiona.

Damar menghela nafas. "Baiklah, besok aku temani kamu ke rumah sakit. Biar aku jemput," ucap Damar akhirnya.

"Terima kasih, Mas."

"Sama-sama. Sekarang kamu istirahat, jangan lupa makan dan jangan terlalu dipikirkan yang terjadi hari ini."

"Iya, Mas." Fiona menjawab lirih. Bagaimana mungkin ia tidak memikirkannya, apa yang terjadi karena dirinya bukanlah sebuah perkara yang kecil. Walau ia mendekam di dalam penjara seumur hidupnya, tetap tidak akan bisa menggantikan apa yang telah hilang dari diri Agnes.

"Aku tutup teleponnya. Sampai ketemu besok. Assalamualaikum," ucap Damar.

"Waalaikumsalam," balas Fiona.

Sambungan telepon pun terputus. Fiona meletakkan kembali ponselnya ke atas meja, tatapannya tertuju pada buku yang dibelinya. Hari ini ia terlalu bersemangat membeli buku tersebut, namun pada akhirnya ia kehilangan gairah untuk membacanya. Bahkan ia tidak tahu, pernikahannya dengan Damar akan tetap terlaksana sesuai rencana atau tidak. Mengingat ibunya Agnes sangat menggebu-gebu untuk menyeretnya ke kantor polisi.

1
Fitriyanti Siregar
,
Nurlinda: terima kasih kk
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
kena asma dadaan ya Nes?😏😏
〈⎳ FT. Zira: /Sweat//Sweat//Sweat/ kalo itu dah keluar jalur aman/Sweat/
Nurlinda: helooo dadaaaa /Chuckle//Chuckle/
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
kirain ngomong benerann😮‍💨😮‍💨
〈⎳ FT. Zira
maaf kaka... kemarin aku kelewatan gak mampir...😭😭😭😭
〈⎳ FT. Zira: mo marah tapi gak bisa/Scowl/
Nurlinda: entah mereka cari bacaan apa mau ikutan lomba lompat kodok 🙃🙃🙃
total 4 replies
Retno Harningsih
lanjut
Nurlinda: ditunggu y kk🙏
total 1 replies
ddeanash
🤭nanti kayak Kiara ya jadinya, bahagia di pernikahan Kedua meskipun demi anak tpi yakin happy ending Teddy dan fiona
Nurlinda: eh, terus Damar sama Agnes gimana 🤭
total 1 replies
Juni Hutabalian
gimana pun usaha mu anges menjauhkan orang yg kmu sayang i pasti datang menghampiri Fiona
Eva Karmita
baru sadar kh kamu Teddy bahwa kamu memang benar tidak adil sama istri ke-dua mu 😏 makanya bersikaplah tegas jgn dikit" gk enak kan sama istri pertama mu , bilangin si Agnes kalau Fio juga berhak atas dirimu ..,, please lah jgn anggap Fio cuma mesin pencetak anak Fio juga punya perasaan
Nurlinda: bilangin tuh Mak sama mereka berdua 🙃
total 1 replies
Naufal Affiq
siapa suruh suami nikah lagi,ini kan yang kau mau,terbakar api cemburu membuat mu resah hati
Nurlinda: hemmm 🙃🙃
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hmmmmm dalam hati kaga ada yg tau fionaaaaaaaa.......buat Agnes .hmmmmm emang enakkkkk rasainnnnn
Nurlinda: syukuriiiin
total 1 replies
Sugiharti Rusli
semoga aja pada akhirnya kamu menyadari kesalahan yang kamu buat dulu, ikhlas itu berat,,,
Sugiharti Rusli
ga ada yang kuat kalo bukan dimudahkan sama Allah berdekatan dengan madunya, walo itu hanya sebatas syarat agar Fiona dapat melahirkan anak buat kamu dan suami kamu
Sugiharti Rusli
apalagi sekarang dia sedang mengandung calon cucu dari mertua kamu, yah wajar lha itu juga mendapat perhatian lebih dari ibu mertua kamu
Sugiharti Rusli
karena kamu ga tahu siapa Fiona dulu di mata suami kamu
Sugiharti Rusli
makanya kalo mau buat keputusan itu dipikirkan matang" konsekwensinya akibat dari keinginan kamu itu,,,
Sugiharti Rusli
kan semua ini sesuai dengan keinginan kamu Agnes😠😠
Dwi Rustiana
rasakan kamu Agnes emang enak makanya jangan cari penyakit sekarang siap2 aja dengan segala konsekwensinya kan kamu sendiri yang minta fio jadi madu kamu 🤪🤪🤪🤪🤪
Nurlinda: 😂😂😂😂😂😂
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rabiatul Addawiyah
Bagus jln ceritanya
Endang 💖
aduh aku kok nyesek bgt y liat Fiona, suaminya GX bisa tegas sama sekali udh tau Fiona hamil, tapi dia tertekan semoga aja fio kuat
untuk Agnes jgn jadi jahat, kena kamu yg mau fio menikah SM suamimu

tambah lagi up nya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!