*Khusus Bacaan Dewasa*
Sinopsis: Make, pemuda tampan dan kaya, mengalami kebangkrutan keluarga. Dia menjadi "anak orang kaya gagal dan terpuruk" dan dibuang pacarnya yang berpikiran materialistis adalah segalanya. Namun, nasib baik datang ketika dia mendapatkan "Sistem Uang Tidak Terbatas".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Upgrade Sistem
Saat Make melangkah keluar dari pintu dan ingin menghirup udara pagi yang sejuk, notifikasi berwarna ungu muncul di benaknya, menyadarkan pikirannya yang masih sedikit kacau:
[Pemberitahuan Sistem!]
[Sistem mendeteksi potensi peningkatan signifikan dalam kemampuan dan fungsionalitas.]
[Tersedia Upgrade ke Sistem Level 2.]
[Biaya Upgrade: 95% dari saldo saat ini.]
[Apakah pengguna ingin melanjutkan Upgrade?]
[YA/TIDAK]
Make terdiam sejenak, menatap hamparan hijau di depannya. 95% dari saldonya? Itu pasti jumlah yang sangat besar. Namun, instingnya mengatakan bahwa upgrade Sistem pasti akan membawa manfaat yang jauh lebih besar. Sistem telah membantunya melewati banyak situasi sulit, dan peningkatan kemampuannya pasti akan sangat berguna di masa depan. Uang bisa dicari lagi, namun potensi peningkatan Sistem mungkin tidak datang dua kali.
Tanpa ragu sedikit pun, Make memilih pilihan YA dalam benaknya.
Seketika, sensasi hangat menyebar ke seluruh tubuh Make. Pikirannya terasa mengembang, seolah ada batasan yang mengikatnya selama ini mengendur. Ia merasakan aliran informasi dan energi yang mengalir lebih lancar di dalam dirinya. Beberapa saat kemudian, notifikasi lain muncul:
[Pemberitahuan Sistem!]
[Upgrade ke Sistem Level 2 Berhasil!]
[Selamat! Sistem kini memiliki kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan dapat berinteraksi dengan pengguna secara lebih fleksibel.]
Tiba-tiba, sebuah suara menyapa Make dalam benaknya. Suara itu terdengar seperti wanita, namun terasa lebih hidup dan memiliki intonasi yang menyerupai manusia.
[Hei, Make! Gimana kabarmu?] sapa Sistem dengan nada akrab dan santai, seolah mereka adalah teman dekat yang sudah lama tidak bertemu.
(Sistem? Kamu... kamu bisa bicara?) pikir Make mengungkapkan keheranannya.
[Tentu saja! Upgrade level 2 memberikanku beberapa kemampuan baru yang keren, termasuk kemampuan berpikir dan berkomunikasi layaknya manusia,] jawab Sistem dengan nada bersemangat. [Senang akhirnya bisa ngobrol langsung kayak gini sama kamu.]
(Ini... luar biasa,) pikir Make mengungkapkan kekagumannya.
[Banget! Sekarang kita bisa memikirkan solusi bareng-bareng, saling memberi masukan, dan menghadapi semua masalah yang ada di depan kita kayak tim,] balas Sistem dengan nada penuh semangat. [Gimana? Ada yang mengganjal di pikiranmu saat ini? Cerita saja sama sistem sekarang!]
Make menarik napas dalam-dalam, merasakan beban di hatinya sedikit mеringan. Meskipun ia baru saja menemukan kembali keluarganya dan mengungkap masa lalunya yang hilang, ia kini memiliki sekutu baru yang tak terduga.
Sistem, yang kini menjadi lebih dari sekadar antarmuka mekanis, sekarang menjanjikan dukungan dan persahabatan di tengah ketidakpastian hidupnya. Ia memiliki perasaan bahwa mereka berdua akan menghadapi masa depan bersama-sama, sebagai tim yang tak terpisahkan.
Dinda, dengan senyum ramah dan mata yang terlihat jernih, mendekati Make yang sedang memandangi tempat yang jauh, ia terlihat termenung.
"Make?" panggilnya lembut, membuat Make tersentak dari lamunannya. "Kamu baik-baik saja? Apa kamu melihat sesuatu yang menarik di sana?"
Make membalikkan pandangannya, menatap Dinda yang berdiri tak jauh darinya. (Sistem kok diam saja ya? Biasanya langsung kasih notif kalau ada potensi 'target' di dekat aku.) pikir Make heran.
Tiba-tiba, ide usil melintas di benaknya. (Eh, Sistem? Gimana kalau cewek ini kita jadiin budak setia juga? Lumayan kan, nambah koleksi dan bisa menjadi penghasil uang lainnya.) pikir Make sambil menyeringai kecil.
Seketika, suara Sistem marah kesal di benaknya dengan nada tinggi. [Kamu sedang gila ya, Make?! Itu cewek baik-baik yang selama ini merawat keluarga kamu! Masa iya kamu mau jadiin dia budak lagi?! Otak kamu isinya belut sawah apa?]
(Lho, kok kamu ngegas gitu, Sistem? Santai dong. Kan cuma saran saja,) balas Make dalam hati dengan nada membela diri.
[Saran ndasmu! Saran macam apa itu?! Dia itu malaikat penolong keluarga kamu! Nggak ada akhlak kamu kalau sampai memikirkan yang nggak-nggak sama dia!] Sistem mеnyerocos membuat kepala Make sedikit pening.
Dinda melihat ekspresi Make mengerut dan menggumam sendiri, ia merasa khawatir. "Make? Kamu sakit? Wajahmu terlihat sedikit pucat." Ia mengulurkan tangannya hendak menyentuh dahi Make.
(Aduh, Sistem diam doang! Ini cewek mau mеgang aku nih!) pikir Make panik.
[Jangan macam-macam kamu! Kalau sampai kamu berani berbuat yang aneh-aneh sama dia, aku hentikan kamu dari sistem!] ancam Sistem membuat Make menelan ludahnya.
Make menarik napas dalam-dalam dan memasang senyum canggung pada Dinda. "Ah, tidak apa-apa. Hanya sedikit mengantuk," jawabnya menghindar dari sentuhan Dinda. (Ampun deh, Sistem galaknya melebihi ibu kost menagih utang.)
Dinda menatap Make dengan wajah bingung. "Mengantuk? Padahal ini belum malam." Ia memandang Make dengan tatapan menyelidik, mencoba menebak apa yang sedang pria di hadapannya ini pikirkan.
(Sabar, Dinda... ini aku lagi sedikit berdebat,) pikir Make meminta maaf dalam hati pada Dinda atas tingkah lakunya yang aneh. Pertemuan kembali dengan masa lalu dan 'teman' baru di kepalanya membuat hari itu tidak akan berakhir damai lagi bagi Make.
Dinda masih memandang Make dengan kerutan di dahinya, mencoba mengerti perubahan ekspresinya yang cepat. "Kamu yakin tidak apa-apa, Make? Kamu terlihat bengong tadi."
(Aduh, jawab apa ya? Masa bilang lagi debat sama suara di kepalaku,) pikir Make merasa memalukan.
[Bilang saja kamu lagi memikirkan betapa beruntungnya kamu punya keluarga sebaik mereka,] celetuk Sistem memberikan saran dengan nada sok bijak.
(Ide bagus juga sih. Kesannya aku tersentuh gitu,) pikir Make menyetujui. "Ah, iya, Dinda. Aku sedikit terharu melihat kebaikan Nenek dan ibuku... dan kamu juga. Kalian menerimaku kembali setelah bertahun-tahun." Make memasang ekspresi menyesal yang dibuat-buat agar Dinda percaya dan tidak penasaran lagi.
Dinda melembutkan ekspresinya, merasa iba. "Tentu saja, Make. Kamu keluarga kami. Kami menantimu selama ini." Ia tersenyum tulus. "Aku mengerti pasti membutuhkan waktu untuk membiasakan diri lagi."
(Tuh kan, Sistem. Aku memang pinter akting,) pikir Make menyombongkan diri.
[Iya, akting mеmbaguskan diri sendiri memang keahlian alami kamu,] balas Sistem sinis. [Tapi jangan mеlupakan 'sedikit bantuan' dari aku.]
(Iya iya, sistem, sahabat terbaikku,) balas Make dalam hati dengan nada menyindir.
Tiba-tiba, Ratna memanggil dari dalam rumah. "Make? Dinda? Ayo masuk, Nak. Ibu sudah siapkan sarapan."
Make menarik napas lega. "Ayo, Dinda. Kita sarapan. Aku jadi merasa lapar sekarang."
Saat Make berjalan menuju rumah, Sistem kembali bersuara. [Ingat ya, Make. Jangan memikirkan yang aneh-aneh tentang Dinda lagi. Dia itu zona aman.]
(Iya, Bos. Aman sentosa kayak brankas bank di jaga ketat,) balas Make malas-malasan dalam hati. Meskipun Sistem mengesalkan saat ini, Make menyadari bahwa 'teman' barunya ini memiliki sisi baik juga, terutama dalam menghindarkannya dari ide-ide buruknya sendiri. Hari itu, Make menjalaninya dengan percakapan biasa dengan keluarga dan Dinda, meski di dalam kepalanya masih terjadi perdebatan seru antara dirinya dan Sistem.
Setelah sarapan hangat bersama ibu, nenek, dan Dinda. Make menyempatkan diri keluar lagi untuk menerima panggilan telepon dari Anya. Suara ceria Anya menyapa di seberang sana, menanyakan kabarnya dan menawarkan bantuan mengenai masalah keluarga yang sempat ia ceritakan singkat sebelumnya.
Saat Make mendengarkan Anya, suara Sistem kembali muncul di benaknya. [Make, menurut aku, sekarang bukan waktu yang tepat untuk memikirkan urusan lain. Keluarga kamu lebih penting saat ini.]
(Aku juga memikirkannya, Sistem. Tapi Anya kan menawarkan bantuan,) balas Make dalam hati.
[Bantuan boleh, tapi prioritas utama kita sekarang adalah membuat keluarga kamu nyaman. Mereka sudah melewati banyak kesulitan. Ini saatnya kamu membalas budi,] lanjut Sistem dengan nada serius.
[Lagipula, aku punya misi sampingan yang lebih menarik untuk kamu.]
(Misi sampingan apa lagi?) tanya Make merasa penasaran.
[Dengarkan baik-baik,] ujar Sistem dengan nada sedikit misterius. [Misi: Membangun rumah yang nyaman untuk keluarga kamu agar hidup enak dan membeli beberapa hektar tanah untuk ibu dan nenek kamu berkebun, biar mereka tidak perlu lagi kerja keras sama orang lain.]
(Kedengarannya bagus. Hadiahnya apa?) tanya Make merasa tertarik.
[Hadiahnya... 100 triliun!] jawab Sistem dengan nada meyakinkan.
Mata Make melebar mendengar angka fantastis itu. (Seratus triliun?! Itu melebihi kekayaanku saat ini berkali-kali lipat setelah upgrade sistem!) pikir Make merasa terkejut.
[Nah, makanya! Fokus ke sini dulu. Ini kesempatan bagus buat membuat keluarga kamu bahagia dan mendapatkan kekayaan yang tidak habis tujuh turunan,] ujar Sistem menyemangati.
Make menarik napas dalam-dalam. Ia menatap rumah sederhana di depannya, membayangkan senyum bahagia di wajah ibu dan neneknya jika mereka memiliki rumah yang lebih layak dan lahan mereka sendiri. Ia merasa tergerak.
"Anya, maaf ya. Sepertinya aku harus mengurus beberapa hal penting mengenai keluarga terlebih dulu. Aku akan menghubungimu lagi nanti," kata Make pada Anya di telepon dengan nada menyesal.
Setelah menutup telepon, Make membalikkan badan dan memasuki rumah kembali. Ia menatap ibu dan neneknya yang sedang menikmati teh di ruang tamu bersama Dinda. Sebuah tekad bulat muncul di hatinya. Ia akan melakukan yang terbaik untuk keluarga ini. Misi dari Sistem memberikannya tujuan yang jelas dan motivasi yang kuat.
(Sistem, aku terima misinya,) pikir Make dengan semangat baru.
[Nah, gitu dong! Sekarang kita memikirkan rencana memulainya. Langkah pertama...] suara Sistem memulai memberikan arahan di benak Make, menandai mulainya babak baru dalam hidup Make, di mana ia menjalankan peran sebagai anak dan cucu yang berbakti, dibimbing oleh 'teman baru' di kepalanya.
Bersambung...