Dibunuh oleh putrinya sendiri membuat Kayana bersumpah untuk membalas setiap perbuatan keji sang putri saat ia diberikan kesempatan untuk hidup kembali. Doanya terkabul ia diberikan kesempatan hidup lagi, apakah ia akan membalas dendam kepada sang putri atau luluh karena sang putri berubah menjadi anak baik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedua kalinya
"Aku tidak mau tahu, segera pecat dia dan singkirkan dia dari hadapanku!" seru Laston
Shela tampak begitu panik saat mendengar ucapan Laston. Ia segera bangun dan bersimpuh di kakinya.
"Tolong jangan pecat saya pak, ini semua salah paham, saya bisa jelaskan semuanya!" imbuhnya
Tanpa menjawab pertanyaan Shela, Laston pun memilih pergi meninggalkannya.
Shela pun segera menghubungi sang kaka untuk memberitahukan apa yang terjadi padanya. Ia berharap kakanya bisa membantu menyelamatkan kariernya.
Rizal pun berlari tergopoh-gopoh menghampiri sang adik. Shela kemudian mengajak sang kakak untuk menemui Laston.
Keduanya pun bergegas menuju ke ruang kerja sang bos besar.
Laston begitu senang melihat kedatangan Rizal dan mempersilakannya masuk. Ia bahkan memperkenalkan Mala kepadanya dan meminta Rizal untuk mempekerjakannya.
"Kenapa hanya OB, aku bisa memberikan posisi yang lebih baik untuknya jika anda mau Tuan?" tandas Rizal
"Aku juga ingin seperti itu, tapi sayangnya, Mala hanya ingin menjadi OB saja. Dia memang sangat sederhana dan tidak serakah. Tolong titip dia, aku percaya kamu bisa menjaganya?" jawab Laston
"Baik Tuan, tapi saya juga punya sebuah permintaan?" Rizal tampak berhati-hati kali ini
"Katakan apa permintaan mu," jawab Laston
Rizal menghirup nafas dalam-dalam sebelum menyampaikan keinginannya. Ia kemudian menyuruh Shela untuk masuk ke ruangan tersebut.
Rizal pun memperkenalkan adiknya itu kepada Laston.
"Saya minta maaf jika Adik saya sudah membuat kesalahan fatal hingga membuat anda kesal hari ini. Sebagai seorang Kaka saya hanya minta anda untuk tidak memecat adik saya. Meskipun ia terkadang terlihat arogan namun sebenarnya ia adalah seorang pekerja keras. Saya tidak keberatan jika anda menurunkan jabatannya, atau anda menginginkan jika adik saya untuk bersimpuh dan memohon maaf kepada Mala, pasti akan dia lakukan Tuan. Jadi tolong jangan pecat dia Tuan?" Rizal tampak berkaca-kaca hingga air matanya menggenang di sudut netranya
Melihat kesungguhan dan ketulusannya membuat Laston pun luluh. Ia kemudian menyuruh Shela untuk tetap bekerja sebagai manajer hotel.
Rizal pun langsung bersimpuh di kakinya diikuti oleh Shela.
"Terimakasih banyak Tuan, saya janji setelah ini adik saya akan berubah menjadi lebih baik lagi!" serunya
"Aku harap begitu, sebagai seorang kaka kamu harus selalu mengingatkannya saat dia berbuat salah,"
"Baik Tuan, sekali lagi terimakasih!" imbuh nya
Laston pun menyuruh keduanya untuk bangun.
Ia kemudian pergi bersama Mala setelah urusannya dengan Rizal selesai.
Shela tampak sinis menatap kepergian Mala bersama Laston. Wanita itu merasa menang karena tidak di pecat oleh sang bos besar. Namun ia juga tampak penasaran dengan perhatian Laston yang begitu besar kepada Mala.
"Sebenarnya ada hubungan apa antara Mala
dengan pak Laston Kenapa pria itu begitu membelanya. Apa keduanya punya hubungan khusus, mereka berselingkuh?. Sepertinya aku harus mencari tahu, jika benar mereka berselingkuh maka ini akan jadi berita besar."
Seperti biasa Mala menolak saat sang kaka hendak mengantarnya pulang dan memilih naik kendaraan umum.
"Jika hidup kamu menderita kenapa kamu tidak pulang saja, pintu rumah selalu terbuka untuk mu?" ucap Laston saat Mala berpamitan
"Aku malu dengan Ibu, aku masih belum berani menemuinya. Mungkin nanti jika aku sudah siap, aku akan kembali pulang. Namun untuk saat ini aku harus menyelesaikan urusan ku dulu," jawab Mala
"Baiklah kalau begitu, apapun yang kau lakukan aku selalu mendukungmu. Jangan lupa selalu hubungi aku jika kamu membutuhkan bantuan ku,"
"Baik kaka,"
Mala melambaikan tangannya saat berpisah dengan sang kaka.
Sementara itu Shela begitu sumringah saat mendapatkan foto-foto Mala dengan Laston.
"Sepertinya ini cukup untuk bukti sementara,"
####
* ZP internasional School
Vanessa tampak menunggu berdiri di depan gerbang bersama seorang pria. Gadis itu sengaja datang ke sekolah untuk menunggu Putri. Tentu saja ia ingin membalas dendam karena Putri membuatnya dikeluarkan dari sekolah.
Saat melihat Putri, Vanesa pun langsung menarik gadis itu dan membawanya pergi.
Ia kemudian berhenti di sebuah tempat sepi dan mulai menganiaya gadis itu.
"Kau pikir akan aman setelah aku keluar dari sekolah bukan, jangan mimpi... Karena aku juga ingin kamu dikeluarkan dari sekolah itu!" tandas Vanesa
Ia kemudian memukulinya hingga babak belur.
"Ini baru peringatan dari ku, jika kamu ingin aman maka keluarlah dari sekolah itu, dengan begitu aku tidak akan mengganggu mu lagi," imbuhnya
Ia kemudian meninggalkan Putri yang meringis kesakitan.
Putri pun segera bangun dan mengusap air matanya.
"Sabar putri, kamu hanya harus bertahan satu tahun lagi, setelah itu kamu bisa kuliah di tempat yang bagus tanpa harus bertemu dengan vanesa lagi," ucap putri berusaha membesarkan hatinya sendiri
Gadis itu berjalan sambil menutupi wajahnya yang terluka. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Mala.
"Putri??"
Putri pun berhenti dan menatap sinis kearah Mala.
"Apa yang terjadi padamu nak, kenapa wajahmu lebam??" tanya Mala begitu khawatir
"Anda tidak perlu pura-pura baik dan bersimpati padaku. Sebaiknya anda urus saja putrimu agar ia tidak menggangguku lagi!" seru Putri
"Jadi ini ulah Nesa??"
Putri hanya menghela nafas kemudian pergi meninggalkannya. Mala berusaha mengejarnya dan meminta maaf padanya, namun putri tak memperdulikannya dan berlalu pergi.
"Kasian sekali anak itu, selama ini aku tidak tahu jika putriku adalah seorang perundung di sekolah. Bagaimana bisa dia sekejam itu, aku tidak bisa membiarkan semua ini. Aku harus memberinya pelajaran agar dia benar-benar kapok dan berhenti menyiksa putri lagi,"
Mala pun buru-buru pulang ke rumah ia yakin jika Nesa ada di rumah sekarang. Benar saja setibanya di rumah ia melihat Nesa sedang makan siang bersama dengan Shela.
Tanpa banyak bicara Mala pun langsung menampar Vanesa hingga pipinya memerah.
"Ibu, apa yang kamu lakukan!" seru Vanesa dengan nada tinggi
"Mala, apa yang kamu lakukan, memangnya Nesa salah apa sampai kau menamparnya seperti itu!" imbuh Shela
"Aku akan menampar mu lebih keras lagi dan jika perlu aku akan melaporkan mu ke polisi karena sudah menganiaya orang lain," jawab Mala
"Oh jadi ibu masih saja membela, anak pemulung itu. Sebenarnya aku ini anak ibu apa bukan sih, kenapa ibu tidak pernah membelaku malah justru menyakiti ku!" seru Vanesa
"Kalau kau bukan anakku aku tidak akan pernah peduli denganmu, apapun yang kau lakukan di luar sana aku tidak akan peduli. Aku melakukan semua ini karena aku peduli dengan mu. Aku ingin kamu jadi anak yang baik Nesa. Jadi berhentilah menjadi perundung di sekolah!"
"Kalau begitu mulai sekarang jangan pernah mengurusi hidup ku lagi, karena aku ini bukan anakmu!"
"Apa kau bilang kamu bukan anakku??" Mala mengernyit mendengar jawaban Nesa
hadeh ada juga yg kyk gtu