Anak Kembar Ketua Gangster

Eliz sedikit kebingungan saat Dean minta dibawa ke rumah sakit saja untuk di rawat. Tentu Eliz bingung, ia takut ada yang mengenali Dean. Saat di taman beberapa hari yang lalu saja sudah membuat Eliz takut ketika ada yang memanggil dan memeluk Dean secara tiba-tiba.

" Mengapa harus ke rumah sakit? Bukankah selama ini di rumah juga sudah cukup?"

Dean tersenyum simpul. Dia menggenggam tangan Eliz lalu berkata, " Aku hanya ingin cepat sembuh agar bisa membawamu dan Bobby kemanapun yang kalian mau. Aku merasa tidak berguna sebagai seorang laki-laki. Selama ini aku hanya di rumah dan merepotkan mu, aku ingin segera sembuh dan bisa bekerja untuk membahagiakanmu."

" Tapi aku sudah cukup bahagia dengan kamu yang selalu ada di sisiku Dean," rengek Eliz.

Dean terdiam sejenak. Dalam kepalanya, ia semakin yakin bahwa banyak yang salah dengan kehidupannya bersama Eliz itu itu. Tapi Dean tidak akan menyerah, dia tetap berusaha membujuk Eliz agar mengizinkan dia datang ke rumah sakit. Kemarin saat dr. Arthur memeriksanya, dia tidak bisa mendapatkan informasi apapun karena dr. Arthur merasa setiap gerak-geriknya di rumah itu terpantau. Dean tentu paham akan hal tersebut.

" Sayang, aku hanya ingin ke rumah sakit agar segera sembuh. Jika kamu khawatir, kamu bisa menemaniku. Nanti kita akan sama-sama mengantar Bobby ke sekolah dulu. Setelah itu kita bisa ke rumah sakit bersama."

Eliz berpikir sebentar, sepertinya tidak masalah membiarkan Dean pergi ke rumah sakit asalkan itu bersamanya.

" Baiklah, kalau begitu aku setuju. Mari ke rumah sakit bersama. Aku akan menyiapkan Bobby dulu."

Dean tersenyum begitu sangat manis, tapi saat Eliz keluar dari kamarnya, senyum Dean langsung hilang seketika. Senyuman itu berubah menjadi tatapan tajam dan wajah yang datar. Semuanya yang ada di rumah itu membuat Dean semakin curiga saat ia tidak diberi ponsel sama sekali. Dengan dalih radiasi ponsel bisa memperparah penyakitnya, bukankah ini adalah hal yang lucu. Maka dari itu saat dr. Arthur datang kemarin, Dean meminta pria itu untuk membelikan sebuah ponsel untuknya. Dan Arthur setuju tanpa menyanggah.

Di tempat yang berbeda, Ethan dan Emma tersenyum cerah ketika sang ibu memenuhi keinginan mereka untuk bersekolah di TK Sun Flower. Dengan berbagai kelebihan sekolahan tersebut yang diutarakan Emma dengan dibantu Ethan, akhirnya Jane mengabulkan keinginan si kembar. Jane tahu putri putri nya adalah anak yang cerdas, mereka pasti punya pertimbangan sendiri untuk memilih TK tersebut dijadikan tempat pendidikan.

" Jadi, apakah hari ini bisa langsung mendaftar?" tanya Emma.

" Tentu saja sayang, Mommy akan mengantar kalian pergi ke sana. Olind, kamu dan Joy pergilah dulu ke perusahaan. Nanti setelah dari sekolahan si kembar aku akan menyusul," ujar Jane kepada sang adik ipar.

" Kakak bersama siapa ke sana nya. Biarkan Joy yang mendampingi kakak," ucap Olinda khawatir. Dia belum bisa membiarkan Jane pergi sendirian.

" Tenang saja Olinda, ada Bruce bersamaku. Nanti Bruce yang akan mengawal Ethan dan Emma."

Olinda mengangguk paham, Bruce adalah salah satu orang kepercayaan Dean dulu selain Rex dan Joy, maka dari itu sebuah pilihan yang tepat menjadikan Bruce sebagai pengawal Ethan dan Emma.

Kembalinya Jane ke kota ini dan ke perusahaan jelas akan menghebohkan dunia hitam wilayah negara itu. Bukan hanya di negara itu tapi di negara sekitar juga. Jane tidak bisa memasukkan kedua buah hatinya dalam bahaya. Jika orang yang mengincar Dean masih ada terus menargetkan Magna Arbor maka Ethan dan Emma pun harus dalam perlindungan yang ketat. Jane yakin, bahwa munculnya dirinya akan memunculkan para musuh.

" Baiklah, sarapan sudah selesai, mati kita berangkat ke sekolah anak-anak!"

" Ayo Mom, kita berangkat!!!"

Ethan dan Emma bersorak. Olinda sungguh suka melihat keponakannya tampak bahagia. Ia berdoa semoga keluarga mereka selalu bahagia nanti.

Bruce tampak sudah siap membukakan pintu untuk Nyonya, Nona Muda dan Tuan Muda nya. Ia sendiri sangat senang sekali melihat anak-anak Sang Tuan tumbuh besar dan sehat. Sedikit sebagai pelipur lara atas kepergian Dean.

" Hallo Paman Bruce, mari kita berangkat!" sorak Ethan

" Siap laksanakan Tuan Muda."

Perjalanan dari rumah menuju TK Sun Flower sungguh menyenangkan. Sepanjang jalan Ethan dan Emma bernyanyi, mereka sungguh terlihat begitu senang bersekolah. Setidaknya itu yang dipikirkan oleh Jane, tapi tentu saja tidak dengan si bocah kembar itu. Mereka pergi ke sekolah mempunyai tujuan dan misi, belajar hanyalah kamuflase yang akan dilakukan Ethan dan Emma. Lihat lah dua bocah itu saling pandang seakan bisa saling berbicara dengan pikiran mereka.

Sekitar 45 menit mobil mereka sudah sampai di depan sekolah. Jane meminta Bruce untuk menunggu saja di mobil dan dia akan masuk bersama si kembar. Jane menggandeng Ethan dan Emma, dengan senyum mengembang. Emma dan Ethan terlihat begitu menyukai sekolahan tersebut. Jane pun langsung melakukan pendaftaran di sekolah tersebut dan kedua anaknya resmi menjadi siswa di TK Sun Flower.

" Baiklah Nyonya, hari ini kedua anak Nyonya juga sudah bisa mulai bersekolah. Kita ada progam sekolah yang sampai pukul 14.00 dan pukul 16.00, silakan Nyonya memilih mau yang mana. Harap diinfokan kepada wali kelas untuk penjemputnya nya."

" Terimakasih Ibu Kepala Sekolah, nanti yang akan menjemput adalah Bruce, dia adalah orang kepercayaan saya."

Ethan dan Emma tentu langsung setuju saat mereka bersekolah hari ini juga. Semakin cepat mereka sekolah maka semakin cepat juga mereka mendapatkan informasi.

" Jangan rusuh, jangan mengerjai teman-teman. Jadilah anak-anak yang baik, menurut lah apa kata guru kalian, oke. Nanti Paman Bruce yang akan menjemput kalian."

" Don't worry Mommy, kita akan bersikap baik. Enjoy your job Mom."

Jane segera pergi dari sekolah setelah memastikan bahwa kedua anak mereka masuk ke dalam kelas. Jane diantar oleh Bruce kembali ke perusahaan. Ketika Jane pergi paz sekali mobil Dean datang. Sekelebat Dean melihat Jane yang duduk di kursi belakang. Kebetulan sekali kaca jendelanya belum ditutup sehingga Dean bisa melihat. Dengan mengenakan kaca mata hitam, kecantikan Jane tetaplah terpancar.

" Ssssh, wanita itu lagi. Aku yakin, aku pasti mengenal wanita itu," batin Dean.

TBC