"Jadilah istri Tuan Roger agar hutang paman menjadi lunas!"
Nazura tidak mampu menolak perintah sang paman untuk menikah dengan orang yang bahkan sama sekali belum pernah ia temui. Namun, meskipun berat tetap ia lakukan untuk membalas jasa sang paman yang sudah membesarkan.
Setelah pernikahan itu terjadi, ternyata kehidupan Nazura tidaklah lebih baik. Justru kesabarannya terus diuji.
Lantas, bagaimana kisah Nazura selanjutnya? Akankah gadis itu menemukan kebahagiaan?
Simak Kisahnya di sini.
Jangan lupa dukung karena dukungan kalian sangat berarti ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GPH 07
Seharian Roger merasa tidak tenang ketika berkerja. Entah mengapa dirinya selalu saja kepikiran Nazura. Gadis penebus hutang yang sudah sah menjadi istrinya. Roger pun merasa aneh dengan dirinya yang justru merasa nyaman setiap kali berada di dekat Nazura.
"Arggh! Jangan sampai aku jatuh cinta dengan gadis itu. Kalau sampai hal itu terjadi, aku yakin Soraya pasti akan memarahiku habis-habisan," keluh Roger. Memijat pelipisnya secara perlahan.
Sembari bekerja, Roger beberapa kali melirik layar ponsel. Berharap ada pesan masuk dari Nazura meskipun hanya sebatas memberika pertanyaan basa-basi, seperti menanyakan sedang apa dirinya. Namun, sampai waktu makan siang tiba, tidak ada satu pun pesan yang masuk. Roger pun hanya berdecak kesal karenanya.
"Benar-benar wanita yang tidak peka!" gerundel Roger.
Lelaki itu bergegas bangun dan merapikan jas yang sedikit lusuh lalu pergi ke luar dari ruangannya. Tujuannya saat ini adalah toko sepatu di mana Nazura berada. Lebih baik ia menemui wanita itu saat ini daripada harus menunggu pesan yang tidak pasti kapan datangnya.
***
"Wah, pria tampan itu datang lagi," gumam Devi merasa senang karena melihat kedatangan Roger yang barusan masuk ke dalam toko.
Dengan tingkah sedikit genit, Devi pun berjalan mendekati Roger. Menyibakkan rambut secara perlahan untuk menarik perhatian Roger. Namun, lelaki itu justru bersikap tak acuh dan lebih sibuk memindai seluruh ruangan untuk mencari keberadaan Nazura.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan? Mungkin Anda menginginkan sepatu yang seperti apa biar saya carikan." Suara Devi yang cempreng seketika mengejutkan Roger karena lelaki itu sejak tadi tidak menyadari keberadaan Devi di depannya.
"Tidak. Aku mau memilih sendiri." Roger meninggalkan Devi begitu saja. Entah mengapa, ia merasa sedikit risih jika berdekatan dengan wanita genit seperti itu. Karena Roger pernah memiliki pengalaman menyeramkan yaitu digoda bahkan dicium emak-emak dengan gaya nyentrik yang bibirnya mirip seperti ikan Louhan.
"Tidak apa biar saya bantu, Tuan. Karena saya lebih tahu sepatu seperti apa yang sedang digandrungi anak muda saat ini." Devi terus saja mengejar Roger hingga membuat lelaki itu merasa kesal.
Roger mengambil ponsel dari saku celana lalu menghubungi salah satu anak buahnya untuk datang mengawalnya. Devi yang mendengar hal tersebut pun perlahan mundur karena merasa takut. Melihat gerakan Devi yang mulai mundur, seketika membuat Roger tersenyum sinis.
"Kamu kenapa, Dev?"
Suara yang tidak asing bagi Roger, seketika mengalihkan perhatian lelaki itu, dan ketika ia mendongak, senyumnya pun terlihat mengembang karena benar saja kalau itu adalah Nazura. Wanita yang ia cari sejak tadi.
"Loh, kenapa Anda di sini, Tuan?" tanya Nazura terheran. Keningnya bahkan sampai mengerut dalam.
"Ssstuusst." Devi berdesis untuk mengalihkan perhatian Nazura. Ketika sahabatnya sudah menoleh kepadanya, Devi pun beberapa kali mengangkat dagu untuk memberi kode. Mengerti akan hal itu, Nazura hanya mengangkat kedua bahu secara bersamaan.
"Ehem!" Roger berdeham ketika merasa dirinya sedang menjadi perhatian mereka. "Aku ke sini untuk mengajakmu makan siang di restoran depan."
"What!!!" Devi berteriak keras hingga membuat Nazura maupun Roger tersentak kaget. Dengan kesal, Nazura menonyor kepala sahabatnya.
"Jangan bikin aku budek, Dev!" cebiknya.
"Aku cuma kaget, Na. Kok bisa pria tampan ini mengajak kamu makan siang?" tanya Devi heran. Menatap Nazura dan Roger secara bergantian.
"Mungkin sebagai tanda terima kasih karena aku sudah mengembalikan dompetnya," sahut Nazura cepat.
Matanya berkedip dengan cepat untuk memberi kode kepada Roger agar tidak memberitahukan semuanya. Roger pun hanya bisa berdecak kesal. Bahkan, ketika Nazura menarik tangannya agar pergi dari sana, Roger hanya diam menurut saja.
"Woi! Na! Kamu tidak mau mengajakku?" teriak Devi menghentikan langkah kaki Roger dan Nazura.
"Tidak. Ingat, Dev. Kita harus istirahat bergantian. Biar aku bungkuskan makanan untukmu nanti," sahut Nazura sebelum akhirnya pergi dari sana tanpa peduli pada teriakan sahabatnya lagi.
"Kita mau ke mana? Kenapa kamu jalan sangat cepat?" tanya Roger heran karena bukannya masuk ke mobil, Nazura justru mengajaknya ke sebuah warung makan sederhana yang terletak di seberang jalan.
"Kamu yakin kita akan makan di sini?" tanya Roger tidak percaya. Menatap risih ke arah warung makan di depannya, sedangkan Nazura hanya mengangguk lalu mengajak lelaki itu masuk ke warung tersebut.
Tanpa rasa berdosa ia mengajak lelaki tampan itu masuk ke warung sederhana. Sungguh hal yang mencengangkan, bukan?
suka nih peran cewe begini