NovelToon NovelToon
Ranjang Kosong Memanggil Istri Kedua

Ranjang Kosong Memanggil Istri Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Kaya Raya / Beda Usia / Selingkuh / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Di balik kemewahan rumah Tiyas, tersembunyi kehampaan pernikahan yang telah lama retak. Rizal menjalani sepuluh tahun tanpa kehangatan, hingga kehadiran Hayu—sahabat lama Tiyas yang bekerja di rumah mereka—memberinya kembali rasa dimengerti. Saat Tiyas, yang sibuk dengan kehidupan sosial dan lelaki lain, menantang Rizal untuk menceraikannya, luka hati yang terabaikan pun pecah. Rizal memilih pergi dan menikahi Hayu, memulai hidup baru yang sederhana namun tulus. Berbulan-bulan kemudian, Tiyas kembali dengan penyesalan, hanya untuk menemukan bahwa kesempatan itu telah hilang; yang menunggunya hanyalah surat perceraian yang pernah ia minta sendiri. Keputusan yang mengubah hidup mereka selamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Selesai makan bersama, Hayu membawa piring kotor dan mencucinya.

Selesai mencuci piring, ia merapikan ruang makan dan dapur agar terlihat bersih.

"Akhirnya sudah selesai semuanya," ucap Hayu yang kemudian masuk kedalam kamarnya.

Disaat akan merebahkan tubuhnya, tiba-tiba ia mendengar suara ketukan pintu kamarnya.

Tok.... tok....

"Hayu, apa kamu sudah tidur?" tanya Rizal.

Hayu lekas membuka pintu kamarnya dan melihat Rizal yang membawa minyak kayu putih.

"S-saya belum tidur, Pak. Ada apa?"

Rizal memberikan minyak.kayu putih dan meminta tolong agar Hayu mengerik badannya.

"Sepertinya aku masuk angin, Yu." ucap Rizal dengan wajah sedikit pucat.

Rizal masuk ke kamar Hayu dan melepaskan pakaiannya.

Hayu merasakan jantungnya berdetak kencang saat melihat Rizal melepaskan pakaiannya

Ia menelan salivanya saat melihat punggung Rizal yang begitu tegap.

"Yu, ayo. Lekas kerik-i aku. Tidak usah malu seperti itu." ucap Rizal.

Hayu mengangguk kecil dan lekas berjalan menuju ke tempat tidur.

"Baik, Pak. Permisi."

Ia menuangkan minyak kayu putih di telapak tangannya dan menggosoknya sebentar hingga hangat, lalu mulai mengoleskannya dengan lembut ke punggung Rizal.

Segera Ia mengambil koin logam yang sudah disiapkan Rizal.

Hayu memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan diri, dan mulai menggesekkan koin itu dengan hati-hati.

"Pelan-pelan saja, Yu. Jangan terlalu kencang," ucap Rizal.

"Maaf, Pak," Hayu memperlambat gerakannya

Suara gesekan koin di kulit yang diolesi minyak kayu putih memenuhi keheningan kamar. Untuk mencairkan suasana, Rizal mulai mengajak bicara.

"Sudah berapa lama Tiyas dan kamu tidak bertemu?"

"Sejak lulus kuliah, Pak. Mungkin ada sepuluh tahun lebih," jawab Hayu.

Rizal menganggukkan kepalanya sambil menahan rasa sakit saat dikerik oleh Hayu.

"Yu, aku boleh tanya sesuatu tentang Tiyas?" tanya Rizal.

"Iya, Pak. Silahkan." jawab Hayu.

Rizal menghela nafasnya saat akan bertanya kepada Hayu.

"Apakah saat kulihat dulu, Tiyas juga sering kumpul-kumpul dan jarang pulang ke rumah?" tanya Rizal.

Sebenarnya Rizal malu untuk menanyakan hal yang tabu kepada Hayu.

Tapi ia tidak mau jika pernikahannya seperti ini terus.

Hayu terdiam sejenak saat mendengar perkataan dari Rizal.

Ia ingat betul bagaimana Tiyas memang selalu menjadi primadona yang aktif di berbagai acara, namun Tiyas yang sekarang terasa jauh berbeda.

"Dulu Tiyas memang sangat aktif di kampus, Pak," jawab Hayu hati-hati sambil terus menggesekkan koin.

"Tapi tidak sampai jarang pulang. Kami masih sering menghabiskan waktu bersama di kos-kosan, belajar, dan bercerita. Tiyas yang saya kenal dulu tidak seperti ini, Pak."

Rizal mendengus pelan sambil mendengarkan perkataan Hayu.

"Sejak kami menikah selama sepuluh tahun, dia berubah, Yu. Dia jarang pulang dan melupakan tugasnya sebagai istri maupun pekerjaan rumahnya." ucap Rizal.

Hayu merasa sangat tidak enak hati, harus mendengar curhatan masalah rumah tangga majikannya, apalagi suami dari sahabatnya sendiri.

Ia berhenti sejenak menggesekkan koin di punggung Rizal.

"Maaf, Pak. Tidak seharusnya saya mendengar hal seperti ini. Itu masalah rumah tangga Bapak dan Ibu Tiyas," ujar Hayu dengan nada serba salah.

Rizal memutar badannya sedikit ke samping, menoleh ke arah Hayu.

"Tidak apa-apa, Yu. Justru aku senang kamu ada di sini. Selama ini tidak ada yang mau mendengarku. Tiyas tidak pernah peduli," ucap Rizal.

Rizal kembali membalikkan badan, membiarkan Hayu melanjutkan kerikan.

"Mungkin Bapak dan Ibu Tiyas hanya butuh waktu untuk bicara dari hati ke hati," saran Hayu lembut.

"Waktu? Aku sudah mencobanya, Yu. Tapi yang dia dengar hanya teman-teman sosialitanya. Dia lebih memilih pergi ke Bandung sekarang daripada menemaniku yang baru pulang dinas. Dan dia juga lupa dengan keinginanku untuk punya anak. Seolah-olah sepuluh tahun pernikahan kita tidak ada gunanya." jawab Rizal.

Hayu kembali terdiam sambil melihat punggung Rizal yang memerah karena kerikannya.

"Saya hanya bisa mendoakan, Pak. Semoga Bapak segera menemukan jalan keluar terbaik," bisik Hayu sambil mengoleskan minyak kayu putih ke punggung Rizal.

"Sudah selesai, Pak. Punggung Bapak sudah merah semua. Semoga Bapak merasa lebih baik," ucap Hayu sambil meletakkan koin dan tutup minyak kayu putih di nakas.

Rizal berbalik perlahan dan kembali mengenakan kaus polosnya.

Ia menatap Hayu yang sudah membantu mengerik tubuhnya.

"Terima kasih banyak, Yu. Rasanya jauh lebih enak sekarang. Maaf, aku jadi merepotkanmu di hari pertamamu bekerja."

"Tidak merepotkan sama sekali, Pak. Sudah menjadi tugas saya," jawab Hayu sambil membereskan botol minyak.

Rizal keluar dari kamar Hayu dan saat akan menuju ke kamarnya, ia melihat Hayu yang ke dapur.

"Kamu mau masak lagi, Yu?"

Hayu menggelengkan kepalanya sambil mencari jahe.

"Tidak, Pak. Saya mau buatkan minuman hangat agar Bapak bisa tidur nyenyak dan lebih cepat pulih," ujar Hayu seraya tersenyum tipis.

Mendengar jawaban dari Hayu, membuat Rizal terenyuh.

Selama pernikahannya dengan Tiyas, ia jarang sekali melihat istrinya memperlakukannya seperti yang dilakukan oleh Hayu.

Rizal menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam kamarnya.

Ia mengambil beberapa ruas jahe segar, membersihkannya, lalu mulai menggepreknya.

Bau rempah yang hangat segera memenuhi dapur.

Ia merebus jahe dengan sedikit gula merah hingga menghasilkan air jahe yang pekat dan beraroma.

Setelah memastikan jahe sudah tersaring sempurna, Hayu menuangkannya ke dalam cangkir keramik.

Ia segera membawanya hati-hati menuju ke kamar Rizal.

Tok… tok…

"Pak, ini jahe hangatnya. Tolong segera diminum," ucap Hayu dari balik pintu.

Rizal segera membuka pintu dan mengambil cangkir dari tangan Hayu.

Jari-jari mereka sempat bersentuhan sebentar, membuat Hayu segera menarik tangannya.

"Terima kasih lagi, Yu. Kamu memang benar-benar pembantu yang baik," puji Rizal.

"Sama-sama, Pak. Sekarang Bapak istirahat saja. Selamat malam," balas Hayu.

"Selamat malam juga, Yu. Dan, terima kasih sudah mau mendengarkan curhatanku tadi," ujar Rizal lirih sebelum menutup pintu kamarnya.

Hayu kembali ke kamarnya dan langsung menghela napas panjang.

Ia menjatuhkan diri di kasur dan mencoba mencerna semua kejadian yang dialaminya hari ini.

Mulai diusir Ibu nya, tiba-tiba menjadi pembantu, bertemu sahabat lama Tiyas, gaji yang fantastis, dan kini, harus mendengar keluh kesah rumah tangga majikannya yang juga suami dari sahabatnya sendiri.

"Lebih baik aku istirahat sekarang, karena besok aku harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan Pak Rizal." ucap Hayu yang kemudian memejamkan matanya karena kelelahan.

Sementara itu dikamar utama, Rizal menyeruput wedang jahe buatan Hayu.

"Nikmat sekali, Ya Allah." ucap Rizal.

Rizal merebahkan tubuhnya sambil tersenyum tipis saat mengingat masakan yang dibuat oleh Hayu.

"Kapan aku bisa merasakan masakan istriku?" gumam Rizal sambil melihat ke samping ranjangnya yang kosong.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!