Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Hawatir
Nicho kini mendatangi Rangga yang berada di restoran depan hotel.
Rangga tampak meneguk kopi hitam yang dipesannya.
"Apa maksud dari pesanmu?" tanya Nicho yang kini duduk di depan Rangga sambil mengamati pesan pesan yang dikirimkan oleh Rangga. Dia seolah penasaran dengan pesan itu.
Bos dimana? Wanitanya menunggu. Kenapa pintunya kau kunci?
Bos dia marah marah
Bos dia mau pergi dan membawa uang dpnya.
Bos sebenarnya kau mau main atau tidak? Kenapa membuatku kesal?
Rangga tampak sebal, karna hampir saja dia yang digandeng wanita bayaran itu ke dalam kamar hotel lain gara gara Nicho.
"Kalau kau tidak benar benar mau main. Bisa kan bercandanya tidak kelewatan? Tak usahlah menyuruhku untuk mencari wanita bayaran? Udah kehilangan uang, kau tidak jadi main, dan aku kena gampar," kesal Rangga.
Deg
Jantung Nicho berdetak kencang. Apa yang dikatakan Rangga? Jika wanita itu pergi. Lalu siapa yang tidur dengannya?
Tolong lepaskan aku. Aku bukan wanita bayaranmu! Aku salah masuk
Ucapan wanita itu mengiang di telinganya. Apa dia berkata benar? Pantas saja dia memberontak. Bahkan dia masih suci. Nicho merasakan sesak, anak siapa yang dia renggut kesucianya? Lalu bagaimana bisa wanita itu salah masuk kamarnya?
Nicho tampak berdiri, dia meninggalkan wanita itu sendiri. Jika dia bukan wanita bayaran. Bukankah kejadian ini sangat menyakitkan baginya? Segera Nicho berlari kembali menuju ke arah hotel.
"Bos, mau kemana? Aku belum selesai bicara!" teriak Rangga dan tidak mendapatkan jawaban dari Nicho.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Nes, Ganes, Ganesa!" teriak Nala sambil menggedor pintu kamar mandi.
Satu jam telah berlalu dan Ganes tak kunjung keluar dari kamar mandi, menjadikan Nala kawatir dan mengetok kasar pintu kamar mandi itu.
"Nes, buka pintunya! Jangan melakukan hal yang bodoh," teriak Nala sambil menggedor pintu berulang kali.
"Nes!" teriak Nala semakin panik. Nala melirik ponselnya, dia tampak panik tampak hawatir. Air mata keluar dari sudut matanya.
Ingin dia menghubungi Dani, tapi dia takut tindakannya salah. Menghubungi Om hendra? Dia takut mereka hawatir. Menghubungi Dafa kakaknya? Hais, sama saja akan membingungkan. Lalu apa yang harus dia lakukan?
"Ada apa ini ?" tanya suara yang tiba tiba terdengar. Nala tampak syok melihat lelaki tampan dengan kemeja putih yang melekat apik di tubuhnya. Nala menggelengkan kepalanya, tak mampu menjawab karna suaranya tercekat. Air matanya mengalir deras.
"Ada apa? siapa kau?" sentaknya yang hawatir. Netranya menatap Nala, dan dipastikan dia bukan wanita yang tadi menemaninya.
"Adikku. Dia tidak keluar dari kamar mandi sejak tadi," ucap Nala Panik.
Nicho tampak terkejut. Adiknya? Apa wanita yang tadi menemaninya? Nicho berjalan ke arah pintu kamar mandi dan menatap pintu itu penuh kekawatiran.
"Minggirlah, aku akan mencoba mendobraknya," ucap Nicho.
Dengan satu dorongan kuat pintu kamar mandi terbuka. Nala dan Nicho membulatkan matanya, tubuhnya seakan tak bisa digerakkan. Nala melihat Ganesa yang tergeletak lemah dibawah guyuran shower dengan tangan terluka, benda tajam tergeletak, genangan air berwarna kemerah merahan.
"Ganesa!"
Nala segera berlari, mematikan aliran air dari Shower kemudian membalut tubuh basah Ganesa yang tampak pucat pasi itu dengan Handuk. Nicho yang semula terdiam tampak syok, kini Nicho segera mengambil alih tubuh Ganesa dari Nala, dia mengangkat tubuh lemah Ganesa. Ditatapnya wajah pucat pasi itu.
Perasaanya campur aduk tak karuan, antara bersalah dan hawatir. Netranya menatap ke arah pergelangan tangan wanita yang kini dalam gendongannya. Rasa sesak menyeruak dalam benaknya.
Langkah kakinya membawa Ganesa ke arah luar kamar, menuju ke arah parkiran hotel.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...