Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Sesampainya di Klaten,Yanu dan Maria mencari rumah kontrakan untuk di tinggali Maria. Setelah sekian banyak rumah kontrakan yang mereka lihat,akhirnya mereka menemukan rumah kontrakan yang pas untuk Maria tinggali.
"Gimana rumahnya ? Kamu suka gak ?."
"Lumayan mas,bersih dan gak terlalu besar. Pas buatku yang tinggal sendiri."
"Syukurlah kalau kamu suka,semoga kamu nyaman di sini."
"Mas besok kamu sibuk gak ?."
"Kenapa ?."
"Aku boleh minta tolong ?."
"Apa Mar ?."
"Tolong antarkan aku ke pengadilan negeri dong buat urus perpisahanku."
"Siap bu boss."
"Boss apaan,justru yang boss nya itu kamu mas."
"Hehehe..."
"Mas aku boleh ngomong sesuatu ?."
"Apa ?."
"Jujur sebenarnya akku mulai suka sama kamu. Rasa cinta,sayang dan nyaman mulai timbul. Apalagi melihat perlakuanmu kepadaku. Tapi aku bingung mas."
"Apa yang kamu bingungkan ?."
"Kamu dan aku beda keyakinan."
"Aku akan mengajarimu keyakinanku agar kamu tertarik dan ingin tau. Selebihnya balik lagi ke kamu."
"Kamu bisa menuntunku mas ?."
"Insyaallah aku akan jadi imam yang baik buatmu. Aku akan menuntunmu. Kalau kamu mau jadi mualaf dan mengikuti keyakinanku,itu suatu hadiah besar darimu untukku."
"Kamu tau tidak yang bisa menjadikanku seorang mualaf dan bisa mengajariku."
"Kalau untuk belajar,aku bisa mengajarimu. Untuk jadi mualaf,nanti saja sekalian aku menikahimu. Selesaikan dulu urusanmu."
"Ya mas,terimakasih."
Keesokan harinya sebelum berangkat ke gudang,Maria berangkat ke pengadilan diantar oleh Yanu. Maria memasukan berkas-berkasnya sesuai dengan persyaratan. Setelah semua lengkap Maria menunggu proses perpisahan nya dengan Yuyun.
Setelah menunggu kurang lebih 3bulan lamanya,surat cerai Maria pun keluar.
"Mas,sesuai janjiku. Setelah surat ceraiku keluar aku ingin jadi mualaf."
"Alhamdulillah. Tapi kamu jadi mualaf bukan karena aku kan ?."
"Bukan mas,aku ingin jadi mualaf karena keyakinanku. Pintu hatiku terketuk setelah selama ini kamu mengajariku soal keyakinanmu."
"Alhamdulillah. Lalu kapan kita menikah ?."
Maria hanya tersenyum malu mendengar pertanyaan Yanu.
"Ye malah diem senyam senyum."
"Secepatnya dan sesiapnya mas."
"Besok ?."
"Hah ?! Besok ? Yang benar saja. Kan belum ada persiapan sama sekali mas."
"Jum'at maksudnya,pas tepat 30 September. Tanggal cantik tuh. Kita nikah di Merak ya."
"Kenapa disana mas ?."
"Biar kakak iparku jadi waliku."
"Kan ada bapakmu mas."
"Ah lupakanlah. Yang penting kita nikah dan sah. Nanti soal walimu bisa di walikan orang lain."
"Kenapa mas ?."
"Ya kan bapakmu beda keyakinan sayang sama kita. Mana bisa jadi wali nikahmu."
"Oh iya ya,baru sadar aku."
"Hadeh... Sayangku ini cantik-cantik rada o'on." Ucap Yanu sembari menepuk jidatnya dan tertawa meledek Maria.
"Yasudah mas iya."
"Tapi sebelum itu kita cari rumah dulu untuk kita tinggal setelah menikah nanti. Kamu mau di kampung atau di perumahan ?."
"Di perumahan aja mas,gak terlalu bising."
"Oke siap boss. Kita jalan sekarang ya."
"Ya mas."
Setelah berputar-putar keliling mencari rumah yang cocok,akhirnya Yanu dan Maria menemukan perumahan yang pas. Tidak terlalu besar tapi cukup nyaman untuk di tinggali keluarga kecil.
"Gimana klo yang ini sayang ? Kamu suka tidak ?."
"Bagus mas,aku mau yang ini ya mas."
"Baik mbak kita pilih yang ini ya,rencana unit akan di bangun kapan dan berapa lama perkiraan jadi nya ?."
"Setelah semua berkas selesai,unit akan di bangun pak. Untuk perkiraan kurang lebih 4 bulan. Itu tidak termasuk teras dan dapur."
"Kalau sekalian teras dapur dan pagar rumahnya mbak ?."
"Ya kurang lebih 5-6 bulanan pak,dan lain harganya."
"Harga tidak masalah mbak. Yang penting rumah yang kami inginkan jadi sesuai dengan keinginan kita."
"Baik pak,untuk pembayaran nya bagaimana ? Mau di kpr atau bagaimana ?."
"Cash mbak."
"Oh baik,kalau begitu kami jadwalkan untuk bertemu notaris ya pak. Tolong tinggalkan nomor bapak agar kami hubungi bapak untuk jadwal bertemu dengan notaris."
Setelah selesai urusan mencari rumah,Yanu mengantar Maria kembali ke kontrakan lalu berpamitan pulang.
Sesampainya dirumah,Yanu langsung menemui Bu Ami ibunya.
"Bu... Bu..."
"Ya le ada apa ?."
"Bu,Jum'at Yanu akan menikah bu."
"Menikah ? Siapa perempuan yang akan kamu nikahi le ?."
"Perempuan cantik yang pernah Yanu kenalkan ke ibu."
"Ibu lupa siapa le."
"Maria bu."
"Alhamdulillah. Semoga kamu bahagia ya le dan semoga rumah tanggamu kali ini tidak seperti yang lalu."
"Insyaallah kali ini Yanu tidak salah pilih bu. Yanu minta restu ibu ya. Doakan semoga semuanya lancar."
"Setelah menikah kamu tinggal dimana le ?."
"Mungkin Yanu kontrak dulu bu sampai rumah Yanu jadi."
"Kok gak tinggal disini saja toh le,temani ibu."
"Ibu tidak usah khawatir. Yanu janji bakalan kesini tiap hari sama Maria buat nengokin ibu."
"Ya le."
...****************...
Hari yang dinantikan oleh Yanu pun tiba, hari Selasa Yanu dan Maria pergi ke Merak untuk mempersiapkan acara ahad nikah mereka. Sesampainya disana,mereka disambut ramah oleh mbak Dwi.
Keesokan harinya,Yanu dan Maria yang di antarkan oleh suami mbak Dwi pergi ke KUA setempat untuk mengantarkan Maria masuk ke keyakinan Yanu. Dikantor KUA,selain Maria di beri pertanyaan,ia juga dijelaskan tentang semua yang berkaitan tentang keyakinan yang akan ia anut. Maria merasa mantab dan yakin akan keputusan nya. Maria pun menjadi mualaf yang dipimpin oleh ustadz yang bertugas di kantor urusan agama setempat.
Sesampainya mereka di rumah mbak Dwi,Maria diajak mbak Dwi pergi ke kamarnya.
"Ada apa mbak ?."
"Mbak mau kasih kamu sesuatu."
"Apa mbak ?."
"Ini baju untukmu. Kamu coba deh pakai hijab nya juga. Pasti kamu cantik sekali. Lalu ini." Ucap mbak Dwi sambil menyerahkan kalung emas kepada Maria.
"Ini kalung untuk apa mbak ?."
"Ini untukmu,hadiah pernikahanmu dengan adikku."
"Tapi kan aku belum menikah dengan mas Yanu."
"Halah besok juga sudah menikah. Udah sini aku pasangkan."
"Terimakasih ya mbak."
"Sama-sama. Cantik sekali kamu Mar."
Maria hanya tersenyum mendengar penuturan mbak Dwi.
Bersambung....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶