Guruku Suamiku

Pagi harinya Zaira sudah diajak bunda Aryani dan mama Maria ke salon milik adik sepupu papa Samuel dan kebetulan salon tersebut sudah lengkap dengan berbagai busana baik untuk pesta maupun gaun pernikahan. dan sampai di salon tersebut Zaira sudah disambut antusias oleh Imelda sepupu papa Sam.

" Jadi ini gadis yang akan menikah dengan Azka Mba?" tanya Imelda sambil memperhatikan Zaira dari ujung kepala sampai ujung rambut.

" Iya Mel, cantik kan?" puji mama Maria pada calon menantunya.

" Sangat!" jawab Imelda kagum dengan gadis yang ada dihadapannya. " sangat cantik, hanya butuh polesan sedikit saja Zaira pasti akan terlihat sangat cantik!" ucap Imelda sambil menyentuh dagu Zaira lembut.

Zaira hanya tersenyum tipis, malu itulah yang ia rasakan saat ini pasalnya baru kali ini ia berada di salon, biasanya Zaira hanya memakai bedak tipis itupun bedak bayi dan sedikit polesan dibibir dengan lip gloss ketika berangkat ke sekolah.

Tanpa menunggu lama Imelda langsung mengajak Zaira masuk untuk di make over sementara bunda Aryani dan Mama Maria berada di ruang tunggu.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Sementara di rumah sakit Azka, Samuel dan dokter Malik bersama beberapa dokter lainnyanya tengah menunggu kedatangan Bram yang membawa pak penghulu untuk menikahkan Zaira dengan Azka di ruang rawat inap Hendra Wiratmaja dan tidak lama dari itu pak Bambang selaku kepala sekolah di SMA tempat Zaira sekolah sekaligus di yayasan miliki keluarga Dinata pun datang untuk menjadi saksi pernikahan.

Ceklekk

Pintu ruangan Hendra dibuka, Bram yang datang bersama pak penghulu langsung masuk kedalam ruangan tersebut di susul dengan kedatangan pak Bambang yang mengekor dibelakang.

Sebelum berangkat ke rumah sakit Bram sebenarnya telah mengirimkan pesan kepada Azka menyangkut tentang urusan perusahaan. karena setahu Bram tuannya tidak akan menghiraukan urusan pekerjaannya jika sahabatnya lebih membutuhkannya saat ini. Azka nampak ragu-ragu untuk memberi tahu papanya pasalnya ini terlalu mendadak tapi jika di abaikan pun akan berdampak fatal bagi kelangsungan perusahaan. Dengan perlahan Azka berjalan mendekati papanya dan membisikkan sesuatu kepadanya.

Azka dan papanya ke luar ruangan di ikuti oleh Bram. saat sudah berada di luar Sam mengusap wajahnya kasar. " Apa tidak bisa di undur lagi Bram?" tanya Sam tegas

" Maaf tuan sudah tidak bisa lagi, karena kita sudah mengundur pertemuan ini 2 kali. pihak mereka ingin segera bertemu dengan anda tuan!" Jawab Bram dengan hati-hati.

" Apa bisa kau saja yang mewakilkanku Bram?" tanya Sam yang kemudian duduk di bangku tunggu.

" maaf tidak bisa tuan, dari pihak mereka ingin bertemu langsung dengan pemilik PT. DINATA

Group.

" Akhhh.. bagaimana ini? aku tidak mungkin meninggalkan sahabat baikku disaat seperti ini, apalagi dia akan segera menjalankan operasi." ucap Sam sedikit frustasi.

" Pa.…! panggil Azka pelan

Sam hanya menoleh sekilas dan membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya.

" Jika papa mengizinkan, biar Azka saja pa ya pergi menggantikan papa" ucap Azka penuh kehati-hatian.

Sam langsung terperanjat dengan ucapan putranya itu. " Apa katamu Ka, Kamu ingin pergi menggantikan papa? lalu bagaimana dengan acara pernikahan kamu dengan Zaira?" tanya Sam seketika teringat dengan gadis cantik yang akan menjadi menantunya.

" Pa, bagaimana kalau pernikahan Azka dan Zaira...!" ucapan Azka menggantung.

" Apa kau ingin membatalkannya Ka?" tanya Sam meninggi

" Tidak pa bukan begitu, justru Azka ingin acara pernikahan ini segera di laksanakan pa, dengan begitu Azka bisa menggantikan papa untuk pergi ke Singapur setelah acara ijab qobul selesai" Azka berusaha mencari cara terbaik untuk keduanya. karena Azka tahu papanya pasti sangat berat jika harus pergi meninggalkan sahabatnya dan jika ia tidak mewakili papanya Azka pun khawatir dengan dampak yang akan terjadi pada perusahaan papanya.

Papa Sam sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Azka dan ada rasa sedikit lega karena ternyata putranya begitu bijak dalam mengambil keputusan, dan mau tidak mau ia harus mengatakannya pada sahabatnya Hendra.

Setelah keputusan telah tercapai Sam, Bram dan Azka masuk kembali ke ruangan dimana Hendra dirawat. Sam berjalan menghampiri sahabatnya yang sedang menatapnya seakan penuh tanya.

Setalah Sam sudah berada disisi samping tempat tidur , Hendra dengan perasaan gelisah mencoba untuk bertanya pada Sam.

" Sam, apa putramu telah berubah pikiran dan ingin membatalkan pernikahan ini Sam?" tanya Hendra lirih.

Papa Sam tersenyum tipis " Putraku harus pergi ke Singapur pagi ini Ndra, ada hal penting yang harus ia selesaikan disana menggantikan aku. karena tidak mungkin aku pergi kesana dengan keadaanmu yang seperti ini Ndra !" tutur Sam memberitahu sahabatnya.

Hendra menundukkan kepalanya hatinya menjadi gelisah ia takut Azka benar-benar akan membatalkan perjodohan ini. Sam yang melihat raut wajah murung dari sahabatnya langsung menepuk bahunya pelan.

" Apa yang sedang kau pikirkan ? putraku bukan laki-laki pengecut yang meninggalkan calon pengantin wanita begitu saja. putraku tidak akan membatalkan pernikahan ini justru ia ingin acara ijab qobulnya dipercepat " terang Sam dan sontak saja hal tersebut mampu membuat Hendra bisa bernafas lega.

" Iya om.. kalau tidak keberatan saya ingin acara ijab qobul nya dipercepat, karena saya harus pergi ke Singapur jam 10 pagi ini om." kali ini Azka yang berbicara pada calon mertuanya.

Hendra menarik napas lega, lalu tiba-tiba ia teringat dengan putri kesayangannya yang belum juga kembali.

" lalu bagaimana dengan Zaira?" tanya Hendra bingung.

" Aku akan menghubungi istriku dan memberitahu mereka tentang hal ini pada Zaira" jawab Sam.

"Baiklah kalau begitu, aku setuju jika pernikahan ini dipercepat, lakukan saja yang terbaik Sam dan terima kasih ya nak Azka!" ucap Hendra dengan senyum yang mengembang.

" Bagaimana pak penghulu apa bisa pernikahan anak kami dilaksanakan sekarang?" tanya Hendra pada pak Arifin selaku pak penghulu yang akan menikahkan Zaira dengan Azka.

" Bisa pak, apa mempelai prianya sudah siap?" tanya pak penghulu

" Saya sudah siap pak penghulu!" jawab Azka

" lalu bagaimana dengan mempelai wanitanya?" tanya pak penghulu lagi yang sejak ia datang belum melihat mempelai wanitanya.

Sam menghampiri pak penghulu dan menjelaskan semuanya. setelah pak penghulu mengerti akhirnya acara ijab qobul pun dilaksanakan dengan pak Bambang selaku kepala sekolah Zaira dan Dokter Malik beserta beberapa dokter lainnyanya yang diminta untuk menjadi saksi pernikahan antara Azka dan juga Zaira. dan acara pernikahan yang terselenggara pun berjalan dengan khidmat meskipun tanpa dihadiri mempelai wanita. mama Maria dan Bunda Aryani yang menyaksikan ijab qobul yang berlangsung di rumah sakit denn disaksikan oleh beberapa dokter rumah sakit tersebut melalui video call tak kuasa menitikkan air matanya setelah mendengar kata" SAH" yang di ucapkan serempak oleh para saksi yang hadir.

Hendra bernafas lega karena kini putrinya sudah SAH menjadi istri dari Bagazkara Afraza Dinata putra dari sahabat baiknya.

Dokter Malik pun menberitahukan tentang jadwal pelaksanaan operasi Hendra dan Azka merasa bersalah karena pada saat itu ia mungkin masih berada di singapur.

Setelah acara ijab qobul selesai dokter Malik dan juga rekan-rekannya sudah kembali bertugas dan pak penghulu pun sudah Bram antarkan pulang begitu juga dengan kepala sekolah Zaira.

Azka tengah berpamitan pada papa dan juga ayah mertuanya karena ia harus segera berangkat ke bandara dan semua keperluan Azka sudah disiapkan oleh Sendy sahabat sekaligus asisten pribadi Azka.

" Apa kau tidak mau menunggu isterimu datang dulu nak Azka?" tanya Hendra pada Azka

Azka tersenyum tipis " Maaf om..!"

" kok om sih nak?" protes Hendra pada Azka yang masih memanggilnya om.

" I.. iya maaf om... ehh ayah. maaf yah Azka harus pergi sekarang, waktunya sudah sangat sempit. nanti setelah pulang dari Singapur Azka pasti akan menjemput istri Azka yah." ucap Azka dengan senyum tipisnya.

" Ya sudah, kamu hati-hati ya disana, jangan lupa beri kabar!" Ayah Hendra memeluk tubuh kekar dan berotot milik menantunya.

" Iya yah, ayah juga harus semangat untuk sembuh ya yah. nanti saat Azka pulang ayah harus sudah sembuh ya yah!" ucap Azka seraya membalas pelukan sang ayah mertua.

setelah berpamitan pada sang ayah mertua kini giliran Azka berpamitan pada papanya.

" Ka, apa kamu tidak ingin berpamitan pada isterimu? telpon dia sekarang Ka!" ucap Sam menggoda sang putra.

" Papa.. bagaimana Azka bisa menelponnya pah , Azka kan belum punya nomornya!" jujur Azka yang langsung mendapat gelengan dari sang papa.

Sementara disisi lain Zaira yang sudah selesai di make over terlihat sangat cantik membuat kedua wanita paruh baya yang sedari tadi menunggunya berdecak kagum pada kecantikan Zaira.