Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cafe dan kawan-kawan se profesi.
Lucien Bryan. tepatnya Bryan.. itulah sebutan yang disematkan oleh teman-temannya. saat ini mereka sedang berada di kafe tak jauh dari bandara penerbangan.
sebuah kafe yang asri dan panorama alami yang indah membuat pengunjung merasa damai dan memanjakan mata.
Bryan dan ketiga temannya duduk di meja bundar dipojokan. disana ada Alaric, raven dan ezra.
Bryan seorang kapten senior, Alaric kapten kedua. raven dan ezra sebagai Co-pilot. mereka memang sudah menjalin pertemanan diawal masuk dunia penerbangan. karena jarak penerbangan yang jauh antar benua membuat mereka berempat selalu satu tempat di pesawat dan sekarang menjadi teman dekat.
"dua hari lagi aku married, " jelas Bryan santai sembari menyeruput secangkir kopi latte nya.
Alaric membuka suara, "lupita bagaimana?, " karena Alaric memang mengetahui bagaimana hubungan keduanya yang sudah amat dekat.
"ya rahasia in lah. mau gimana lagi. ini semua udah ketentuan dari bokap yang gak bisa diganggu gugat. " Bryan mengacak rambutnya frustasi.
"tapi... cantik mana bro sama lupita?, " tanya raven yang memang terkenal dengan penjahat wanita. ia seorang Casanova yang suka bergonta-ganti pasangan.
"bagiku gak ada yang lebih dari lupita. semua sama, jelek!!" jawabnya datar padahal ia sempat merasa ada getaran aneh ketika berdekatan dengan calon istrinya tapi ia berusaha menepis nya.
"bucin akut lo, " jawab ezra yang menyumpalkan kentang goreng kedalam mulutnya.
"jadi calon istrimu bagaimana?, " tanya raven penasaran.
"aku udah bilang sama dia kalau punya kekasih dan dia juga gak masalah. setelah menikah nanti aku akan membuat perjanjian dengannya agar tidak mencampuri urusan pribadiku dan dia juga aku bebaskan dengan urusannya. pernikahan kami juga dirahasiakan, jadi kalau dia jadi janda gak akan malu, " jawab Lucien.
Alaric menatap heran ke Bryan, " bagaimana bisa seorang istri biasa saja ketika mendengar calonnya sudah punya kekasih. pasti wajah kamu kalah saing sama gebetannya kali, " Alaric memprovokasi Bryan. Alaric paling benci dengan perselingkuhan. dan ia berharap agar Bryan serius dengan pernikahannya.
"aku gak cinta sama dia, so...mau bagaimana lagi, " ucapnya sembari memainkan ponsel membalas chat dari lupita yang sebentar lagi akan sampai di kafe.
"Bry.. cantik tidak? ntar kalo udah cerai kasi ke aku ya. aku siap nampung, " ucap raven sambil terkekeh.
ezra memukul lengan raven yang berbicara blak-blakan. "lu pikir barang, maen tampung. "
"ya kali aja kan Bryan bosen. dia juga cinta nya sama lupita. ya gak bry, " ucap raven.
"terserah kalian. kalau lo mau nanti gue kasih. "
Alaric diam-diam mengepalkan tangan di bawah meja. Alaric benci sekali dengan pria yang suka semena-mena dengan wanita. tapi ia tak bisa berbuat apa-apa.
selang lima belas menit, lupita pun tiba di kafe.
"hai sayang, " sapanya pada Bryan. ia langsung mengecup bibir Bryan dan melumat nya sekilas. lupita pun duduk disebelah kekasihnya.
" ekhm. " Alaric berdehem melihat perbuatan lupita.
"oh.. hai Alaric, raven, ezra. maaf ya aku gak lihat ada kalian. kangen banget sih aku sama Bryan. "
"lain kali jangan sembarangan. kalau mau seperti itu sewa hotel. disini bukan negara luar yang seenak jidat mau sosor-sosoran kayak soang, " jawab Alaric sewot dengan wajah datarnya.
Bryan menatap aneh pada Alaric. pasalnya sejak ia mengatakan mau menikah, sahabatnya itu berubah ketus dan galak.
"Lu kenapa ric? cemburu?! " tanya Bryan dengan wajah kesal.
"Sama modelan kayak dia. sorry ya...selera gue mahal, " balas Alaric menohok ke lupita.
lupita yang merasa tersindir pun merasa geram. wajahnya terlihat memerah. rasanya ia hendak mencakar wajah Alaric tapi ia berusaha menahan amarahnya. tak mungkin ia mengeluarkan kekesalannya didepan banyak orang. ia tak mau reputasinya sebagai wanita lembut dan anggun di mata Bryan tercoreng begitu saja karena ucapan Alaric.
lupita menggenggam tangan Bryan, " sayang.. Alaric mungkin lagi ada pikiran. jangan dibawa emosi ya, "ujarnya sembari tersenyum lembut menatap wajah Bryan.
" hmm. kamu memang wanita berhati lembut. aku bangga punya kamu. "Bryan membalas dengan mengelus punggung tangan kekasihnya yang terletak diatas meja.
sementara Alaric, raven dan ezra merasa mual dengan bualan dua orang di depannya.
'cihh... pria bodoh' batin Alaric.
"sayang..kamu kemana aja sih. kok cuti lama banget. aku rindu lho beberapa hari gak ketemu kamu," rengek lupita seperti anak kecil yang minta dibelikan ice cream.
Bryan tak mungkin menceritakan pernikahannya dengan aletta. ia pun terpaksa berbohong,"aku ada urusan dengan bokap. sebentar lagi aku tugas lagi kok, " balas Bryan yang mengelus pipi lupita dengan sayang.
"bener..jangan tinggalin aku kerja sendirian. mereka terus menggangguku," tunjuknya pada tiga sahabat Bryan.
Sementara Alaric, raven dan ezra menikmati hidangannya dengan lahap. mereka tak menghiraukan perkataan lupita di depannya.
"iya honey.. aku janji. " balas Bryan.
selang satu jam berlalu. lupita pun pamit. ia hendak menjalankan tugasnya kembali terbang ke Australia.
"sayang... aku kerja dulu ya. jangan main mata sama perempuan lain. aku gak rela, " ucap lupita.
"gak akan. kamu yang terbaik, " balas Bryan.
lupita langsung menghambur ke pelukan Bryan. tak lupa ia mengecup kedua pipi dan berakhir di bibir merah nan menggoda milik Bryan. Bryan pun juga membalas kecupan itu sesaat.
"dadah sayang... " lupita berjalan anggun keluar cafe.
"lu kalo mau begitu jangan disini, " Alaric melemparkan kotak asbak rokok ke Bryan yang sudah duduk.
"woy.. santai woy. napa lu? cemburu bilang. lu suka sama pacar ku? " tanya Bryan dengan pandangan menelisik ke wajahnya Alaric.
ezra dan raven hanya diam melihat aksi kedua temannya yang menyita perhatian pengunjung.
"bukan tipe ku," balas Alaric dengan tatapan tajam. "wanita sepertinya banyak dijajakan dipasar. seperti gorengan beli lima gratis satu. "
"lo, " Bryan sudah mengepalkan tinjunya dan mengangkat ke udara. ia hendak menonjok alaric karena tak terima sang kekasih dipandang remeh oleh temannya.
"Alaric, Bryan udah. gak malu kalian dilihat orang banyak. kita udah dewasa bro, malu sama umur. kayak anak kecil aja, " ujar ezra yang menengahi mereka.
"Alaric aneh, " timpal Bryan yang sudah bangkit menggeser kursinya ke belakang. "aku pergi dulu. kalian juga mau terbang lagi kan?, " tanyanya menatap ke arah raven dan ezra.
"hmm, " jawab ezra. ia mengganggukan kepala.
Bryan pun berlalu pergi, tapi sebelum ia benar-benar keluar. ia menoleh ke belakang. menatap temannya satu-satu. "jangan lupa hari minggu datang! " titahnya dengan sedikit kencang.
Alaric pun berkata kembali, " bucin boleh, bodoh jangan. cintailah wanita yang akan menjadi istrimu kelak, Bryan!, jangan sampai kau menyesal kemudian hari, " ujar Alaric yang berbicara dengan sedikit tinggi dengan wajah serius.
Lucien tak membalas perkataan Alaric. iapun memutar tubuhnya keluar. meninggalkan cafe yang berada dekat bandara.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
