NovelToon NovelToon
MIMPI MENGUASAI DUNIA

MIMPI MENGUASAI DUNIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Spiritual / Mafia / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Si Mujur
Popularitas:722
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMBALI NYA GERHANA KE DUNIA LUAR

"Nak Gerhana, sekarang sudah saatnya kamu meninggalkan tempat ini. Semua ilmu yang Kakek miliki sudah Kakek turunkan kepadamu. Ingat, jangan pernah sombong dengan apa yang kamu miliki." Petapa sakti berpesan.

"Tapi, Kek, saya harus ke mana setelah keluar dari gua ini?" tanya Gerhana.

Sang petapa sakti menjawab lembut sambil tersenyum, "Pergilah ke mana langkah kakimu ingin melangkah dan jangan pernah kamu ragu dalam setiap perjalananmu. Kakek akan selalu ada di sampingmu dan akan muncul di hadapanmu saat kamu dalam kondisi terdesak. Kakek akan selalu melindungimu."

"Baiklah, Kek, kalau begitu saya mohon pamit. Assalamualaikum," ucap Gerhana sambil memberikan salam kepada kakek petapa sakti.

"Waalaikumsalam," jawab sang petapa sakti.

Seketika itu juga, Gerhana sudah berada di tempat lain, jauh dari gua asalnya.

Gerhana heran melihat keadaannya. Banyak orang yang memperhatikannya karena penampilannya saat itu seperti gembel dengan baju robek-robek dan wajah hitam mengkilap. Gerhana bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.

Saat Gerhana masih dalam kebingungan, tiba-tiba terjadi keributan di depannya. Terlihat tiga orang berbadan besar dan berpenampilan menyeramkan sedang mendekati seorang gadis. Dari parasnya, gadis itu berusia sekitar 13 tahun, hanya selisih satu tahun lebih tua dari Gerhana.

Awalnya, Gerhana tidak mau peduli dengan kejadian itu. Namun, ia teringat pesan dari kakek petapa sakti bahwa ia harus membela keadilan dan membasmi kejahatan.

Dengan langkah berani, Gerhana mendekati ketiga orang berbadan kekar tersebut. Salah satu dari mereka berwajah menyeramkan dengan luka sayatan panjang di wajahnya. Orang-orang menjulukinya Mat Codet.

"Permisi, Paman. Saya mau bertanya, apa yang ingin Paman lakukan kepada anak gadis itu?" tanya Gerhana.

Salah satu dari orang berbadan kekar itu menoleh ke arah sumber suara. Ia melihat seorang anak kecil berani menegurnya. Ia tertawa terbahak-bahak.

"HA...HA...HA...HA... Anak kecil, ini bukan urusanmu. Lagipula, saya tidak punya uang kecil untuk memberikanmu sedekah," ujarnya.

"Maaf, Paman, saya tidak bermaksud meminta sedekah atau belas kasihan. Saya hanya ingin bertanya, apa yang ingin Paman lakukan terhadap anak gadis itu?" Gerhana bertanya lagi.

"Bocah gendeng, apa kamu tidak mendengar apa yang sudah saya katakan tadi, HAH!!! Ini bukan urusanmu. Cepat pergi dari sini!" Sebelum ucapan laki-laki itu selesai, ia mencoba menerjang tubuh Gerhana.

Gerhana yang selalu siap siaga dengan mudah mengelak dari terjangan laki-laki itu. Laki-laki itu jatuh tersungkur di tanah karena kehilangan keseimbangan.

Melihat kejadian itu, kedua temannya terkejut melihat temannya jatuh tersungkur oleh anak kecil.

"Ternyata kami meremehkanmu, anak kecil," ucap Mat Codet kepada Gerhana.

Sambil tersenyum, Gerhana berkata, "Maaf, Paman, saya hanya ingin bertanya, apa yang mau Paman lakukan kepada anak gadis itu?"

"Baiklah, anak kecil, supaya kamu tidak mati penasaran, saya akan menjawab pertanyaanmu. Kami ingin menculik gadis kecil ini dan meminta tebusan kepada kedua orang tuanya. Apabila kedua orang tuanya tidak sanggup memenuhi keinginan kami, anak gadis ini akan kami jual dengan harga yang sangat tinggi. HA...HA...HA...HA..." ucap Mat Codet sambil tertawa terbahak-bahak.

"Oh, jadi begitu ya keinginan Paman-paman semua. Kalau begitu, saya minta maaf karena saya tidak akan pernah mengizinkan Paman-paman untuk membawa anak gadis itu..." kata Gerhana.

"HA...HA....HA...HA... Memangnya kamu siapa, hah? Kami harus meminta izin dulu kepadamu? Jangan bercanda, anak kecil! HA...HA...HA...HA...."

"Paman-paman semua, saya tidak sedang bercanda. Saya tidak akan membiarkan Paman-paman bertiga membawa gadis itu," tegas Gerhana.

Tanpa Gerhana sadari, orang yang berusaha menerjangnya tadi sudah bangkit dan berdiri lagi. Di tangannya, ia mengeluarkan senjata jenis pedang kecil untuk menghabisi Gerhana. Namun, mereka tidak tahu bahwa Gerhana bukan anak sembarangan. Insting bertahannya sangat tajam. Walaupun dari jarak dekat sekali pun, Gerhana mampu menghindari bahaya tersebut.

"Mati kau, anak kecil!" teriak orang yang berbadan kekar itu.

Begitu pedang itu kurang dari satu senti akan mengenai tubuh Gerhana, dengan cepat Gerhana menghindari tusukan pedang tersebut. Sekali lagi, orang itu dipermalukan oleh Gerhana karena pedangnya hanya mengenai angin dan jatuh tersungkur lagi ke tanah untuk kedua kalinya karena kehilangan keseimbangan.

Melihat kejadian itu, temannya yang satu lagi dengan cepat mencabut senjata api yang berada di pinggangnya dan langsung mengarahkannya ke arah Gerhana.

DOR!!!! DOR!!!! DOR!!!!

Tiga kali peluru dilepaskan dari senjata api tersebut sambil berteriak, "Mati kau, anak kecil!"

Namun, dengan santainya Gerhana bisa menghindari semua peluru-peluru tersebut.

Melihat Gerhana yang masih hidup dan dengan santainya berjalan ke arah mereka membuat orang yang mencoba menembak Gerhana tadi kebingungan serta sedikit ketakutan. Bagaimana bisa anak sekecil ini bisa menghindari semua peluru tembakanku? Bukankah tadi aku sudah membidik tepat ke arah jantungnya? Dan selama ini aku tidak pernah gagal sekali pun dalam menggunakan senjata api. Semua peluru yang keluar dari senjata apiku langsung tepat sasaran mengenai jantung targetku.

Bukan hanya orang yang mencoba menembak Gerhana, Mat Codet pun merasakan hal yang sama. Baru kali ini mereka dipermalukan habis-habisan oleh seorang anak kecil.

Dengan berat hati, Mat Codet memerintahkan kedua temannya untuk cepat pergi dari situ. Apabila mereka nekat meneruskannya, mereka akan tambah malu lagi dan benar-benar kehilangan muka.

Sebenarnya, Mat Codet ini bukan orang sembarangan karena ia juga memiliki ilmu yang membuat senjata apa pun, baik senjata tajam maupun senjata api, takkan mempan menembus kulitnya. Namun, di hadapan Gerhana, Mat Codet lebih memilih untuk melarikan diri. Menurut Mat Codet, apabila ia kalah dari anak kecil itu, namanya akan hancur.

Menurut Mat Codet, anak kecil itu bukanlah anak sembarangan. Meskipun Gerhana berhasil menyimpan energi agar tidak terdeteksi oleh musuhnya, tetap saja Mat Codet merasa ngeri terhadap Gerhana.

"Baru kali ini aku berhadapan dengan anak kecil yang memiliki kekuatan jauh di atasku," gumam Mat Codet dalam hatinya.

1
Ricky Adhitya
LAH WONG KAYU AGONG AUTHOR 🤣🤣🤣
Aira Sakti: wong kayu agung jugo apo lor ?
jangan lupo enjok jempol nyo samo bagi-bagi hadiahnyo yo lor...
🤣🙏👍
total 1 replies
Graziela Lima
Nggak nyangka
Zuzaki Noroga
Asik banget!
Aira Sakti: Terima Kasih
🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!