Tharion, sebuah benua besar yang memiliki berbagai macam ekosistem yang dipisahkan menjadi 4 region besar.
Heartstone, Duskrealm, Iron coast, dan Sunspire.
4 region ini masing masing dipimpin oleh keluarga- yang berpengaruh dalam pembentukan pemerintahan di Tharion.
Akankah 4 region ini tetap hidup berdampingan dalam harmoni atau malah akan berakhir dalam pertempuran berdarah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryan Dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Act 6 - A shadow among the lights
"Jadi, kenapa kau memutuskan mengambil cincin ini dari tubuh orang yang kau bunuh?" suara Lord Celdric bergema di ruang persidangan, tenang namun menekan.
"Apakah itu hanya karena kau melihatnya berharga untuk dijual... atau karena kau merasakan sesuatu yang familiar?"
Aku terdiam. Ingatan samar yang baru saja berputar di kepalaku masih menusuk benak, membuatku tak sanggup menaruh perhatian pada kata-kata Celdric.
"James!" suara Celdric meninggi, menggema di dinding batu ruangan.
Aku tersentak. Nafasku tercekat, sementara tatapan para bangsawan menusuk seperti seribu belati.
"A-aku..." suaraku bergetar.
Namun sebelum sempat kuselesaikan kalimat, Celdric kembali memotong.
"Rasanya... sangat tidak mungkin kau mengambil cincin ini tanpa alasan yang jelas."
Aku hanya bisa menggertakkan gigi. Dia benar. Aku bahkan tak punya jawaban untuk diriku sendiri. Mengapa aku begitu terdorong mengambil cincin itu?
Ketegangan di ruangan semakin menebal hingga tiba-tiba, sebuah suara berat dan dalam terdengar dari antara barisan bangsawan.
"Bolehkah aku yang bertanya?"
Semua kepala menoleh. Dari kerumunan itu berdirilah seorang pria tinggi dengan mantel hitam pekat yang menjuntai hingga lantai. Sorot matanya dingin, seperti bara yang terselubung dalam kabut.
"Lord Draco," ucap Celdric singkat, nada suaranya sulit ditebak.
Draco menatap lurus ke arahku, lalu kembali menoleh ke Celdric. "Sejak tadi kau terus berbicara tentang cincin... tapi kau belum menunjukkannya kepada dewan." Suaranya berat, jelas, dan penuh wibawa-cukup untuk membuat beberapa bangsawan lain gelisah.
Celdric mendesah perlahan, lalu mengangkat tangannya. Dari balik meja kayu panjang, ia mengeluarkan cincin itu dan memperlihatkannya pada semua orang. Kilau dingin logamnya seolah membuat ruangan semakin mencekam.
"Jadi... itu cincin yang dimaksud," gumam Draco. Bibirnya melengkung tipis, entah senyum atau ejekan.
"Pertanyaannya, kenapa seorang bandit bisa mengenakan cincin seperti ini? Dan lebih penting lagi... bagaimana cincin itu bisa lolos masuk ke wilayah Heartstone tanpa sepengetahuan kita?"
Bisik-bisik mulai terdengar di antara bangsawan. Celdric menatap Draco tajam. "Maksudmu... ada yang sengaja memasukkan bandit itu ke Heartstone?"
Draco hanya mengangguk pelan. "Periksa penjaga-penjaga perbatasan. Berikan aku daftar nama mereka. Sisanya... biar aku yang urus."
Suara beratnya tak terdengar seperti permintaan-melainkan perintah.
Ruangan mendadak hening. Celdric tak langsung menjawab, namun matanya menyipit, seolah menimbang sesuatu.
"Dan untuk anak muda ini," Draco kembali membuka suara, pandangannya kini menusuk ke arahku, "masukkan saja dia ke penjara Duskrealm."
Kata-kata itu jatuh seperti palu yang menghancurkan udara. Para bangsawan terperangah, beberapa langsung saling berbisik dengan wajah pucat.
Aku sendiri merasa dada mendadak sesak. Kata Duskrealm bergema di kepalaku, memunculkan kilatan-kilatan aneh: dinding hitam menjulang, teriakan yang menggema, darah yang mengalir deras. Ingatan itu begitu nyata, namun asing... seolah bukan milikku, tapi pernah kualami.
Sir Garrick mendadak bangkit dari kursinya.
"Dengan segala hormat! Bukankah sudah menjadi kewajiban Heartstone untuk mengadili setiap kejahatan yang terjadi di wilayahnya?" suaranya lantang, bergema memenuhi ruangan.
Beberapa bangsawan langsung mengangguk setuju, meski dengan wajah tegang. Yang lain hanya menunduk, tak berani menantang Draco.
Celdric mengetuk jari-jarinya di permukaan meja, ekspresinya tenang tapi sulit dibaca. "Hmm... permintaan yang berani, Lord Draco. Tapi kau tahu, aku tak bisa memutuskan hal sebesar ini seorang diri."
Tatapan keduanya bertemu. Sesaat, udara di antara mereka seperti bergetar, penuh ketegangan yang tak kasat mata.
Akhirnya, Celdric mengangkat palu sidang dan mengetukkannya.
"Sidang ini ditunda hingga sore nanti. Dewan akan berunding sebelum keputusan akhir dijatuhkan."
Tok.
Suara palu memecah keheningan, dan bangsawan-bangsawan segera berdiri. Sebagian bergegas keluar, sebagian lagi mendekat satu sama lain, berbisik dengan wajah tegang.
Sir Garrick melirik ke arahku sebelum pergi, matanya menyimpan sesuatu antara kekhawatiran dan tekad. Sementara itu, Lord Draco tetap duduk tenang, sorot matanya gelap dan tak lepas dariku, seakan ia sedang membaca sesuatu jauh di dalam pikiranku.
Aku hanya bisa menunduk, menggenggam rantai dingin di tanganku. Sore nanti... nasibku mungkin akan berubah selamanya.
Karena kebnyakan novel pke bantuan ai itu bnyak yg pke tanda itu akhir2 ini.
Tapi aku coba positif thinking aja