Reni adalah pemuda pekerja keras yang merantau ke kota, dia mengalami insiden pencopetan, saat dia mengejar pencopetan, dia tertabrak truk. Saat dia membuka mata ia melihat dua orang asing dan dia menyadari, dia Terlahir Kembali Menjadi Seorang Perempuan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidelse, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat Kotor
Mendengar nada sinis dari wanita bertopeng itu, Mia merasa Mana-nya mendidih. Ia tahu wanita di depannya jauh lebih kuat dari dirinya, tetapi sebagai pengawal pribadi Tuan Putri, ia tidak akan mundur.
"Itu bukan urusanmu!"
balas Mia dengan suara keras, sambil berdiri tegap di depan Lyra. Ia mengarahkan telapak tangannya ke depan, Mana Angin berkumpul sedikit demi sedikit—sebuah ancaman kosong, tetapi penuh keberanian.
Wanita bertopeng itu tertawa pelan, tawanya terdengar kering dan dingin, seperti kerikil yang bergesekan. Ia tidak terpengaruh oleh ancaman Mia.
"Oh? Seorang pelayan setia. Menggemaskan,"
cibir wanita bertopeng itu.
"Kau menyembunyikan Mana sejati si anak, tetapi kau membiarkannya berkeliaran di lingkungan yang jauh di bawah levelnya. Keluarga macam apa yang sebodoh itu?"
Lyra (Reni), yang kini sepenuhnya tersadar dari efek kejut, tidak mau hanya menjadi objek yang dilindungi. Ia adalah otak di balik misi ini. Ia harus bicara.
Lyra merangkak ke samping Mia, menyentuh jubah pelayannya.
"Mia, tenang."
Kemudian, Lyra menatap lurus ke arah wanita bertopeng itu. Meskipun mata Lyra masih bayi dan berada dalam ilusi warna cokelat kusam, pandangannya sangat tajam, mengingatkan wanita itu pada bilah pedang yang diasah.
"Kami mencari informasi,"
kata Lyra dengan suara yang tenang dan jernih, mengabaikan ketakutan Mia dan Mia sendiri.
"Tujuan kami adalah Kristal Penyerap Mana Tipe Alpha. Jika kau tahu di mana kristal itu, katakan padaku."
Wanita bertopeng itu terdiam. Ia tidak menyangka seorang anak yang nyaris tidak mencapai pinggangnya akan berbicara dengan nada bisnis yang dingin dan tanpa rasa takut.
"Jadi, bukan hanya seorang anak yang tersesat,"
gumam wanita itu. Ia berjongkok lagi, kini lebih dekat, matanya yang tersembunyi meneliti Lyra.
"Kristal Penyerap Mana Tipe Alpha... Artefak yang sangat mahal dan langka. Hanya orang-orang yang sedang membuat Artefak Penyimpanan Mana yang akan mencarinya. Apa kau seorang Artifiser cilik?"
Lyra menggeleng.
"Aku seorang Pelajar. Dan kau, siapa kau?"
Wanita itu tersenyum samar di balik topengnya.
"Mereka memanggilku Raven. Aku adalah seorang 'pembersih'. Aku membersihkan masalah yang ditinggalkan orang bodoh, dan aku tahu setiap rahasia di Lower Ring ini."
Raven menjentikkan jarinya ke poster di papan pengumuman.
"Kristal itu? Hanya tersedia melalui Guild Petualang. Dan untuk mendapatkannya, kau butuh dua hal: uang dalam jumlah besar, atau berita yang lebih berharga daripada uang."
Lyra berpikir cepat. Ia tidak punya uang tunai. Ia hanya punya akses ke perpustakaan sihir dan pelatihan pedang Dewa.
"Aku bisa memberikanmu berita yang berharga," ujar Lyra, mempertahankan kontak mata.
"Aku ingin cincin penyimpanan Mana. Jika kau bisa membantu kami mendapatkan Kristal Tipe Alpha, aku akan memberimu sesuatu yang kau butuhkan."
Mia, yang mendengarkan percakapan itu, menarik napas. Ia tahu Lyra sedang mempertaruhkan rahasia yang sangat besar.
Raven mencondongkan tubuh lebih dekat, suaranya kini seperti bisikan ular.
"Tawaran yang berani, Tuan Putri kecil. Aku tidak butuh uangmu. Aku hanya butuh akses. Tunjukkan padaku apa yang membuatmu begitu berharga. Apakah Mana Anginmu yang bagus, ataukah keterampilan Ayahmu yang kau curi?"
Raven tahu lebih dari yang Mia duga. Ia tahu Lyra memiliki Mana Angin (warisan Erin) yang dicampur dengan pelatihan pedang (warisan Racel). Raven melihat potensi besar dalam diri Lyra.
"Aku akan memberimu petunjuk,"
kata Raven.
"Ada sebuah lokakarya Artifiser gelap di area gudang bawah tanah. Jika kau bisa menyusup ke sana dan membawa kembali cetak biru lama yang hilang—cetak biru untuk Perisai Mana Portabel—aku akan memberikanmu Kristal Tipe Alpha. Itu adalah artefak pertahanan yang sangat dicari oleh bangsawan sepertimu. Aku hanya ingin cetak birunya."
Ini adalah ujian. Lyra tidak hanya ditantang untuk mendapatkan kristal, tetapi juga untuk melakukan misi spionase kecil.
"Lokakarya Gudang Bawah Tanah,"
ulang Lyra, menghafal informasi tersebut.
"Deal."
Raven tersenyum, lalu melompat ke belakang dengan ketangkasan yang luar biasa, menghilang ke keramaian seolah ia adalah bayangan.
Lyra menoleh ke Mia.
"Mia, kita harus kembali. Tiga hari ini... kita akan fokus pada infiltrasi dan teknik menyelinap."
Begitu mereka tiba kembali di kamar, Mia segera mengunci pintu servis dan menghela napas lega. Ia kembali merapal Mantra Pembatalan Ilusi, dan rambut pink Lyra kembali bersinar, gaunnya kembali mewah.
"Tuan Putri, kita tidak bisa melakukan ini,"
ujar Mia, suaranya dipenuhi ketakutan.
"Wanita itu... dia sangat cepat. Dan Lokakarya Artifiser gelap di Lower Ring itu bukan tempat untuk anak-anak. Mereka adalah kriminal, mereka punya jebakan Mana yang berbahaya!"
"Tapi aku butuh Kristal Tipe Alpha itu, Mia,"
balas Lyra, meraih gulungan perkamen yang ia salin semalam.
"Aku tidak bisa hanya mengandalkan janji Ayah untuk cincin yang bagus. Aku harus memastikan cincin itu adalah Artefak Penyimpanan Mana yang layak!"
"Tapi, Lyra, tolong dengarkan saya!"
desak Mia, wajahnya pucat.
"Tuan Racel dan Nyonya Erin akan kembali dalam dua hari! Kita tidak akan sempat menyusup, mengambil cetak biru, dan kembali tanpa terdeteksi. Kita akan ketahuan. Dan jika Nyonya Erin tahu Anda pergi ke Lower Ring dan berurusan dengan penjahat..."
Mia tidak perlu menyelesaikan kalimatnya. Bayangan Racel yang terkurung dalam kubus es cukup menjadi peringatan. Jika Lyra terlibat dalam bahaya nyata, kemarahan Erin tidak akan terhindar.
Lyra terdiam. Mia benar. Reni yang lama tahu pentingnya timing dan persiapan yang matang. Mencoba misi infiltrasi dalam waktu 48 jam dengan Mia sebagai satu-satunya sidekick dan tanpa pengetahuan medan yang cukup, adalah tindakan bodoh.
Aku tidak boleh terburu-buru, pikir Lyra. Raven sudah tahu tentangku. Dia tidak akan hilang. Aku punya waktu. Aku harus menunda misinya, tetapi aku tidak boleh menunda persiapannya.
Lyra mengambil keputusan. Ia akan mengubah misinya dari
"menyusup"
menjadi
"mempelajari cara menyusup."
"Mia, kau benar,"
kata Lyra. Ia merangkak ke mejanya dan menunjuk diagram-diagram yang baru ia salin.
"Kita tidak akan pergi ke lokakarya itu. Tidak untuk sekarang."
Mia menghela napas lega.
"Tapi,"
lanjut Lyra, matanya kembali bersinar dengan tekad Reni yang tak kenal lelah,
"selama dua hari ini, kita akan melakukan hal lain. Aku harus tahu bagaimana cara kerja Lokakarya itu. Dan bagaimana cara aku masuk tanpa ketahuan."
Lyra mengambil pena dan mulai menggambar diagram baru di perkamen kosong.
"Mia, kau adalah seorang Magician tingkat lima, kan? Kau pasti tahu beberapa mantra dasar selain Angin," tanya Lyra.
"Ya, Tuan Putri. Saya tahu beberapa mantra Ilusi, mantra Peredam Suara, dan beberapa Mantra Api dasar,"
jawab Mia, kini dengan nada bangga.
"Bagus,"
kata Lyra.
"Mia akan membantu, Tuan Putri. Tiga hari ini... kita akan membuat Anda menjadi ninja paling manis di dunia!"