NovelToon NovelToon
Balada Cinta Suratih

Balada Cinta Suratih

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Cinta membuat seorang gadis bernama Suratih, menentang restu ayahnya. Damar, pemuda yang membuat hatinya lebih memilihnya daripada apa yang dikatakan orang tuanya, membuatnya mengambil keputusan yang sebenarnya mengecewakan sang ayah. Apakah Suratih akan bahagia membangun rumah tangga bersama Damar, setelah jalan yang dia tempuh salah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 6

"Assalamualaikum" suara Jaka terdengar nyaring dengan nafas ngos-ngosan.

"Waalaikum salam, ibu lihat ke depan dulu, adik mu udah pulang itu!" seru Mariam, sebelum meninggalkan kamar Suratih.

"Maaf bu, mungkin setelah ini. Ibu dan babeh akan membenci Ratih! Tapi Ratih dan bang Damar, gak punya cara lain. Kami cuma ingin bersama, aku gak bisa hidup tanpa bang Damar, bu! Cinta yang kami miliki bukan sekedar cinta monyet bu." gumam Suratih, netranya terus menatap ke arah pintu kamar usai kepergian Mariam.

Jaka mendudukkan dirinya di sofa ruang depan, dengan tas ransel yang ia letakkan di sofa yang ada di sampingnya. Ruangan yang biasa di jadikan ruang tamu atau pun ruang keluarga.

Jaka mengedarkan pandangannya, gak mendapati sang ibu yang belum memunculkan batang hidungnya.

"Rumah gede kaya gini sepi amat ya! Pada hal ada 4 penghuni. Udah kaya kuburan ini!" gerutu Jaka, ia meraih remot tv yang ada di atas meja lalu menyalakannya.

"Astagfirullah Jaka? Kenapa baru pulang? Itu baju kamu kenapa kotor gitu? Kamu berantem atau jatuh di mana Jaka?" cecar Mariam dengan wajah panik, dengan langkah tergesa menghampiri sang anak.

"Jaka udah pulang dari tadi, bu! Cuma tadi di depan bantuin babeh dulu. Kasian babeh gak ada yang bantuin. Baju Jaka kotor juga karena itu, bukan karena Jaka berantem sama teman!" ujar Jaka dengan kelewat santai.

Jaka meraih tangan kanan Mariam saat wanita paruh baya itu sudah berdiri di depannya. Lalu mencium punggung tangan kanan wanita yang sudah melahirkannya ke dunia.

"Kirain ibu kamu berantem, jantung ibu udah kaya mau copot, takut kamu kenapa kenapa!" Mariam menyeka kening Jaka yang ba sah dengan keringat.

"Kalo Jaka berantem, gak bakal Jaka kalah bu! Anak ibu kan jagoan, masa kalah!" seru Jaka dengan percaya diri, memukul dadanya.

"Ssttt jangan takabur kamu, Jaka! Udah sana mandi! Dikit lagi masuk magrib, jangan lupa ke masjid!" titah Mariam.

Jaka beranjak dari duduknya, menenteng tas ranselnya dan sepatunya.

"Iya, bu! Gitu aja kok takabur, kan Jaka cuma ngomongin fakta!" gerutu Jaka dengan hati gak senang.

Mariam yang masih bisa mendengar, langsung menyusul langkah sang anak. Tanpa segan menje wer salah satu daun telinga Jaka.

"Dasar bandel! Kalo di bilangin selalu aja bantah perkataan ibu!" omel Mariam.

Brugh.

Jaka melepaskan genggamannya dari sepatu, lalu meraih jemari ramping sang ibu. Berharap wanita itu melepaskan jewerannya.

"Awwhhh sakit, bu! Aduh! Lepas bu! Telinga Jaka merah bu! Aduh sakit bu!" pekik Jaka dengan wajah kesakitan.

"Sekarang aja bilang sakit! Ibu gak suka ya, kamu takabur dengan apa yang belum terjadi! Kamu harusnya bersyukur Jaka! Masih bisa pulang dalam keadaan sehat!" gerutu Mariam.

"Astagaaa, kenapa lagi lu Mariam? Kenapa Jaka, lu jewer?" tanya Ali dengan nada gak senang.

Mariam melepaskan tangannya dari daun telinga Jaka, di lihatnya sang suami sudah berdiri di depan pintu dengan wajah kesal. Sementara Jaka langsung ngacir ke kamarnya usai memungut sepasang sepatunya dari lantai.

"Aye cuma peringatin Jaka, bang! Jangan takabur jadi anak!" kilah Mariam, meraih remot tv lalu mematikannya. Remot tv ia letakkan kembali di atas meja.

Ali mendengus kesal, ‘Udah tau gua mau nonton tv, tapi malah sengaja di matiin! Dasar bini kurang ajar! Gak anak, gak ibu, sama sama suka ngebangkang! Susah di atur!’

Ali melangkah menghampiri Mariam, "Harusnya yang dijewer itu si Ratih! Ajarin tuh anak perempuan lu! Kasih tau dia! Jadi anak, jangan jadi pembangkang… gua ini orang tuanya yang harus di hormati! Kalo sampe gua dengar, apa gua liat dia masih ada hubungan sama Damar, gua gak akan sungkan jodohin Ratih sama teman gua!"

"Sekarang bukan jamannya di jodohin, bang! Lagian Mar yakin, Ratih udah gak ada hubungan apa apa sama Damar." ucap Mariam dengan tatapan meyakinkan.

Damar meraih remot yang ada di atas meja, seiring dirinya yang duduk bersandar di sofa yang empuk.

"Terserah gua, mau zaman edan atau apa kek! Yang pasti, gua lebih berhak nentuin jalan hidup anak gua!" tegas Ali dengan nada gak santai.

Layar tv kembali menyala, memperlihatkan adzan yang tengah berkumandang. Mesjid yang ada di sekitaran rumah Ali pun tampak berkumandang.

Mariam menggelengkan kepalanya gak habis pikir, ‘Astaghfirullah, beri kesabaran hamba untuk menghadapi kerasnya hati bang Ali ya rab!’ batin Mariam.

Senyum terukir di bibir Mariam, melihat Jaka yang tengah melangkah ke arahnya. Dalam balutan sarung dan baju koko, peci hitam di atas kepakanya.

"Magrib dulu bang! Tuh liat Jaka udah siap jalan ke masjid!" seru Mariam, mengingatkan sang suami.

"Gua masih cape! Lu kan tau gua abis angkutin pohon ke atas mobil bak pelanggan! Gimana si lu, Mar! Buta apa mata lu!" sarkas Ali.

"Tar kan abis magrib abang bisa lanjut istirahat!" bujuk Mariam dengan selembut mungkin. Mengelus bahu sang suami.

Sreek.

Ali menepis tangan Mariam, ia bahkan mendorong wanita itu hingga jatuh terduduk di atas lantai.

"Lu punya kuping gak! Jangan ganggu gua dengan suara lu yang berisik!" sungut Ali dengan wajah merah padam, mata melotot tajam.

Jaka yang melihat, langsung menubruk sang ibu. Membantu wanita yang sudah melahirkannya untuk berdiri.

"Babeh kalo gak mau ke masjid, gak perlu dorong ibu! Ibu kan cuma ingetin babeh buat jalanin 5 waktu sebagai umat islam! Apa lagi babeh itu kepala keluarga di rumah ini! Harusnya babeh bisa kasih contoh yang baik buat Jaka, po Ratih dan ibu!" cerocos Jaka dengan tatapan gak suka.

Ali menggaruk kepalanya frustasi, ‘Sialaan! Gak anak, gak mak, sama aja! Bisanya cuma nyalahin gua!’

"Ibu ada yang luka?" tanya Jaka dengan tatapan khawatir.

Jaka menelisik sang ibu dari ujung kepala sampai kaki, ia bahkan mengitari tubuh Mariam sekedar untuk memastikan kondisinya.

Mariam mengelus puncak kepala Jaka, menatap putra ke duanya itu dengan tatapan kasih sayang.

"Ibu gak apa apa kok, Jaka! Kamu tunggu apa lagi? Jalan sana ke masjid!"

Ali menarik lengan Jaka dengan kasar, membawa putra ke duanya ke luar dari rumah. Satu tangannya memasukkan sejumlah uang ke dalam saku baju koko yang di kenakan putranya itu.

"Sana ke masjid! Tar magrib lu keburu abis! Itu upah lu, udah bantuin babeh beresin dagangan!" ujar Ali dengan nada yang lebih rendah.

"Jangan sakitin ibu, beh! Kalo babeh sakitin ibu, babeh berhadapan sama Jaka!" ancam Jaka.

"Bawel!"

Brugh.

Ali menutup pintu dengan kasar.

Sementara Jaka berjingkat kaget, menatap pintu rumah yang di tutup rapat oleh sang ayah.

"Astagfirullah, beri aku, ibu dan ka Ratih kewarasan menghadapi babeh ya rab!" gumam Jaka penuh harap.

***

Bersambung…

1
Gaby
Geregetan sama author, Suratih kenapa dibikin begitu
Irawan Hadi MM: makasih kak udh mampir,
salam kenal kak
total 1 replies
Liliana
gemes bener ini sama Suratih, cinta boleh oon jangan dong. Thor bikin gemes bener
Irawan Hadi MM: salam kenal kak
makasih udah mampir
total 1 replies
Jia
saya nonggol thor
Jia
lanjutkan up thor
Shafa Adeena
hadir
Be-Trhee
semangat untuk upgrade
Kinanti Putri
terus kan kak, di tunggu bab berikut nya
Kinanti Putri
semangat ya kak
Ummu Marhamah
bagus untuk karya mu kak, jangan lupa jaga kesehatan biar selalu up
Kiki Fitri
lanjutkan up nya kak
Kiki Fitri
is the best
Dinda Shaza
hadir kak
Amanda
sipppp keren banget thor
Amanda
keren
Alana
semangat terus thor
Nesia
keren banget nih💪💪💪😍
Sonia
💪💪💪💪💪 semangat terus thor
Nona
lanjutkan up nya kak
Ayah Fifi
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Donita
Bagus sih, lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!