NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak Perawat

Langkah kaki Xander terhenti di hadapan dua nisan tuan, dengan ukuran nama yang sebagian sudah pudar dimakan waktu. Angin sore berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering yang beterbangan di barisan makam. Kesunyian menyelimuti sekeliling, hanya sesekali terdengar suara burung gagak dari dahan pohon besar tak jauh dari sana.

Xander berjongkok di tengah-tengah kedua makam itu–makam ayah dan ibunya yang sudah lama pergi meninggalkannya.

"Ayah... Ibu..." suaranya lirih. "Kalian apa kabar di sana? Pasti baik, kan?" sebuah senyum tipis terukir di wajahnya, meski matanya berusaha menahan air yang hendak jatuh.

"Aku kangen banget sama kalian. Tapi kalian gak usah khawatir... Xander akan tetap kuat di sini, walau sendirian."

Kenangan masa kecil saat ia kehilangan kedua orang tuanya sebelum sempat dewasa kembali menghantam dadanya. Senyumannya berubah pahit, seolah menutupi luka yang tak pernah sembuh. "Ibu... Yah... Kalian lihat kan apa yang Xander lakukan sekarang? Tolong jangan hentikan aku... Ini caraku menolong orang-orang lemah yang nggak punya suara."

Ia terus mencurahkan isi hati pada kedua orang tuanya, seolah setiap bisikan akan sampai ke alam sana. Namun keheningan itu tiba-tiba dipatahkan oleh dering ponsel yang bergetar, di saku celananya. Xander meraihnya, menatap layar yang menampilkan satu nama: Adit.

"Hm..." Xander belum sempat melanjutkan kalimatnya ketika suara Adit terdengar panik dari sebrang sana.

"Xander, lo di mana sekarang?"

"Di makam nyokap gue, kenapa?" jawabnya cepat.

"Tolongin, gue bro! Ibu gue pingsan, gue nggak ada mobil buat bawa di ke rumah sakit," suara Adit terdengar penuh permohonan.

"Tunggu gue," Tanpa banyak kata, Xander langsung mematikan telpon sepihak. Wajahnya menegang, langkahnya mantap meninggalkan pemakaman. Bagi Xander, orang tua Adit sudah seperti orang tuanya sendiri. Mendengar kabar sang ibu pingsan membuat hatinya tak tenang.

Ia segara masuk ke mobil, menyelakan mesin, lalu melajukan dengan kecepatan tinggi. Klakson dari pengendara lain tak ia hiraukan. Untung saja hari ini ia membawa mobil–entah mengapa, biasanya ia lebih sering malas mengendarainya. Mungkin memang sudah takdir.

Tak lama, ia telah tiba di depan rumah Adit. Di sana, sahabatnya itu sudah panik sambil menggendong ibunya yang tak sadarkan diri. Begitu melihat Xander datang, Adit langsung menghampiri, dan Xander dengan sigap membantu membawanya masuk ke mobil.

Singkat cerita, mereka berhasil sampai di rumah sakit. Ibu Adit segera di tangani, sementara Xander dan Adit diminta menunggu di luar.

"Ibu pasti baik-baik aja," ucap Xander menepuk bahu sahabatnya, berusaha memberi kekuatan.

"Aamiin." bisik Adit lirih, matanya basah menahan cemas.

Beberapa saat kemudian, dokter bersama seorang perawat keluar dari ruang perawatan. Spotan Adit dan xander berdiri menyambut mereka.

"Dok, gimana kondisi ibu saya?" tanya Adit cemas.

"Kondisinya sudah stabil," jawab sang Dokter, membuat keduanya langsung menghela napas lega. "Tapi kali ini, jangan biarkan ibu anda kebanyakan makan cabai. Tubuhnya sudah nggak kuat menahan pedas berlebihan."

"Ya ampun... Jadi ibu pingsan gara-gara makan cabai?" Adit menggeleng tak percaya.

"Betul," sahut dokter. "Dari hasil pemeriksaan, terlalu banyak cabai membuat tekanan tubuhnya drop hingga menyebabkan pingsan."

Sementara Adit sibuk mendengarkan penjelasan dokter, tatapan Xander malah terpaku pada perawat yang berdiri di samping dokter. Ada sesuatu yang janggal–wajah perawat itu terlihat pucat, tatapannya kosong, seolah menyimpan ketakutan.

"Dok, boleh saya lihat kondisi ibu saya?" tanya Adit setelah dokter menjelaskan.

"Silahkan, asal jangan ganggu pasien," jawab dokter sambil merapikan catatan. "Kalau ada apa-apa, panggil saya."

"Baik, dok."

Dokter pun berlalu meninggalkan ruangan bersama perawat itu. Namun, pandangan Xander tetap mengikuti langkah sang perawat hingga ia menghilang masuk kembali ke dalam ruangan. Ada sesuatu tidak beres, batin Xander.

•○•

Malam pun tiba, Xander baru saja sampai di rumah pukul dua belas lewat. Ibu Adit masih di rawat inap di rumah sakit. Sebenarnya Xander berniat menemani, namun Adit memaksanya pulang–besok Xander sekolah, dan ia tak ingin Xander terlalu lelah.

Setelah membersihkan diri, Xander duduk di ruang tengah, menyalakan televisi sambil menyeruput mie instan hangat. Layar menayangkan Breaking News.

"Seorang perawat rumah sakit Dream Hospital, Bela Ayu Natasya (24), ditemukan tewas mengenaskan di gudang rumah sakit," suara reporter menggema di layar.

Deg!

Jantung Xander berdegup kencang, tubuhnya menegang kaku, menatap layar dengan sorot mata terbelak, tak percaya.

"Itu... Perawat yang kulihat siang tadi..." gumamnya pelan.

1
kaylla salsabella
ya Alloh tegang banget aku semoga Xander berhasil
Nona Jmn: Rawr🐯🤣😄🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Besok, malam yah🤭.
Upnya, jam 00:01
total 1 replies
kaylla salsabella
ikut tegang aku xan
Nona Jmn: 😄😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kaylla salsabella
hoooo aku mampir Thor😍😍😍
Nona Jmn: Selamat datang, semoga suka yah🫡🤭
total 1 replies
Najid Abdullah
terbaikkk..,mantappp....👍👍👍
Najid Abdullah
terbaik Thor.....seruu....lanjuttt....👍💪
Nona Jmn: Terima Kasih🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!