Pencopet Cantik

Entah sudah berapa lama Rania menghabiskan waktunya di gudang tersebut. Dia tidak melihat jam, dia terus saja bekerja, berharap pekerjaannya bisa selesai secepatnya. Bahkan dia melewatkan makan siangnya.

Rania terus saja menyusun buku dan file sesuai perintah Tomi.

Seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut dan terkejut melihat Rania disana.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Dimas.

Dimas adalah manager di bagian Pemasaran. Dia berniat menyimpan file hasil penjualan bulan ini.

"Apa kau tidak melihat jika aku sedang bekerja." jawab Rania ketus. Rasa lelah dan emosi kepada Tomi membuat dia bersikap ketus pada Dimas.

Dimas terkejut dengan jawaban Rania, tapi bukannya marah dia malah tersenyum, ada gadis yang tidak berpura pura. Dan tidak bersikap sok manis dihadapannya. Dan Dimas suka itu. Rasa penasarannya muncul dan ingin mengenal lebih jauh gadis di hadapannya ini.

"Apa kau pekerja baru? Karena aku belum pernah melihatmu sebelumnya." Tanya Dimas lagi.

Rania semakin kesal bukannya segera pergi, pria dihadapannya ini malah menggangu nya.

Rania tidak menjawab pertanyaan Dimas dan melanjutkan pekerjaannya.

"Baiklah, maaf jika aku mengganggu mu nona. Tapi sungguh aku ingin membantumu. Dan aku harap kita bisa berteman. Oh ya... Namaku Dimas." ucap Dimas ramah.

Dia membantu Rania menyusun file yang ada di bagian atas. Karena tubuh Rania yang mungil hingga dia tidak bisa menjangkau nya.

Rania melirik dan melihat Dimas sebentar kemudian melanjutkan pekerjaannya. Dimas juga diam dan terus membantunya menyusun file hingga tak terasa semua sudah selesai.

"Akhirnya selesai juga." ucap Dimas. Tampak dia kelelahan dan sedikit berkeringat. Rania menjadi tidak enak hati.

"Terima kasih." ucap Rania pelan.

Dimas tersenyum, akhirnya Rania mau berbicara.

"Aku kira kau tidak bisa bicara. Karena sejak tadi kau hanya diam dan aku terus yang berbicara." ucap dimas.

Rania melirik tajam kearahnya, membuat Dimas tertawa. Sungguh gadis yang unik. Tidak menutup nutupi sikapnya. Dan Dimas menyukainya. Dimas jadi bisa tertawa lepas.

"Maaf, aku hanya bercanda!" ucapnya setelah berhenti tertawa.

"Teman?" ucap Dimas mengulurkan tangannya.

Walau ragu, akhirnya Rania juga mengulurkan tangannya menjabat tangan Dimas.

Dimas tersenyum lebar. "Dimas." ucapnya mengulang perkenalan mereka.

"Rania" jawab Rania singkat.

"Sepertinya hari sudah sore. Sebaiknya kita pulang. Ayo" ajak Dimas beranjak keluar ruang penyimpanan tersebut diikuti oleh Rania.

"Mau pulang bareng?" tawar Dimas.

"Kamu duluan saja. Aku mau bertemu dengan temanku dan mengganti bajuku." jawab Rania.

"Tapi lain kali, kau harus mau pulang bareng aku ya. Oh ya, Senang bertemu denganmu," ucap Dimas. dan berjalan lebih dulu meninggalkan Rania.

Rania juga berbelok berjalan kearah ruangannya di lantai dasar, hendak mengambil tas dan mengganti bajunya sebelum pulang ke kost nya.

Tanpa dia sadari Seseorang memperhatikan nya sejak tadi. Dia bersembunyi di balik tembok saat Rania berjalan bersama dengan dimas keluar dari ruangan penyimpanan. Dia terlihat kesal dan marah.

Rania turun ke lantai bawah, Dilihatnya semua sudah sunyi. Di bukanya lokernya, mengambil tas dan baju gantinya. Berganti baju dan berjalan keluar untuk pulang.

Diliriknya jam yang baru dia pasang di tangannya, sudah menunjukkan pukul enam sore. Rania segera bergegas jika tidak ingin tertinggal angkutan umum.

Babang dimas

Terima kasih sudah mau mampir di novel Mamie ini. Jika berkenan berikan like, vote dan komen ya. Terima kasih.