NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Pak

Nikahi Aku, Pak

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Ingin berbuat baik, Fiola Ningrum menggantikan sahabatnya membersihkan apartemen. Malah menjadi malam kelam dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kesuciannya direnggut oleh Prabu Mahendra, pemilik apartemen. Masalah semakin rumit ketika ia dijemput paksa orang tua untuk dijodohkan, nyatanya Fiola sedang hamil.

“Uang yang akan kamu terima adalah bentuk tanggung jawab, jangan berharap yang lain.” == Prabu Mahendra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Tidak Mungkin Tertarik

Sudah tiga minggu berlalu sejak pertemuan Ola dengan Prabu dan tidak ada kesepakatan yang dihasilkan. Prabu sibuk dengan urusan di kantor, sedangkan urusan Ola dia serahkan pada Chandra.

Beberapa kali pengacara itu menemui Ola dan Maya di apartemen, tapi ditolak mentah-mentah. Ola tidak ingin bicara dan mengabaikan pria perlente berkacamata itu. Bahkan pernah saat lelah sehabis kerja, Chandra membujuk untuk bicara di tempat lain. Berakhir diusir security.

“Fiola.”

Ola menoleh, security dengan name tag Denis menghampirinya. Sudah lelah dan lapar kini ia harus menghadapi lagi masalah lain.

“Ada apa Mas?”

“Aku telpon kamu tapi nggak diangkat.”

“Oh, aku silent,” jawab Ola. Padahal ia tahu ada beberapa kali panggilan dari nomor Denis yang memang belum disimpan.

“Ada yang cari kamu, dia tunggu di lobby.”

“Siapa?” tanya Ola heran, tidak ada janji dengan siapapun apalagi di apartemen.

‘Apa mungkin Ayah, tapi nggak tahu tempat aku kerja. Siapa ya,’ batin Ola.

Dua hari lalu, Ayahnya kembali meminta Ola untuk pulang. Masih dengan alasan yang sama, akan dijodohkan. Bahkan mengancam akan menjemput ke Jakarta. Beruntung ia tidak pernah mengatakan alamat tempat tinggal dan tempatnya kerja. Hanya mengatakan kalau ia kuliah dan bekerja di apartemen sebagai asisten rumah tangga. 

Denis sengaja mensejajari langkah Ola, bisa dibilang memanfaatkan situasi tersebut. Berusaha mendekati karena tertarik, siapa yang tidak tertarik karena Ola memang cantik. Kalau dipoles make up dan memakai pakaian yang lebih modis, penampilannya akan seperti keturunan sultan atau setara dengan artis dan model.

“Kelihatannya bukan orang sembarangan, kayaknya juga bukan keluarga kamu.”

Ola semakin penasaran siapa yang mencarinya.

“Mungkin pacar kamu?”

“Hah? Saya belum ada pacar,” sahut Ola melangkah lebih cepat.

“Hm, tapi udah agak tua ya. Kamu lagi nggak ada masalah sama orang ‘kan?”

Hanya gelengan pelan, malas menanggapi Denis. Sampai lobby ia menatap sekeliling dan Denis menunjuk ke satu arah.

“Kalau butuh bantuan bilang aja, aku jaga di depan.”

Ola mengangguk lalu menghampiri seseorang yang berdiri membelakangi, sedang menelepon dengan ponsel di telinganya.

“Pak Chandra,” panggil Ola.

Pria bernama Chandra itu menoleh lalu mengakhiri obrolan lewat telepon.

“Mbak Fiola, apa kabar?” tanya Chandra mengulurkan tangan.

Saat ini Ola masih mengenakan seragam kerja, mengabaikan Chandra atau bersikap frontal akan merugikan dirinya. Membalas jabat tangan pria itu lalu menanyakan maksud mencarinya.

“Mbak Fiola, kita harus bicara, tapi tidak di sini.”

“Bapak semangat juga ya, dibayar berapa sama Pak Prabu?”

“Mbak, tolong ….”

“Nggak bisa, saya sibuk dan nggak ada waktu untuk bicara. Saya pikir sudah jelas ya, tidak akan saya terima uang sebagai bentuk tanggung jawab darinya. Berdoa saja, saya tidak berniat memperpanjang urusan ini ke ranah hukum.” Ola berusaha untuk tetap sabar dan tenang, gesture tubuhnya pun sebisa mungkin tidak menimbulkan perhatian. “Jangan mencari saya lagi, apalagi ke sini. Saya lagi cari tempat kerja baru, sampaikan ke klien bapak saya nggak akan cari dia.”

Ola mengangguk lalu meninggalkan Chandra.

“Mbak Fiola, tunggu … hah!”

Sudah berganti dengan pakaian biasa dan seragamnya disimpan di loker, ponsel Ola berdering ada panggilan dari majikannya.

“Iya, tante Gladys. Saya sudah kerjakan semua yang tante list,” ujar Ola tanpa basa-basi.

“Oh, makasih cantik. Kamu belum pulang ‘kan?” tanya Gladys di ujung sana.

“Hm, belum sih.” Menjawab ragu-ragu, sepertinya akan ada sesuatu setelah ini.

“Kebetulan. Aku habis belanja, tapi mendadak harus ketemu orang. Belanjaan aku minta taksi antar dan bentar lagi sampai. Kamu urus ya, sekalian dirapikan ke tempatnya. Oke cantik, thank you dan good night.”

“Tapi ….”  Panggilan diakhiri sepihak, Ola membenturkan pelan dahinya ke pintu loker. Meski kesal, bersyukur belum pulang. Bagaimana jadinya kalau ia sudah sampai kostan lalu harus balik lagi.

Sebelum ke lobby, ia mengambil trolly fasilitas gedung. Tidak lama taksi pun datang, lagi-lagi harus berinteraksi dengan Denis.

“Lembur nih?”

“Nggak juga, pemilik unit barusan telpon.”

Denis membantu memindahkan barang dari taksi ke trolly. Ternyata banyak juga belanjaan milik Gladys. Beberapa bag dengan merek pakaian ternama, sepatu juga accessories.

Sempat memfoto semua barang tersebut dan dikirimkan pada Gladys sebagai laporan kalau hanya itu yang ia terima dan siap diantar ke unit.

“Makasih mas,” ucap ola karena sudah dibantu.

“Fiola, tunggu! Sebentar lagi saya break, saya traktir makan ya,” usul Denis.

“Waduh mas, maaf saya masih harus beresin ini dan udah janjian sama Maya. Sorry ya.” Ola mengangguk dan gegas mendorong trolly menghindar dari Denis.

Belum sampai ke lift, langkahnya terhenti. Mendadak pandangan terasa berputar,  tangannya mencengkeram pegangan trolly. Ola mengatur nafas dan memejamkan mata sebentar.

Tidak ingin menghalangi orang yang akan menuju lift, Ola menggeser trolly mepet ke dinding.

“Aku … kenapa?”

Mengatur nafas dan kembali memejamkan mata. Mungkin karena kelelahan apalagi ia belum makan. Merasa lebih baik meski kepalanya masih berdenyut, trolly kembali di dorong. Pekerjaannya harus segera diselesaikan agar ia bisa lekas pulang.

Kalau menggunakan lift khusus karyawan, ia harus memutar dan lebih jauh. Memutuskan menggunakan lift biasa untuk penghuni apartemen. Berharap tidak ada yang mengenali, bersyukur sudah mengganti seragamnya.

Hanya fokus untuk segera kembali ke unit Gladys, Ola tidak menyadari ada yang memperhatikannya. Bahkan ikut masuk ke dalam lift yang sama. Pandangannya kembali berputar saat lift bergerak naik, membuat Ola hampir semaput.

“Mbak, kenapa?” seorang ibu yang berdiri di sampingnya membantu Ola berdiri.

“Agak pusing,” jawab Ola. “Terima kasih, bu,” ujarnya sambil mengangguk.

“Bersandar saja.”

Ola bersandar pada dinding lift dan kembali memejamkan mata. Sampai akhirnya ia tiba di lantai tujuan.

“Hati-hati mbak.”

“Iya, terima kasih bu.”

Pintu lift tertutup, hanya Ola yang keluar dan bersisa ibu tadi juga Prabu.

“Kasihan, untung nggak pingsan,” gumam Ibu itu.

Prabu mengernyitkan dahi, tadi Ola tepat berdiri di hadapannya. Pernah menyentuh dan merasakan tubuh Ola, diperhatikan lebih detail ternyata terlihat lebih kurus.

‘Sakit pun masih kerja, tapi uang yang aku tawarkan malah dia tolak,’ batin Prabu.

Sampai unitnya, Prabu menghubungi Gama sambil menarik dasi yang terasa mencekik juga melepas jasnya.

“Iya, Pak,” ucap Gama di ujung sana.

“Aku bertemu dengannya di lift.”

“Siapa pak?” tanya Gama terdengar pelan dan ragu-ragu.

“Ck, Fiola,” sentak Prabu. “Cari tahu apa rencananya, jangan sampai ia benar buat laporan,” titah Prabu. Chandra sudah menyampaikan pernyataan Ola saat ditemui tadi. bahkan pengacaranya itu sudah angkat tangan mengatasi masalah ini. Bagaimana pun posisi Prabu, bersalah. 

Sebenarnya Prabu penasaran kenapa masih sakit pun memaksa bekerja, tapi tidak ingin Gama mengira ia terlalu peduli dengan perempuan itu.

“Oh, baik pak.”

Panggilan diakhiri begitu saja. Prabu duduk bersandar di sofa menyandarkan kepala. Pikirannya kembali tertuju pada Fiola. Waktu di lift, ia memperhatikan dan tahu saat tubuh itu mendadak lemas. Ingin langsung menggendong dan membawa ke unitnya untuk istirahat karena khawatir. Namun, segan karena ada orang lain dan Ola belum tentu menerima bantuannya. 

“Ck, untuk apa aku peduli, tidak mungkin aku tertarik dengannya.”

 

1
Siti Hafsah
LUAR BIASA.Ku kira Fiola bakal disodorin nikah kontrak sama Pak Prabu,ternyata Pak Prabu benar-benar menemukan cinta sejatinya.Baru nikah tanpa segan,langsung bersikap lemah lembut dan penuh perhatian👍❤️
hiro_yoshi74
sosweet
Uthie
bakalan jadi cerita hubungan yg sweet nii diantara mereka 👍👍😍🤗
Julia Juliawati
maya jd kerja sm ola donk🤣🤣
ahmad suryadi
nah ini yv di tunggu " mulai seru cerita nya
crazy up thor semangat"
Putu Suciptawati
prabo jangan lagi kamu kasi iang mertuamu yg matre
Mrs.Riozelino Fernandez
apalagi klo prabu sampai tau klo Ola sempat jatoh didorong ayahnya,pasti bakalan ngamuk si Prabu...
Siireng Siireng
lanjut kak
khyti
kasih pljrn gih kedua mertuamu itu yg gila harta toxic kali jd org
anak kandung disiksa gak karuan ehh anak tiri aja disayang² gilakk
Purnama Pasedu
nggak ada Maya nggak rame
Mrs.Riozelino Fernandez
gpp Ola... permulaan 😅😅😅😅
Uthie
Hahaha... kalau gak ada Mays gak rameee pakkkk 😆😆😂
Uthie
Maayyyaaa.... kocak banget sihhh kamuuuu 😆😆😆/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hearty 💕
Maya Maya
Siti Dede
Gama yg anyep cocok sama Maya yg rame
Julia Juliawati
bener km maya. . ola yg di pacul Prabu 🤣🤣
hiro_yoshi74
jangan di pindah atu
kalo maya pindah nanti sepi
. kasian a' gama kn gak ada gandenganya wk wk wk
khyti
kalo upnya dobel dobel gini kan bahagia thor bacanya 🫰
hiro_yoshi74: se7 kk
total 1 replies
Purnama Pasedu
sexi ya pak prabu
Julia Juliawati
ngarep km maya 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!