Terlahir dari keluarga yang kaya Raya, Justin Alexandre tidak kekurangan apapun dalam hidupnya, apapun yang Dia inginkan selalu terpenuhi. Namun kehidupan kelam menyelimuti perjalanan hidupnya sejak Dia berumur dua belas tahun, kedua orang tuanya bercerai dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. Justin Hidup bersama Om dan Tante yang merawatnya sudah seperti anak sendiri. mereka hanya punya Justin jadi kasih sayangnya tidak terbagi sama sekali. walau demikian Justin masih tetap membutuhkan sosok orang Tua yang hilang sejak perceraian itu terjadi. Dia sangat membenci kedua orang tuanya, oleh sebab itu perubahan sikapnya menjadi Angkuh,sombong dan tidak berperasaan. hanya kepada Om dan Tantenya lah Dia bisa luluh dan kalah. Namun suatu Hari tanpa di sengaja, Dia bertemu dengan seorang Gadis sederhana dengan kehidupannya yang juga sederhana Cantik, berbakat, dan baru lulus kuliah. Akhirnya...Justin Jatuh cinta pada pandangan pertama, akankah Cinta Justin berbalas...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiskaahmaristhaBie95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Justin Mulai Cemburu!
Chapter 6
Mereka sudah di perjalanan untuk kembali kekantor, Justin memikirkan cara bagaimana besok Dia bisa sarapan lagi dengan Arena! ide Bagas ternyata tidak buruk, baru kali ini Dia mentraktir seorang wanita seumur hidupnya. "Jika sudah di genggamanku mana mungkin dengan mudah Aku lepaskan" sejak awal memang sudah di rencanakan Tuan Muda, pandangan pertama itu sudah membawanya sampai sejauh ini Arena Gadis polos dan juga baik! sebagian wanita berbondong- bondong ingin jadi kekasihnya, tapi tidak dengan Arena sejauh ini Dia masih terlihat cuek dan sikapnya masih seperti Asisten terhadap Bos.
beberapa menit di perjalanan mereka tiba di kantor.
Arena turun lebih dulu...
" Tuan, terimakasih untuk sarapannya pagi ini! Aaa Tuan! Saya turun dulu nanti baru Tuan menyusul" pinta Arena sembari celingak-celinguk.
" Kenapa Kamu jadi mengatur Saya?"
" Maaf Tuan, tidak bermaksud! Saya cuma tidak mau teman-teman kantor salah paham please Tuan..." Arena memohon
" Ehm, Turunlah!"
" Yeay, Terimakasih Tuan..."
Arena bergegas Turun, Tuan Muda melihat dari mobil sembari tersenyum kecil. sebahagia itu Justin melihat tingkah Arena.
Setelah Arena tak terlihat barulah Justin menyusul turun dan masuk kekantor.
Bagas sudah menunggu di pintu sembari menggoda Tuan Muda
"Tuan, bagaimana?" Bagas bertanya sembari memainkan Alis.
" Idemu sedikit buruk!" Justin mengejek
" Padahal Saya sudah bersusah payah Tuan!"
Justin tidak menjawab, Dia terus melangkah masuk! saat melewati para karyawan Justin kembali mengingatkan untuk mengumpulkan makalah yang tertunda, nanti Asistennya yang akan mengambil dengan ketua group.
Bagas mengkode perintah Tuan Muda agar segera di laksanakan.
" Bagas, tolong hubungi manager Zara Fashion! untuk kerjasama perlu pembaruan kontrak" perintah Bagas
" Baik Tuan Muda!"
Justin masuk ke ruangan,Terlihat Arena sudah sibuk di depan laptop! Tuan Muda mendekat dan berdiri di belakang Gadis itu!.
" Apa yang sedang Kamu kerjakan?" tanya Justin
Saat Tuan Muda ingin menunduk Arena menoleh ke belakang, wajah mereka bertatapan begitu dekat! bahkan hampir berciuman, Arena terdiam sejenak bola matanya bulat menatap lekat ke arah Tuan Muda begitu pun sebaliknya. setelah tersadar Arena langsung memalingkan muka dan menganggap tidak terjadi apa-apa.
" Aaa, Saya sedang melihat jadwal Tuan! Hari ini ada rapat di kantor Central group jam sepuluh" jelas Arena
" Baiklah atur saja, nanti Kamu ikut Saya!"
" Baik Tuan!"
" Ambil beberapa berkas dengan Karyawan, Saya akan segera mengecek" perintah Justin
" Ehm! (Arena hanya mengangguk)"
Setelah berkas di ambil, Arena kembali masuk ruangan dan menyerahkannya kepada Tuan Muda.
" Ini berkasnya Tuan!"
" Em, Kamu silahkan kembali"
Justin mulai melihat satu persatu makalah Karyawan tentang proyek Mall yang akan di bangun tepat di tengah perkotaan.
makalah yang tidak memuaskan Justin lempar ke bawah satu persatu, membuat Arena yang duduk tidak jauh darinya kaget! wajah Justin langsung berubah datar, dari sekian banyak nya karyawan hanya tiga referensi yang memuaskan. Arena memberanikan diri mengambil makalah-makalah yang berserakan di lantai merapikan makalah itu dan meletakannya di atas meja.
" *Apa Tuan Muda ini hobinya Tantrum? apa-apa di lempar, di buang, hufff! harus banyak bersabar Kamu Arena kalau tidak mengingat gajinya yang besar sudah pasti aku mundur dari awal*!" Gadis itu ngedumel dalam hati
" Apa yang Kamu lakukan?" Justin melontar pertanyaan
" Tuan, Saya hanya merapikan berkas! sekalipun hasilnya tidak memuaskan Tuan tidak boleh bersikap seperti ini" Arena tidak menyadari kata-katanya
" Punya hak apa Kamu menasehati Saya!"
Arena sedikit kesal mendengar kata-kata Tuan Muda
" Tuan, menasehati tidak harus menunggu Tuan sebagai CEO dan Saya asisten! kami orang biasa juga punya hak untuk di hargai, sikap Tuan yang seperti ini sudah menyakiti para karyawan! mereka juga lelah bekerja, tekanan dari Tuan terhadap mereka hanya memperburuk pola pikir karena yang mereka pikirkan hanya ketakutan! takut salah dan takut Tuan marah. maaf Saya lancang Tuan, tapi tanpa mereka Tuan bukan apa-apa. permisi!" Arena kembali duduk di meja kerjanya.
Justin terdiam, baru kali ini Dia kehabisan kata-kata dan tidak bisa marah! dari luar Bagas mendengar semua percakapan! Dia begitu terheran-heran Tuan Muda tidak tantrum seperti biasanya, benar-benar cinta bisa merubah segalanya! semoga saja cinta Tuan Muda tidak bertepuk sebelah tangan, Bagas khawatir Arena tidak menyukai Tuan Muda! entah apa yang akan terjadi jika benar demikian.
jam rapat sudah tiba,
Arena dan Justin berjalan ke mobil, kali ini Bagas yang mengemudi! mereka berangkat ke Central Group untuk mengadakan meeting bulanan kerja sama proyek yang sudah setengah jalan di bangun.
setibanya di tempat Tuan Muda di sambut hangat oleh manager! Arena menyusul turun dari mobil, saat melihat siapa managernya Arena kaget! sesempit inikah Dunia? Arena melangkah mendekat
" Kak Dikta? Ini beneran Kamu?"
" Arena! kita ketemu lagi" Dikta melempar senyum manis
" Kak Dikta manager di kantor ini?"
" Mmmm, kebetulan ini perusahaan keluargaku" jelas Dikta
" Ooo, baiklah!"
" Iya, Kamu bekerja di perusahaan Tuan Muda Justin?"
" Iya Kak, hehe"
" Ya sudah ayo masuk"
Arena hanya mengangguk
Justin melihat Arena begitu akrab dengan manager Central Group, mereka saling mengenal? ada hubungan apa di antara mereka...? Justin bertanya-tanya sembari menatap sinis ke arah Manager. Bagas menyadari perubahan sikap Tuan Muda, Dia sedang berada dalam kobaran api cemburu. "*Nona Arena ...tolong jangan tertawa lepas dengan Pria lain didepan Tuan Muda*!" Bagas berharap suara hatinya di dengar oleh Arena ...Bagas menepuk jidat karena tidak tau harus bagaimana.
setibanya di ruangan, Justin langsung duduk tanpa sepatah katapun. moodnya sudah kurang baik, semoga saja tidak bertambah parah.
rapat di mulai, beberapa ajuan sudah dirubah dan model bangunan lantai tiga harus dibuat seperti apa banyak yang menyarankan modern klasik membuat perubahan dan perbedaan dari Mall pada umumnya.
setelah bertukar pikiran, manager menyerahkan semua keputusan kepada Tuan Muda.
" Bagaimana Tuan? apa... Tuan berkenan?"
" Lanjutkan!" hanya satu kata
namun jawaban itu membuat bahagia staf dan manager yang ada di tempat! tidak seperti biasanya Tuan Muda semudah ini dalam memberi keputusan.
Rapat selesai...
Arena dan Tuan Muda keluar berbarengan, Bagas sudah berjalan di depan membiarkan Tuan Mudanya senang berduaan di belakang.
" Arena!" Dikta memanggil dari belakang
" Eh, Kak Dikta! ada apa?"
" Kak? sedekat itu hubungan mereka berdua?" gumam Justin dalam hati, namun wajahnya belum bereaksi.
" Maaf Tuan Muda, Saya mengganggu Asisten Tuan sebentar! (Dikta menyampaikan dengan lembut) Ren, nanti Aku jemput ya pulang kerja" ternyata Dikta membahas rencana jalan-jalan sorenya
" Tapi Aku bawa sepeda motor Kak!"
" Gampang, nanti Saya minta seseorang untuk mengantarnya pulang"
" Mmm, baiklah Kak" Arena tersenyum
" Sampai ketemu Nanti!"
Arena hanya mengangguk...
Justin mengepal kedua tangannya, ternyata Arena dan Manager itu sudah sedekat ini! ( ***Saya tidak akan membiarkan Anda mendekati orang yang Saya cintai! jangan berharap nanti akan berhasil kencan kalian***) Justin sudah membuat rencana untuk menggagalkan pertemuan mereka di luar jam kantor.
Di dalam mobil sepanjang perjalanan Justin hanya menekuk wajahnya, Dia ingin sekali marah namun takut nanti Arena semakin menjauh! karena hal itu yang tidak Dia inginkan. Bagas menyadari kecemburuan Tuan Muda benar-benar cemburu karena Cinta! Nona Arena begitu tidak peka dengan sikap Tuan Muda, Apa... benar dugaannya? Nona Arena tidak menyukai Tuan Muda? gawat jika itu benar, Tuan Muda pasti akan semakin kejam dan Brutal! secara Dia tidak akan bisa terima yang namanya penolakan.
Setelah tiba di kantor Justin langsung menarik Arena masuk ke ruangan. mengunci pintu dan mengangkat Arena duduk di atas meja. tatapan Justin tajam seolah rasa cemburu itu sudah tidak bisa Ia tahan lagi.
," Tuan, ada apa? Kenapa Tuan seperti ini?" Arena sedikit ketakutan
" ada hubungan apa Kamu dengan Manager itu?"
" Tuan, hal pribadi Saya tidak perlu Tuan Muda tau terlalu jauh!"
" Jawab!" Justin sedikit membentak
Arena semakin ketakutan namun Dia berusaha untuk tetap terlihat tegar
" Tuan tidak berhak tau! Saya disini bekerja bukan karena hal lain" Arena menegaskan
jawaban Arena membuat Justin semakin kesal, Dia pun langsung mencium bibir Arena dengan paksa! membuat Gadis itu semakin ketakutan dan berusaha melepaskan diri dari cengkraman CEO.
" Tuan lepas!" Arena menolak tubuh Justin dengan keras
pemberontakan Arena membuat Tuan Muda semakin menjadi.
" Kamu dengar baik-baik, Kamu hanya milik Saya! bahkan manager itu Saya bisa menghancurkannya kalau Kamu macam-macam!"
" Tuan, Anda begitu kejam! Tuan tidak berhak atas diri Saya, karena Saya bukan siapa-siapa Tuan"
" Ayo kita menikah!" Justin menegaskan
Arena tercengang dengan omong kosong Tuan Muda, bagaimana bisa Dia mengucapkan kata-kata kotor itu.
" Tuan, jaga sikap Anda! Saya menghormati Tuan, Saya harap Tuan juga bisa menghormati Saya"
" Saya tidak akan melepaskan Kamu Arena! Apa yang Saya mau harus menjadi milik Saya, termasuk Kamu"
" Saya tidak menyukai Tuan sama sekali! tolong jangan Gila seperti ini"
" Saya tidak butuh Kamu mencintai Saya, yang terpenting Saya mencintai Kamu dan Saya mendapatkan apa yang Saya Mau"
" Ternyata Benar, selain kejam! Tuan juga selalu memaksakan kehendak. Saya akan segera mengundurkan Diri! Saya tidak mau gila di tempat ini" Arena sudah tidak bisa menahan amarahnya.
" Kamu coba saja melawan Saya, nanti Kamu akan tau apa yang bisa Saya lakukan!"
Arena hanya bisa diam, semakin keras Dia melawan maka Tuan Muda akan semakin kasar! Dia mempunyai kekuasaan yang belum ada tandingannya.
Arena tidak menyangka Tuan Muda menyukainya, padahal Dia datang untuk bekerja bukan menggoda. jika sejak awal tau akhirnya begini, Arena sudah mundur dulu daripada memulainya. sifat Tuan Muda perlahan mulai terlihat, kecemburuannya membuat Arena semakin membenci.
Bersambung.... 🤗🤗🤗
kita akan Next terus yaaa jangan lupa kasih Author semangat terus 😘😘😘