 
            Nona, Kau Hanya Milikku
Chapter 1
Justin Sudah terbiasa bangun pagi, dan tertib dengan waktu yang Dia gunakan. pantang baginya ketika hendak berangkat kekantor, pekerja di rumah belum menyediakan sarapan. semua yang ada di atas meja akan melayang dalam sekelip mata. dan ini sudah menjadi kebiasaan Justin dalam mengutarakan amarahnya. hidupnya terdidik keras, meski ada pengganti orang tua namun saat di tinggalkan Justin sudah bisa berpikir dan menilai, di tambah lagi IQ nya yang cerdas dapat mengingat semua kejadian di masalalu dan ingatan itu melekat hingga Ia tumbuh remaja dan dewasa.
Para pelayan sangat memahami watak Tuan mudanya, oleh sebab itu mereka tidak akan lalai sedetikpun apapun yang menjadi kebiasaan Tuan muda akan selalu di ingat dan menjadi catatan penting dalam pekerjaan.
Pagi ini, Pria itu sudah bersiap-siap dan langsung menuju meja makan! mengenakan baju kantor yang rapi menambah ketampanannya semakin terpancar. di tambah lagi BodyGuard yang selalu mengawalnya kemana-mana.
Sup jagung dan Jus alpukat favoritnya setiap pagi harus tersedia, Justin tidak suka menu paginya di ubah kecuali Dia yang meminta.
" Tuan Muda, tadi Nyonya berpesan nanti jam sebelas siang Tuan di minta untuk menjemput Nyonya di butik" Asisten Rumah Tangga menyampaikan pesan
" Emmm!" dengan Nada cuek Justin menjawab
Justin melanjutkan sarapan dan meminum Jus alpukatnya.
setelah semua selesai, Dia bergegas keluar dan masuk ke mobil. BodyGuard sudah menunggu sembari membukakan pintu mobil. Merekapun berangkat kekantor.
" Apa Agenda hari ini?" Justin bertanya kepada ajudan pribadinya
" Oh, hari ini Ada rapat jam sembilan pagi di perusahaan Sempro City Tuan, dan Tuan menjadi Tamu VIP" jelas ajudan
" Terus?"
" lanjut, Jam Dua sore ada meeting di kantor"
" Atur saja, Saya percaya!"
" Baik Tuan!"
Mobil terus melaju menuju perusahaan Sempro City.
Sepanjang perjalanan Justin tak banyak bicara, Dia hanya memantau Ipad kerja, hidupnya sibuk dengan bekerja! tidak sempat untuk berkencan dan mencari pasangan. banyak Gadis dari anak Kliennya yang ingin berkenalan, namun tak satupun yang bisa memikat hati seorang Justin. Traumanya yang mendalam terhadap kedua orang tuanya membuat Justin menutup hati, dan tidak ingin terlalu mengenal wanita kecuali sudah saatnya dan menemukan yang terbaik.
Brukkkk...
Sedang fokus memantau pekerjaan tiba-tiba supir membanting Stir membuat Justin dan ajudannya terpental kedepan dan kepalanya membentur kursi mobil.
" Kamu Ingin Saya Mati!" bentak Justin kepada supirnya.
" Mohon maaf Tuan! Saya tidak bermaksud, di depan ada sepeda motor yang
melintas! Saya terpaksa mengerem mobilnya," jelas supir ketakutan.
" Siapa orangnya?"
" Sepertinya seorang perempuan Tuan,"
" Sial! Bagas, Kamu urus dulu" pinta Justin
" Baik Tuan"
Justin memegangi keningnya yang terbentur karena terasa sakit dan nyilu. sementara Bagas turun untuk mengurus pengendara yang tertabrak di depan.
" Maaf Nona, apakah ada yang terluka?" Bagas menanyakan keadaan Gadis itu
" Ah tidak Pak, Saya baik-baik saja! ini hanya lecet biasa"
" Ayo Saya bawa kerumah sakit?"
" Tidak usah Pak, Saya baik-baik saja"
" Baiklah, ini Alamat perusahaan! kalau ada apa-apa Nona bisa datang ke alamat
ini, Kami akan bertanggung jawab!"
" Baik Pak, terimakasih! Saya juga minta maaf karena kurang hati-hati"
" Tidak masalah, Ah baiklah kalau begitu Saya permisi dulu"
" Iya Pak"
Bagas kembali masuk ke mobil,
sementara Gadis itu mengendarai sepeda motornya dan kembali melanjutkan perjalanan. sekilas Justin melihat wajah cantik Gadis yang di tabrak tadi, wajahnya yang imut mengenakan helm hello kitty. Justin terpana sejenak melihatnya.
" Semuanya sudah beres Tuan Muda" jelas Bagas
" Siapa nama Gadis itu?" tanya Justin
" Maaf Tuan, Saya tidak bertanya. tapi... Saya sudah memberi alamat perusahaan nanti kalau ada apa-apa Saya sudah memintanya untuk datang"
Justin hanya diam dan terus memperhatikan Gadis itu dari spion mobil yang melaju semakin jauh. Justin tidak pernah merasakan rasa yang aneh sepert ini, wajah Gadis imut itu terbayang-bayang di matanya.
Setibanya di perusahaan Sempro City, Justin di sambut hangat oleh ajudan-ajudan perusahaan sebagai tamu VIP, lalu manager perusahaan juga datang menyambutnya. kedua pengawal dan Bagas ikut Justin masuk kedalam menjaga Tuan mudanya.
Setibanya di dalam Justin harus menunggu beberapa menit, hal ini lah yang paling Dia benci! menunggu walau hanya lima sampai sepuluh menit.
" Maaf Tuan Muda, Kami harus membuat Tuan muda menunggu" Manager meminta maaf kepada Justin karena Dia sangat tau watak Tuan muda ini.
" Anda taukan, Saya paling benci menunggu! hanya membuang-buang waktu Saya"
" Maaf Tuan! Saya..."
" Bagas, batalkan semuanya" Justin memotong pembicaraan
" Baik Tuan!" Bagas mencoret daftar
" Tuan tolong beri kesempatan,"
Justin langsung berdiri dan meninggalkan perusahaan, Dia mengajak Bagas bersama dua bodyguard nya kembali ke kantor. prinsip yang Dia tanam tidak ada siapapun yang bisa merubahnya. semua keputusan akhir Justin lah yang menentukan.
Setelah di dalam mobil, Justin kembali melihat Gadis yang tertabrak tadi memarkirkan sepeda motornya di perusahaan Sempro! sepertinya Gadis itu ingin melamar pekerjaan karena ada berkas di tangannya.
" Bagas, bukankah itu Gadis yang tadi?" tanya Justin pelan
" sepertinya Iya Tuan!"
" Cari informasi tentang Gadis itu, dan buat Dia datang ke perusahaan Kita,
bagaimanapun caranya" pinta Justin lagi
" Baik Tuan, segera laksanakan, (Aneh sekali Tuan Muda, tidak biasanya seperti ini, apa...Ah sudahlah, bukan kapasitas Saya untuk tau lebih jauh)" Bagas terheran-heran dengan sikap Tuan Mudanya.
Mereka pun meninggalkan tempat dan kembali kekantor, Justin langsung membatalkan pertemuan, meski menjadi Tamu VIP tapi Justin tidak ragu untuk melepaskannya.
setelah tiba di kantor, Justin melihat karyawannya ada yang sedang berdebat kecil dan itu masalah pekerjaan! tanpa berkata sepatah katapun Ia langsung melempar berkas di atas meja yang ada di depannya, semua terdiam dan kembali duduk di tempat masing-masing. Justin belum bersuara saja semua sudah ketakutan apalagi kalau mengeluarkan suara, mungkin semuanya sudah pingsan di tempat. sedingin itu CEO perusahaan Bintang Merah! tidak ada satupun yang berkutik apalagi melontarkan pendapat.
" Bagas, urus rapat nanti! Saya Mau menjemput Mama di Butik" pinta Justin sembari duduk di kursinya
" Baik Tuan, apakah ada pesan yang perlu Saya sampaikan?"
" Ikuti saja pendapat-pendapat yang baik, Saya akan memantau dari jauh nanti"
" Baik Tuan,!"
" Emmm, Kamu boleh keluar"
Bagas hanya mengangguk dan langsung keluar dari ruangan Justin
Justin lanjut memantau kurva kenaikan saham, dan tahun ini saham perusahaan naik drastis dari 60% menjadi 80% hampir mencapai Angka sempurna. semua tidak lepas dari kerja keras karyawan dan juga kedisiplinan yang Dia tanam! perlu sedikit kejam dan di takuti agar bawahan tidak semena-mena dan sembrono dalam bekerja.
Bersambung... 🤗
Next... bakal lebih seru, selamat membaca Guys 😍😍😍🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments