Serena Halim, seorang Aktor papan atas yang mengalami Transmigrasi ke tubuh seorang Istri Pemburu.
Bagimana jadinya jika Serena yang kaya raya, tiba-tiba menjadi istri durhaka, yang hidup dalam kemiskinan di peradaban China kuno.
Note : Berdasarkan Imajinasi Author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Butterfly era
Saat sedang berendam, Yuwen menarik Yue berdiri. Yue yang tidak siap nyaris limbung, untung saja Yuwen langsung memeluknya erat-erat.
"Aduh hampir jatuh loh." Ucap Yue.
"Maaf, tapi kemana celananmu." Ucap Yuwen.
"Aku lepas hehehe." Cengir Yue.
"Apa?." Kaget Yuwen.
"Nanti basah, aku tidak mau memakai celana basah saat turun nanti." Ucap Yue, merasa benar.
"Astaga, kau tidak takut milikmu di gigit ikan?." Yuwen tidak habis pikir.
"Memangnya ikan mau?." Heran Yue.
Merasa konyol, Yuwen menggendong Yue dan naik ke atas, Yue tidak protes karena memang sudah merasa dingin dan lelah. Sampai di atas, Yuwen langsung memakaikan celana Yue dan menggendongnya turun ke bawah.
Tidak lupa membawa keranjang punggung berisi dua kelinci hidup dan satu kelinci potong yang sudah bersih dan siap di masak. Yue merasa cukup senang, tapi dia mengantuk karena kelelahan.
"Duh, ngantuk." Celetuk Yue.
Yuwen Tidak banyak bicara, langsung menggendong Yue membiarkan Yue tidur di dekapan nya. Yuwen tersenyum menatap Yue, wajah polosnya saat tertidur sangat lucu apalagi wajahnya yang mulai membulat lucu.
"Aku mencintaimu, Yue." Batin Yuwen.
Deg.
"A-apa yang aku pikirkan?!." Yuwen salting sendiri.
Mereka turun dan kembali ke rumah, setelah merebahkan Yue di ranjang. Yuwen ke halaman belakang, mengukus daging kelinci diatas tungku, lalu mulai membuatkan kandang untuk para kelinci.
Yuwen sibuk membelah bambu dan membuat kandang kelinci kecil, suara ketukan bambu membuat Yue terbangun. Dirinya meregangkan tubuh, lalu turun dan mendekat ke sumber suara.
"Sedang apa?." Suara Yue, serak baru bangun tidur.
"Membuat Kandang kelinci, apa sudah lapar?." Tanya Yuwen.
"Hmm, apa ini daging kelinci?." Tanya Yue.
"Iya, baru aku kukus. Apa kau mau memasaknya?." Tanya Yuwen.
"Iya, aku masak semur saja ya." Ucap Yue.
"Lakukan saja, aku akan membantumu setelah menyelesaikan ini." Ucap Yuwen.
"Tidak perlu, bakpao kita kan masih ada. Aku akan memasak ini sebentar." Ucap Yue.
"Baiklah, panggil aku jika perlu bantuan." Ucap Yuwen.
Yue mengangguk, Mulai meniriskan daging kelinci rebus. Mengganti panci dengan wajan, bersiap membuat bumbu semur dengan bahan seadanya.
Yue menghaluskan bawang putih, merica dan kunyit. Menambahkan sedikit cabai bubuk , hanya bumbu seadanya tapi setidaknya sudah ada kecap saat ini.
Kecap itu dibawa oleh Yue dari markas Guild, awalnya dia terkejut karena melihat kecap di koleksi barang langka dan harganya sangat mahal. Yue membawa satu botol besar, dia bisa menggunakannya sebaik mungkin.
Yue memanaskan minyak lalu menumis bumbu halus, menambahkan daun jeruk dan sereh yang sudah di geprek. Setelah bumbu berlubang, Yue memasukan Daging kelinci potong. Dia mengaduknya hingga merata, setelah diaduk merata, Yue memasukan penyedap dan garam, lalu menuangkan setengah gelas air, menambahkan air sedikit saja karena daging susah di rebus dulu tadi.
Terakhir Yue menambahkan kecap manis hitam pekat, dia menambahkan kecap secukupnya, menutup membuatkan semua bumbu meresap sempurna.
Setelah 15 menit, Yue meniriskan semur kelinci dan bakpao yang sudah di hangatkan. Makan sore siap di santap, Yuwen juga baru selesai membuat kandang kelinci. Dia juga sudah memberi makan kuda dan kelinci.
Yuwen mencuci tangan dan bersiap makan, mereka makan bersama. Yuwen selalu makan dengan lahap, masakan Yue memang sangat lezat sekali.
"Apa seenak itu?." Tanya Yue.
"Ya, aku sangat suka masakanmu." Ucap Yuwen.
"Aku senang mendengarnya, tetap olahraga ya aku tidak suka pria gendut." Ucap Yue, terkekeh.
"Aku sendiri juga tidak mau gendut." Yuwen tersenyum.
Sebenarnya Yue membawa satu karung beras, hanya saja Yue ingin menghabiskan stok tepung dulu. Takutnya tidak dipakai dan akan sia-sia, dia harus mensyukuri semua makanan jangan sampai dibuang.
"Di dunia mu dulu, kau suka makan apa?." Tanya Yuwen.
"Aku suka tumis kangkung, ayam goreng dan sambal. Rasanya lezat sekali, apalagi jika dipadukan dengan nasi hangat." Ucap Yue.
"Kau suka pedas?." Tanya Yuwen.
"Yaa, aku sangat suka pedas. Oh bagaimana jika besok kita buat bakso? sebentar lagi musim dingin kan? kita bisa membuat bakso sebagai stok makanan." Ucap Yue.
"Aku harus segera menutup rumah dengan rapat, kita bisa menghangatkan tubuh dengan menggunakan kultivitasi. Semoga anak kita lahir sebelum musim dingin tiba." Ucap Yue.
"Di negara ku tidak ada musim salju, aku harus keluar negri jika ingin merasakan salju." Ucap Yue, jujur.
"Benarkah? itu menyenangkan. Bertahan di suhu dingin itu sangat menyebalkan." Ucap Yuwen.
"Hahahah, memang tapi tetap saja bagi kami yang tidak pernah merasakan. Itu hal yang menakjubkan dan membuat iri." Ucap Yue.
"Setelah ini kau akan menghadapi musim salju setiap tahun." Ucap Yuwen, berusaha menghibur.
"Wah benar juga, ayo kita nikmati suasana sebelum musim gugur tiba." Ucap Yue.
"Ya, sepertinya anak kita akan lahir saat musim gugur tiba tahun ini." Ucap Yuwen, mengelus perut Yue.
"Benar juga, sudah menginjak 7 bulan kehamilan. Perutku semakin terlihat ya." Ucap Yue.
"Aku tidak sabar bertemu dengannya, tapi apa kau baik-baik saja? apa kau merasa takut?." tanya Yue.
"Takut? tentu saja, tapi aku juga sangat menantikan kelahiran anak kita." Ucap Yue.
"Apa besok mau ke Pasar? kita belum membeli pakaian bayi." Ajak Yuwen.
"Mau, sekalian membeli tahu." Ucap Yue.
"Apa kau ingin makan tahu?." Yuwen menoleh.
"Hehehhe, aku ingin memasak makanan khas negaraku. Namanya Pepes jamur, aku ingin kau mencicipinya juga." Ucap Yue.
"Aku jadi tidak sabar. Kau bisa memasak masakan yang kau sukai, aku pasti akan memakannya tanpa protes." Yuwen tersenyum.
"Terimakasih." Ucap Yue, merasa dihargai.
Yuwen mengajak Yue ke halaman belakang, di belakang rumah ada sebuah tebing curam. Tapi pemandangan di sana sangat-sangat indah sekali.
Ada batu besar yang menjadi pembatas, Yue menatap sekeliling dengan senyum manis. Sungguh suasana yang tenang dan menyenangkan, tidak punya tetangga, tidak punya mertua atau ipar cerewet, hidup berdua dengan suami, ini adalah surga.
"Yah meskipun setelah ini harus siap menghadapi bapak mertua jahanam, para ibu mertua tiri dan ipar-ipar yang membuat sakit kepala. Aku harus menikmati hidupku yang tenang disini." Batin Yue, memejamkan matanya.
Yuwen bersandar di batu pembatas, Yue mendekat di sebelahnya lalu mencium Yuwen dengan manis. Yue berharap kebahagiaan ini akan selalu di kenang, dia ingin semua hal manis yang sudah dia lalui menjadi penguat dikala mereka mendapatkan banyak masalah.
"Sesenang ini melihat hutan?." Ucap Yuwen.
"Ini ketenangan sebelum kita masuk ke intrik istana kan?." Ucap Yue.
"Hahahah kau benar, saat kita kembali pasti akan terjadi kegemparan." Ucap Yuwen.
"Sampai seperti itu?." Kaget Yue.
"Tentu saja, aku yang dulunya di kenal sebagai Pangeran cacat buruk rupa, kembali dengan kondisi wajah yang sempurna, membawa istri cantik dan seorang anak. Tidak hanya itu, aku juga memiliki kekuatan di belakangku." Ucap Yuwen, cukup sombong.
"Hahaha, aku jadi berdebar." Ucap Yue.
"Aku akan memastikan, kau dan anak kita sudah menguasai bela diri sebelum kita kembali ke Istana." Ucap Yuwen.
"Bukankah terlalu cepat bagi anak kita belajar beladiri?." Kaget Yue.
"Tidak, dunia kita berbahaya. Dia harus dibekali ilmu yang beladiri, dia harus bisa mengandalkan dirinya sendiri karena kita tidak bisa selalu di sampingnya." Ucap Yuwen.
"Jika begitu, aku berharap anak kita laki-laki." Ucap Yue.
"Kenapa?." Heran Yuwen.
"Karena jika dia perempuan, dia akan sangat menderita. Sebagai wanita dia harus dipaksa kuat, padahal kodratnya di lindungi dan mempercantik diri. Jika anak kita laki-laki, dia memang harus kuat dan kokoh karena kodrat laki-laki adalah melindungi dan menjadi kuat, apa aku terdengar egois?." Tanya Yue.
"Sedikit, tapi aku juga setuju. Sebagai wanita di saat seperti ini memang sangat dirugikan. Tapi, aku akan tetap mencintainya meskipun anak kita perempuan." Ucap Yuwen, tegas.
"Aku juga, aku sangat mencintai anak kita baik dia laki-laki ataupun perempuan. Aku ingin dia sehat dan hidup bahagia, aku ingin dia tahu bahwa kelahirannya sangat dinantikan." Ucap Yue, mengelus perutnya.
"Anak kita, sudah pasti anak yang kuat. Tidak peduli dia memiliki bakat kultivitasi atau tidak, dia pasti memiliki mental yang kuat karena dia anakku." Ucap Yuwen, mengelus perut Yue yang mulai terlihat.
"Aku masih perlu banyak belajar untuk menjadi orangtua, tapi aku harap kita berhasil mendidik anak kita jadi anak baik, bahagia dan ceria." Ucap Yue, penuh harap.
"Aku juga akan berkaca dengan masa kecilku, aku tidak akan melukai hati anakku meskipun aku sedang memarahinya. Aku ingin dia tau, bahwa Ayahnya selalu mendukungnya pada situasi apapun, aku ingin dia tau bahwa hidupnya akan baik-baik saja karena Ayahnya selalu ada di belakangnya." Ucap Yuwen, menatap perut Yue, dengan tatapan sendu.
"Aku akan selalu memberikan cinta dan kasih sayangku, anak kita tidak akan kekurangan kasih sayang orangtuanya. Kita harus sama-sama belajar menjadi orangtua yang baik, anak pertama kita tidak boleh merasakan keegoisan kita, dia harus bahagia sejak dalam kandungan sekalipun." Ucap Yue, tidak mau membuat anak pertamanya merasakan kebodohannya sebagai orangtua baru.
"Terimakasih, aku senang anakku lahir dari wanita hebat sepertimu. Terimakasih sudah datang padaku, Sele-ina." Ucap Yuwen.
"Hahahahaha, coba katakan SE-RE-NA." tuntun Yue.
"Serena." Ucap Yuwen, meksipun aksennya aneh.
Yue tersenyum, memeluk Yuwen dengan bahagia. Dia sangat bersyukur dengan hidupnya saat ini, memiliki suami yang dingin tapi tau arti sebuah ikatan pernikahan yang sesungguhnya.
Pria yang tumbuh kekurangan kasih sayang, tapi dia bukannya terpuruk justru bangkit dan akan mewujudkan keluarga bahagia miliknya sendiri. Dia adalah pria hebat yang pantang menyerah dan bermental baja.
bila perlu bungkam juga kaisar yang bodoh itu.
semangat slalu up nya thor.
ya kali anak baru lahir bisa membunuh ibu nya langsung 🙄
minta di geprek ini pala nya kaisar biar sadar dari amnesia sesaat nya
setelah Yue sehat, baru saat nya Yue juga ikut beraksi memberantas para titisan nek lampir itu 😁