NovelToon NovelToon
ISTRI KANDUNG

ISTRI KANDUNG

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Romansa / Dark Romance
Popularitas:46.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Penolakan Aster Zila Altair terhadap perjodohan antara dirinya dengan Leander membuat kedua pihak keluarga kaget. Pasalnya semua orang terutama di dunia bisnis mereka sudah tahu kalau keluarga Altair dan Ganendra akan menjalin ikatan pernikahan.

Untuk menghindari pandangan buruk dan rasa malu, Jedan Altair memaksa anak bungsunya untuk menggantikan sang kakak.

Liona Belrose terpaksa menyerahkan diri pada Leander Ganendra sebagai pengantin pengganti.

"Saya tidak menginginkan pernikahan ini, begitu juga dengan kamu, Liona. Jadi, jaga batasan kita dan saya mengharamkan cinta dalam pernikahan ini."_Leander Arsalan Ganendra.

"Saya tidak meminta hal ini, tapi saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih sepanjang hidup saya."_Liona Belrose Altair.

_ISTRI KANDUNG_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Kecemburuan Sang Menantu

Leander duduk bersama dengan keluarganya, menyatakan diri bahwa pernikahannya dengan Liona dipercepat hingga semua merasa sedikit aneh.

“Ada apa? Kenapa tiba-tiba begini?” tanya Gibran heran, pasalnya ia tahu kalau Leander paling vokal menolak perjodohan ini awalnya.

“Aku hanya tidak ingin menunda lagi, Pa. Semakin cepat akan semakin bagus dan tidak akan membuang waktuku,” jawab Leander tenang.

“Baiklah, Papa akan rundingkan semua ini dengan Jedan dan Samaira. Kalau mereka setuju, kita akan percepat semua ini.” Leander mengangguk.

“Galen mana?” tanyanya ketika tidak melihat sang kakak duduk.

“Ada di dalam kamar dengan Karina, tampaknya mereka memiliki sedikit masalah,” jawab Gibran yang tentunya bisa dimengerti oleh Leander.

Leander segera mengirimkan pesan pada Liona bahwa keluarganya setuju untuk mempercepat pernikahan tersebut, Liona yang menerima pesan merasa sangat bahagia.

Sementara di kediaman Jedan, mereka berempat sampai pusing sendiri. Lantaran Liona dan Samaira tidak ada di rumah itu sekarang.

“Papa menerima pesan dari Gibran untuk memperundingkan pernikahan Leander dan Liona. Bagaimana ini?” kata Jedan pada ketiga anaknya.

“Kalau Liona tidak ditemukan dalam waktu singkat, kau yang harus menikah dengan Leander. Tidak ada lagi penolakan, Aster.” Arsen berkata dengan tegas pada adiknya itu.

Aster langsung mengepalkan tangan dan mendengus kesal.

“Aku yang akan mencari Liona, percayakan padaku.” Aster langsung berdiri dari duduknya dan pergi.

Ia sudah membayar orang untuk mencari keberadaan Liona dan ia dapatkan. Aster tengah menuju ke hotel tempat Liona menginap saat ini, di sana juga ada Samaira yang memang dilindungi oleh Leander.

Saat Aster masuk, ia langsung dicegat oleh anak buah Leander dan tidak mengizinkan Aster menemui Liona.

“Tapi dia itu adikku, aku ingin bertemu dengannya,” bentak Aster yang membuat anak buah itu semakin kesal lalu mendorong tubuh Aster.

“Pergi sebelum kami bertindak lebih jauh lagi padamu.”

“Kalian tidak tua berurusan dengan siapa hah? Aku anak Jedan Altair dan kalian sudah berani kurang ajar padaku,” marah Aster lalu memukuli salah seorang anak buah Leander dengan sepatunya.

“Oh jadi begini kelakuan anak Altair? Sangat tidak punya sopan santun dan terlalu bodoh bertindak di depan orang ramai,” ledek anak buah itu tanpa peduli siapa Aster.

Aster yang sudah kepalang emosi memilih untuk pergi dari sana dan menghubungi Jedan untuk mengambil Liona ke hotel itu.

Jedan sendiri kini sudah berada di rumah Gibran untuk membicarakan pernikahan Liona dan Leander.

...🥀...

Kesepakatan antara dua keluarga telah dibuat dan pernikahan akan dilaksanakan minggu depan. Leander juga memberitahu pada Jedan bahwa Liona akan diurus sendiri olehnya tanpa perlu merepotkan Jedan sama sekali.

Sebenarnya hal ini menimbulkan kecurigaan dari Gibran dan Gita, tapi mereka memaklumi karena Leander memang suka bertindak semaunya apalagi ini pernikahan dia.

Semua tidak mempermasalahkan sama sekali, Jedan setuju.

Seminggu berlalu...

Pesta pernikahan antara Liona dan Leander berjalan dengan baik, kemewahan dan kemegahan terpampang jelas di pesta itu. Hari ini Liona tersenyum dan tertawa tanpa beban sama sekali, begitu pun dengan Samaira.

Pernikahan dilakukan selama empat hari berturut-turut, dua hari di mansion Ganendra dan dua hari di mansion Altair.

Setelah semua acara selesai. Leander membawa Liona ke Varamesh sesuai dengan keinginan Liona saat itu untuk berbulan madu. Negara yang terkenal dengan keindahan alamnya dan cuaca dingin karena saat ini sedang musim salju.

Samaira sendiri dibujuk lagi oleh Jedan untuk pulang dan dia mau, karena bagaimana pun juga. Jedan masih suaminya dan pertikaian ini hanya akan menggiring opini buruk bagi keluarga Jedan sendiri.

Hari pertama Liona di rumah Ganendra disambut dengan baik oleh Gibran dan Gita serta ketiga saudara laki-laki Leander. Mereka bahkan sangat menyayangi Liona layaknya anak sendiri.

Karina yang merupakan menantu tertua di keluarga itu cukup merasa tersaingi dengan kehadiran Liona, pasalnya dia sendiri tidak direstui oleh Gibran dan Gita.

“Selamat datang, aku harap kamu betah di rumah ini,” ucap Karina pada Liona dengan senyuman sinisnya.

“Terima kasih.”

“Karina, kamu bisa bantu Mama untuk menyiapkan cemilan ini?” seru Gita pada menantu pertamanya.

“Maaf, Ma. Aku sudah melakukan perawatan kuku dan ini sangat mahal. Mungkin Liona bisa membantumu,” jawab Karina lalu melenggang pergi dari sana.

Liona melirik Gita yang kini menahan amarah, ia mendekat lalu menyiapkan cemilan ringan bagi para pria yang kini tengah ngobrol di ruang keluarga.

Gita melirik ke arah Liona, ada rasa rindu yang membuncah dalam hati Gita pada Liona. Ia sendiri tidak tahu apa, yang jelas keinginan untuk memeluk Liona sangatlah besar.

“Apa Mama boleh memeluk kamu, Liona?” pinta Gita yang membuat Liona sedikit terkejut.

“Boleh, Ma.”

Gita langsung memeluk menantu barunya itu memejamkan mata dan membayangkan seseorang yang sangat dia rindukan. Air mata Gita jatuh dan bahunya mulai bergetar, Liona memberikan ruang bagi Gita dan membiarkan Gita seperti itu sampai dia puas.

“Ouh ada drama apa ini? Kenapa harus pelukan segala di dapur?” ledek Zion yang baru masuk ke sana mengambil air minum.

Pelukan itu terlepas dan Gita menghapus air matanya.

“Memangnya salah memeluk menantu sendiri?” balas Gita yang hanya direspon dengan kekehan kecil oleh Liona dan Zion.

Cemilan itu siap dan diantar langsung oleh pelayan. Liona menyiapkan minuman secara langsung pada Leander, dan menyuguhkan cemilan ke hadapan suaminya.

Liona duduk di sebelah Leander dan kini mereka semua saling berbincang mengenai banyak hal yang Liona sendiri tidak mengerti akan pembahasan tersebut.

Liona sesekali mencuri pandang pada Karina dan Galen yang terlihat sangat dingin, mereka seakan bukan pasangan suami istri saja. Lebih tepatnya seperti musuhan, sedangkan Tristan dan Zion saling menjahili satu sama lain.

Tristan perlahan melirik Liona dan berkata lembut, “Aku suka melihat dagumu, Liona. Apa boleh aku menyentuhnya?”

Sontak semua yang ada di sana kaget, terlebih Liona dan Leander.

Leander langsung mendekap Liona dan menatap tajam Tristan.

“Aku tidak mengizinkan, kau pikir istriku ini boneka yang bisa kau sentuh semaumu?” bantah Leander.

“Hanya menyentuh saja, ya paling aku cubit sedikit. Bukan mencium dagu istrimu, Leand.”

“Tidak. Aku tidak mengizinkannya. Kau gila ya.”

Gibran dan Gita langsung tertawa mendengar perdebatan kecil itu. Liona sendiri merasa geli saat Tristan ingin menyentuh dagunya, karena baginya itu hal yang konyol.

“Tapi dagu Liona memang bagus dan menarik, aku juga ingin menyentuhnya,” timpal Galen dengan candaan, namun Karina justru menganggapnya sebuah pengkhianatan.

Disaat yang lain tertawa, Karina justru membanting gelas di tangannya dan berdiri.

“Menantu yang direstui memang begini, dipuji, dipuja, dan dielu-elukan. Bahkan suamiku sendiri merasa tertarik untuk menyentuhnya, ck... Seperti barang obralan saja,” celetuk Karina yang membuat Leander langsung berdiri.

“Jaga ucapanmu, Karina. Kau menghina istriku dan itu artinya, kau akan bermasalah denganku, sialan.” Karina yang tidak takut menantang tatapan Leander.

“Kenapa? Aku wajar sakit hati saat suamiku mengatakan hal itu terhadap istrimu.” Karina menghentakkan kaki dan pergi dari sana.

Liona menarik tangan suaminya agar tenang. Galen sendiri tidak berniat untuk minta maaf pada Karina atau pun menyusul istrinya itu.

1
Refa Dabil
Kecupannya mana/Chuckle/
Refa Dabil
Haha gak pedas lagi/Joyful/
Dewa Gotam
Siapkan kapsul besi mu
Dewa Gotam
Nyari gara2 aja ini org
Reni Irine
Syarat yg luar biasa dan penuh aura dominan si Lean/Chuckle/
Reni Irine
Yakin kalau dia bakalan lebih protek lagi sama Liona ini
Lolly Prameswari
Segitunya Lean ya/Cry//Cry/ aku terharu
Lolly Prameswari
Makanan skrg di kontrol lagi
Rihafa Syamil
Lio, suami kamu gak tidur semalaman karna gak kuat liat kamu sakit
Rihafa Syamil
Dia bukan hanya menjaga fisik, tapi juga hati dan pikiran Liona
Maita Loma
Kalau gue jdi lu sih malu ya
Maita Loma
Ni org gak tau aja kalau Leander marah gmna ya
Helga Lana
Kasian ya Liona, sulit pasti menghilangkan bayangan siksaan dlu
Helga Lana
Diare doang dia udah secemas ini
Humairah
Nurut aja biar dia seneng
Humairah
Kalau suami spek Lean begini, aku mah rela di posesif in tiap hari/Chuckle/
Tambuan
Pria penuh perhatian
Tambuan
Uuhh dia mulai emosi saking khawatirnya, apalagi sejak mengigau semalam
Siti Hanifa
Bosan hidup ya?
Siti Hanifa
Dia kasih perhatian tanpa menghilangkan sisi dominannya 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!